Upaya kaum Syiah untuk menambah pengikut di Indonesia terus berlangsung. Paham yang menghalalkan nikah mut’ah dan meyakini keutamaannya itu terutama mengincar wanita, termasuk para akhwat.
Seorang akhwat menceritakan bagaimana upaya salah seorang dedengkot Syiah menjalankan misinya step by step. Untungnya, dengan pertolongan Allah, sang akhwat tersebut lolos dari jebakan itu.
Modusnya dimulai dengan berkenalan dan menampakkan kebaikan di facebook. “Saya berkenalan dengan seorang akhwat di facebook. Dia begitu baik sekali hingga saya tidak ada sedikitpun rasa curiga terhadapnya,” kata akhwat tersebut seperti dilansir konsultasisyariah, Selasa (4/2).
Karena dekat dan ada rasa percaya, akhwat ini pun berbagi cerita tentang keadaannya. Kebetulan, ia dan keluarganya tegolong kurang mampu. Lalu wanita yang kemudian ia sadari sebagai dedengkot Syiah itu mengajaknya bertemu. Dan tidak main-main, ia hendak membantunya Rp 50 juta.
“Dia memberi saya uang sebanyak 50 juta. Entah dari mana uang itu dia dapat,” lanjutnya.
Sayangnya, uang itu tidak diberikan percuma sebagai bantuan seorang muslimah kepada muslimah lainnya. Ada syarat berat yang membuat akhwat ini kaget.
“Tapi dia mengisyaratkan kepada saya agar saya merayu ikhwan salaf untuk menikah dengan saya setelah itu harus saya tinggalkan dan cari korban lagi.”
Mendengar syarat itu, akhwat ini langsung menolaknya. “Maaf mbak, saya gak bisa. Lebih baik saya hidup serba kekurangan daripada harus berlaku bejat,” tegasnya pada wanita itu.
Sadar misinya gagal, wanita tersebut kemudian meninggalkan sang akhwat. Belakangan, akun facebooknya pun tidak aktif lagi.
Situs konsultasisyariah menambahkan, kasus serupa juga terjadi di Bangil. “Ada yang diberi santunan 1 juta/bulan, bahkan sampai 2 juta/bulan. Kami tidak tahu pasti asal sumber dana itu, namun dugaan terkuat dana itu berasal dari Iran,” terang situs tersebut.
Adanya pendanaan “dakwah” Syiah dari Iran bukanlah isu baru. Bahkan di Malaysia, September 2013 lalu, Pembantu Administrasi Kementerian Dalam Negeri Zamihan Mat Zin mengungkapkan bahwa ada orang-orang bergelar ustadz yang mengaku digaji oleh kedutaan sebuah negara di Asia Barat untuk menyebarkan ajaran Syiah di Malaysia.
Lalu mengapa agen Syiah mau mengeluarkan uang hingga 50 juta agar akhwat yang diincarnya mau menikah dengan ikhwan lalu meninggalkannya? Ternyata tidak berhenti di situ. Ia juga mensyaratkan kepada akhwat tersebut untuk melakukannya kepada ikhwan berikutnya. Jika hal ini sampai dilakukan akhwat tersebut, ia akan terjebak pada nikah mut’ah. Nikah untuk sementara waktu, lalu bercerai. Nikah sementara waktu lagi, lalu bercerai lagi. Jika ia telah melakukannya berkali-kali bisa jadi ia kemudian akan di-“cuci otak” bahwa hal itu tidak mengapa. Ia pun akan dialihkan dari menikah dengan ikhwan Sunni menjadi nikah mut'ah dengan lelaki Syiah. Dan jatuhlah ia menjadi pelaku nikah mut’ah yang sesungguhnya. Dinikahi untuk sementara waktu dengan mahar dalam jumlah tertentu. Dan jika sudah berganti-ganti pasangan demikian, penyakit kelamin mengintainya, menjadi penderitaan dunia. Dan dosa zina bisa menyeretnya menuju penderitaan abadi di neraka. Untunglah, dengan pertolongan Allah kemudian imannya, sang akhwat tersebut lolos dari jebakan mengerikan Syiah. [IK/bersamadakwah]
Seorang akhwat menceritakan bagaimana upaya salah seorang dedengkot Syiah menjalankan misinya step by step. Untungnya, dengan pertolongan Allah, sang akhwat tersebut lolos dari jebakan itu.
