Pengusiran warga Tepi Barat yang dimulai pada Ahad 18/04 lalu memicu demonstrasi bersama Hamas dan Fatah. Rabu kemarin (21/04) ratusan warga Palestina bersama Hamas, Fatah dan wakil semua kelompok Palestina melakukan demonstrasi di dekat perlintasan antara Jalur Gaza dan Israel.
Dalam aksi itu tampak kebersamaan seluruh faksi di Palestina, termasuk antara Hamas yang islami dan Fatah yang sekuler, yang sejak 2007 diberitakan tak pernah bersatu. Salah satu papan yang dibawa peserta demo menguatkan hal ini. "Bergandengan tangan melawan keputusan Zionis untuk mengusir warga Palestina dari Tepi Barat," demikian bunyinya.
Pihak Israel membantah jika negara itu merencanakan untuk melakukan deportasi besar-besaran. Israel juga mengatakan aturan baru yang telah diberlakukan pekan lalu itu hanya menyangkut orang yang tinggal di Tepi Barat secara tidak sah. Namun deportasi 200 warga sebagaimana dinyatakan Ketua Parlemen Palestina, Dr. Aziz Duwek jelas merupakan deportasi terorganisir.
AS Menegaskan "Tak Ada Ruang"
Setelah Ahad malam (18/04) AS melalui Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menyatakan dukungannya pada Israel "tak akan goyah" Rabu kemarin (21/04) Penasehat Keamanan Nasional AS James Jones menyatakan tak ada "ruang pemisah" antara Amerika dan Israel.
"Setiap orang harus mengetahui bahwa tak ada ruang, tak ada ruang, antara Amerika Serikat dan Israel ketika sampai pada masalah keamanan Israel. Komitmen kami bagi keamanan Israel tak tergoyahkan. Itu masih sekuat sebelumnya," tegas Jones pada pertemuan Washington Institute for Near East Policy kemarin.[AN]
Dalam aksi itu tampak kebersamaan seluruh faksi di Palestina, termasuk antara Hamas yang islami dan Fatah yang sekuler, yang sejak 2007 diberitakan tak pernah bersatu. Salah satu papan yang dibawa peserta demo menguatkan hal ini. "Bergandengan tangan melawan keputusan Zionis untuk mengusir warga Palestina dari Tepi Barat," demikian bunyinya.
Pihak Israel membantah jika negara itu merencanakan untuk melakukan deportasi besar-besaran. Israel juga mengatakan aturan baru yang telah diberlakukan pekan lalu itu hanya menyangkut orang yang tinggal di Tepi Barat secara tidak sah. Namun deportasi 200 warga sebagaimana dinyatakan Ketua Parlemen Palestina, Dr. Aziz Duwek jelas merupakan deportasi terorganisir.
AS Menegaskan "Tak Ada Ruang"
Setelah Ahad malam (18/04) AS melalui Menteri Luar Negeri Hillary Clinton menyatakan dukungannya pada Israel "tak akan goyah" Rabu kemarin (21/04) Penasehat Keamanan Nasional AS James Jones menyatakan tak ada "ruang pemisah" antara Amerika dan Israel.
"Setiap orang harus mengetahui bahwa tak ada ruang, tak ada ruang, antara Amerika Serikat dan Israel ketika sampai pada masalah keamanan Israel. Komitmen kami bagi keamanan Israel tak tergoyahkan. Itu masih sekuat sebelumnya," tegas Jones pada pertemuan Washington Institute for Near East Policy kemarin.[AN]
0 comments:
Post a Comment