Seorang akhwat bercerita padaku. Ia menceritakan kawannya, seorang akhwat yang lebih senior, saat berniat baik mendakwahi ibunya demi mengamalkan sunnah Nabi. Ia sudah lama memperhatikan kalau di rumahnya ada patung binatang, bahkan sejak ia masih kecil. Padahal hadits Nabi melarang hal itu. Dan si akhwat senior ini sedang semangat-semangatnya berdakwah. Maka, ia pun berkata kepada ibunya : "Bu, sebaiknya patung itu tidak ditaruh di rumah kita. Ya, dibuang atau diapakan gitu. Soalnya kalau rumah ada patungnya, malaikat tidak mau masuk."
Tapi apa jawaban ibunya. Ternyata dengan santai si Ibu seperti sudah siap menjawab pertanyaan ini dengan baik. "Wah... kamu ini keliru nak. Lha wong nenekmu lho matinya di rumah ini. Artinya malaikat tetap bisa masuk." (???!!!)
Cerita di atas benar-benar terjadi. Tetapi kita tidak dalam posisi membicarakan kelanjutannya. Kita hanya memenggal cerita sampai di sini sebagai sebuah ilustrasi. Ilustrasi tentang urgensi fiqih dakwah. Seringkali niat kita baik, begitu ikhlas dan sebenarnya maksud kita benar tetapi kita kurang tepat dalam melakukan pendekatan. Sehingga dakwah kita bisa terpental, atau bahkan tertolak. Dakwah menjadi tidak efektif. (bersambung)
0 comments:
Post a Comment