Modusnya dimulai dengan berkenalan dan menampakkan kebaikan di facebook. “Saya berkenalan dengan seorang akhwat di facebook. Dia begitu baik sekali hingga saya tidak ada sedikitpun rasa curiga terhadapnya,” kata akhwat tersebut seperti dilansir konsultasisyariah, Selasa (4/2).
Karena dekat dan ada rasa percaya, akhwat ini pun berbagi cerita tentang keadaannya. Kebetulan, ia dan keluarganya tegolong kurang mampu. Lalu wanita yang kemudian ia sadari sebagai dedengkot Syiah itu mengajaknya bertemu. Dan tidak main-main, ia hendak membantunya Rp 50 juta.
“Dia memberi saya uang sebanyak 50 juta. Entah dari mana uang itu dia dapat,” lanjutnya.
Sayangnya, uang itu tidak diberikan percuma sebagai bantuan seorang muslimah kepada muslimah lainnya. Ada syarat berat yang membuat akhwat ini kaget.
“Tapi dia mengisyaratkan kepada saya agar saya merayu ikhwan salaf untuk menikah dengan saya setelah itu harus saya tinggalkan dan cari korban lagi.”
Mendengar syarat itu, akhwat ini langsung menolaknya. “Maaf mbak, saya gak bisa. Lebih baik saya hidup serba kekurangan daripada harus berlaku bejat,” tegasnya pada wanita itu.
Sadar misinya gagal, wanita tersebut kemudian meninggalkan sang akhwat. Belakangan, akun facebooknya pun tidak aktif lagi.
Situs konsultasisyariah menambahkan, kasus serupa juga terjadi di Bangil. “Ada yang diberi santunan 1 juta/bulan, bahkan sampai 2 juta/bulan. Kami tidak tahu pasti asal sumber dana itu, namun dugaan terkuat dana itu berasal dari Iran,” terang situs tersebut.
Adanya pendanaan “dakwah” Syiah dari Iran bukanlah isu baru. Bahkan di Malaysia, September 2013 lalu, Pembantu Administrasi Kementerian Dalam Negeri Zamihan Mat Zin mengungkapkan bahwa ada orang-orang bergelar ustadz yang mengaku digaji oleh kedutaan sebuah negara di Asia Barat untuk menyebarkan ajaran Syiah di Malaysia.
Lalu mengapa agen Syiah mau mengeluarkan uang hingga 50 juta agar akhwat yang diincarnya mau menikah dengan ikhwan lalu meninggalkannya? Ternyata tidak berhenti di situ. Ia juga mensyaratkan kepada akhwat tersebut untuk melakukannya kepada ikhwan berikutnya. Jika hal ini sampai dilakukan akhwat tersebut, ia akan terjebak pada nikah mut’ah. Nikah untuk sementara waktu, lalu bercerai. Nikah sementara waktu lagi, lalu bercerai lagi. Jika ia telah melakukannya berkali-kali bisa jadi ia kemudian akan di-“cuci otak” bahwa hal itu tidak mengapa. Ia pun akan dialihkan dari menikah dengan ikhwan Sunni menjadi nikah mut'ah dengan lelaki Syiah. Dan jatuhlah ia menjadi pelaku nikah mut’ah yang sesungguhnya. Dinikahi untuk sementara waktu dengan mahar dalam jumlah tertentu. Dan jika sudah berganti-ganti pasangan demikian, penyakit kelamin mengintainya, menjadi penderitaan dunia. Dan dosa zina bisa menyeretnya menuju penderitaan abadi di neraka. Untunglah, dengan pertolongan Allah kemudian imannya, sang akhwat tersebut lolos dari jebakan mengerikan Syiah. [IK/bersamadakwah]
0 comments:
Post a Comment