Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Yang Paling Dibenci oleh Pasangan Kita

Written By mimin on Wednesday, February 12, 2014 | 10:08 PM

Ketika cinta berpisah - desainkawanimut
Diantara banyaknya sebab perceraian, adalah munculnya mantan pacar atau yang lebih sering dikenal dengan CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali). Fenomena ini merupakan satu dari sekian banyaknya alasan mengapa Islam mengharamkan pacaran (hubungan laki-laki dan perempuan tanpa ikatan pernikahan). Karena, tabiat orang yang dicintai, sama sekali tidak mengharapkan adanya pihak kedua.

Oleh karena itu, masing-masing pasangan harus menjaga baik-baik, agar hal remeh ini tidak hadir di tengah biduk rumah tangga. Demi kelangsungan ikatan suci pernikahan itu sendiri. Apalagi, sebagaimana kita fahami, bahwa masalah kecil yang terjadi selepas menikah, ketika tidak disikapi dengan bijak, bisa menjadi sebuah masalah besar yang berujung pada kata pisah.

Di luar itu, yang perlu kita fahami pula, bahwa Allah akan memberikan ujian di sepanjang kehidupan kita. Di mana ujian itu, berbentuk sesuatu yang kita sukai atau tidak. Dan, ujian-ujian kehidupan, semuanya, bertujuan untuk membuktikan, apakah iman kita benar? Atau hanya pemanis bibir belaka.

Yang tak kalah urgennya untuk kita sadari, bahwa setan akan selalu menggoda. Bahkan, salah satu proyek terbesar setan terhadap umat manusia adalah menggalakkan perceraian. Sehingga, setan akan mencari banyak cela agar mereka bisa menceraikan banyak pasangan dengan caranya. Tentu, keteledoran kita dalam hal ini, bisa menjadi andil dalam masuknya godaan setan ke dalam hangatnya rumah tangga yang telah susah payah kita bangun.

Pagi itu, Bejo, seorang pemuda asal Purwokerto berkisah. Bahwa dia yang menetap di Depok sejak tahun 1999, dan sekarang sudah mempunyai dua anak, masih mencari mantan pacarnya yang asli Pemalang. Sekilas, alasan yang Bejo kemukanan ini benar, “Jadi, saya masih mencarinya karena dulu masih punya hutang, Mas.” Jadi, hutang yang dia maksud adalah sejumlah uang yang dia pakai waktu keduanya masih berpacaran.

Karena hutang adalah kewajiban, maka Bejo merasa wajib pula untuk menemui mantannya itu. “Tapi, usaha saya sia-sia. Nomor hand phone-nya hilang, alamat rumahnya juga lupa. Hanya ingat nama jalan dan kecamatannya.” Jika ini yang menjadi alasan, maka hal ini masih bisa ditolerir.

Namun, lanjutnya, “Sebenarnya, mantan saya ini enak, mas. Enak, banget. Diajak komunikasi juga nyambung.” Nah, kenapa jadi memuji? Belum sempat ditanya, dia sudah mengerti apa yang ada di benak sahabat yang diajaknya bercerita itu, “Sayangnya, gak tahu kenapa, tiba-tiba dia menikah dengan orang Betawi.” Aduh! Emang ada aturan harus meminta ijin kepada dirinya ketika wanita itu memutuskan hendak menikah dengan siapa?

Jikapun pujian hanya sampai di sini, ini sudah sangat menyakitkan jika istri Bejo mendengarnya. Toh, belum tentu si Bejo ini memuji istrinya sedemikian rupa? Meski istrinya, sudah berjasa dalam memberikan dua anak padanya.

Sayangnya, dia kembali melontarkan pujian, “Terakhir, dia menghubungi saya setelah menikah. Lewat telepon. Dia nangis-nangis minta maaf kepada saya. Karena dia menikah dengan orang lain.” Ya Salaam. Bukankah ini sudah berlebihan? Bagaimana hati seorang istri jika mendengar suaminya bertutur demikian tentang mantan pacarnya?

Sahabat, begitulah. Ujian pernikahan, memang datang dari banyak jalan. Namun, yang terberat justru ujian yang berasal dari orang terdekat kita, dalam hal ini adalah pasangan yang telah memilih untuk membersamai kita di sepanjang hidupnya.

Nampaknya, kita mesti banyak belajar untuk menata setiap ucap, sikap dan laku. Agar apa yang telah kita bangun dengan susah payah, tidak hancur serta merta karena kecerobohan diri. Insya Allah, niat kita yang benar, akan menjadi sarana solusi atas segala macam ujian. Dan, kesungguhan kita dalam memperbaiki diri bersama pasangan, akan diganjar dengan pahala yang terbaik, dari Allah yang Maha Baik.

Selalu, ada kejutan dalam perjalanan pernikahan kita. Baik disuka, maupun tidak. Itu maknanya, Allah sedang ‘menatap’ kita. Apakah, niat kita dalam menikah benar karenaNya? Atau karena selainNya. Semoga Allah melindungi ikatan suci pernikahan kita dari godaan setan yang terkutuk. Aamiin. []

0 comments:

Post a Comment