Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Pasca Revolusi, Pamor Mesir Melejit di Mata Umat Islam

Written By mimin on Monday, March 14, 2011 | 7:01 PM


Di bawah rezim Mubarak, Mesir menjadi negara yang represif terhadap gerakan Islam, terutama kepada Ikhwanul Muslimin. Kebijakan-kebijakan luar negerinya juga cenderung tidak memihak kepentingan umat Islam. Kentara sekali bahwa Mesir saat itu menjadi mitra strategis Israel.

Misalnya terhadap Palestina yang tengah berjuang meraih kemerdekaannya dari pendudukan Israel. Mesir justru menjadi perpanjangan tangan negara zionis itu untuk menggencet Palestina. Terakhir, Mesir mendukung upaya Israel untuk memblokade Gaza. Bahkan Mesir membangun tembok baja untuk ikut "mengisolasi" penduduk Gaza di penjara tersebar di dunia.

Sebagai akibatnya, Mesir yang merupakan negeri Islam yang cukup besar, menjadi tidak memiliki wibawa dan cenderung dibenci oleh umat Islam, terutama Palestina. Akumulasi kebencian yang sama di dalam negeri menyulut revolusi 25 Januari. Sampai akhirnya, di hari ke-18 (11/2) Mubarak turun dari jabatannya sebagai Presiden.

Kini, pasca revolusi, seiring harapan umat Islam di berbagai negara, pamor Mesir melejit. Pernyataan para pemuda pelopor revolusi turut meningkatkan ekspektasi ini. Para pemuda 25 Januari menyatakan bahwa turunnya Mubarak barulah awal dari revolusi, bukan segala-galanya. Cita-cita mereka adalah memperbaiki Mesir serta meningkatkan perannya dalam percaturan dunia Islam, khususnya dalam membantu kemerdekaan Palestina. Menghapus blokade Gaza menjadi prioritas dan konsekuensi awal cita-cita revolusi.

Jajak pendapat terkini yang dilakukan Infopalestina membuktikan melejitnya pamor Mesir itu. Jajak pendapat yang diikuti 4498 responden dalam rentang waktu mulai 7/3/2011 dan berakhir 14/3/2011 itu menyatakan mayoritas warga Palestina berharap pada Mesir.

Sejumlah 4268 atau 94,86 % responden memilih pilihan pertama, yaitu sponsor Mesir bagi rekonsiliasi tanpa berpihak kepada salah satu pihak Palestina.

Sementara 188 responden atau 4,18 % memilih pilihan kedua yaitu Mesir tidak turut campur dalam rekonsiliasi Palestina secara final, dan 43 responden atau 0,96 % memilih opsi ketiga yaitu “Tidak tahu”. [AN/bsb]

0 comments:

Post a Comment