Buku "Lee Kuan Yew: Hard Truths to Keep Singapore Going" membuat muslim Singapura tersinggung. Di dalam buku itu, Bapak Bangsa Singapura Lee Kuan Yew menyatakan bahwa kepatuhan kepada ajaran Islam membuat masyarakat muslim di negeri kota itu menghadapi kesulitan dalam berintegrasi dengan penduduk Singapura lainnya.
"Saya akan katakan sekarang bahwa kita bisa mengintegrasikan semua agama dan ras, kecuali Islam," kata Lee dalam bukunya itu.
"Saya kira kita tengah berproses sangat baik sampai kemudian Islam datang dan jika Anda tanya mengenai pengamatan saya, maka komunitas-komunitas lain lebih mudah berintegrasi --dalam berteman, pernikahan dan seterusnya," demikian statement lainnya dalam buku itu.
Singapura adalah negara kota dengan mayoritas penduduk keturunan Cina, sementara ras-ras minoritas termasuk Melayu dan India. Jumlah muslim juga tergolong minoritas di sana.
Menyusul ketidaksenangan umat Islam terhadap statemen-statemen kontroversial dalam buku yang terbit Januari 2011 itu, Lee kemudian mengaku salah dan meralatnya, Selasa (8/3).
"Hard Truths adalah sebuah buku yang didasarkan pada 32 wawancara dalam jangka waktu dua tahun. Saya menyampaikan komentar yang satu itu (yaitu) mengenai integrasi warga muslim dengan komunitas lainnya, kemungkinan besar dua atau tiga tahun lalu," kata Lee dalam satu pernyataan tertulisnya di media lokal.
"Saya mengaku keliru. Saya harap bahwa kecenderungan ini akan berlanjut di masa datang," kata Lee (87), yang tetap menjadi penasihat pemerintah berpengaruh lewat posisinya sebagai menteri utama.[AN/Ant]
"Saya akan katakan sekarang bahwa kita bisa mengintegrasikan semua agama dan ras, kecuali Islam," kata Lee dalam bukunya itu.
"Saya kira kita tengah berproses sangat baik sampai kemudian Islam datang dan jika Anda tanya mengenai pengamatan saya, maka komunitas-komunitas lain lebih mudah berintegrasi --dalam berteman, pernikahan dan seterusnya," demikian statement lainnya dalam buku itu.
Singapura adalah negara kota dengan mayoritas penduduk keturunan Cina, sementara ras-ras minoritas termasuk Melayu dan India. Jumlah muslim juga tergolong minoritas di sana.
Menyusul ketidaksenangan umat Islam terhadap statemen-statemen kontroversial dalam buku yang terbit Januari 2011 itu, Lee kemudian mengaku salah dan meralatnya, Selasa (8/3).
"Hard Truths adalah sebuah buku yang didasarkan pada 32 wawancara dalam jangka waktu dua tahun. Saya menyampaikan komentar yang satu itu (yaitu) mengenai integrasi warga muslim dengan komunitas lainnya, kemungkinan besar dua atau tiga tahun lalu," kata Lee dalam satu pernyataan tertulisnya di media lokal.
"Saya mengaku keliru. Saya harap bahwa kecenderungan ini akan berlanjut di masa datang," kata Lee (87), yang tetap menjadi penasihat pemerintah berpengaruh lewat posisinya sebagai menteri utama.[AN/Ant]
0 comments:
Post a Comment