Lima hari dari sekarang, 1428 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 15 Sya'ban 2 H. Allah SWT akhirnya menurunkan firman-Nya yang sudah lama dinanti oleh Sang Nabi. Sebelumnya Rasulullah memang kerap menengadahkan wajahnya ke langit seraya berharap agar Allah menjadikan Masjidil Haram sebagai kiblat. Dulu saat di Makkah, Rasulullah lebih memilih posisi yang persis menghadap ke Ka'bah dan Baitul Maqdis. Saat di Madinah, pilihan itu sudah tidak memungkinkan Menghadap ke Baitul Maqdis berarti membelakangi Masjidil Haram.
Sementara itu, sepanjang 16 atau 17 bulan pertama di Madinah, orang-orang Yahudi yang memang benci dengan Islam dan Rasulullah, meledek umat Islam plagiat dan Yahudi-lah yang lebih terhormat. Buktinya adalah arah kiblat. Maka, betapa hati Rasulullah berduka dengan hinaan-hinaan terhadap Islam ini. Dan kecintaannya kepada Ka'bah semakin membuncah. Rasulullah SAW tahu bahwa ini adalah hak prerogatif Allah yang harus ditaati. Namun, Allah jauh lebih tahu tentang skenario yang telah dirancang-Nya sendiri.
Pada saat seperti inilah berita gembira itu datang. Allah menurunkan firman-Nya:
???? ????? ????????? ???????? ??? ?????????? ?????????????????? ???????? ?????????? ??????? ???????? ?????? ??????????? ?????????? ???????? ??? ???????? ????????? ??????????? ???????? ??????? ????????? ??????? ?????????? ????????????? ??????? ???????? ???? ????????? ????? ??????? ????????? ?????? ??????????? [??????/144]
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 144)
Sinar cerah segera menghiasi wajah Rasulullah. Pun kaum muslimin. Mereka menyambut perintah ini dengan suka cita. Ruhul istijabah benar-benar membuat mereka bergerak cepat untuk merealisasikan instruksi langit ini tanpa basa-basi. Bahkan seperti biasa, para shahabat segera bergerak cepat untuk mensosialisasikan ayat ini. Pada saat itu, sedang ada shalat jamaah di Masjid Bani Salamah saat salah seorang shahabat datang di sana untuk melakukan sosialisasi. Segera setelah mendengar seruan ayat ini, Imam masjid memutar arah shalat mereka, demikian pula para makmumnya. Sejak saat itu masjid ini terkenal dengan nama Masjid Qiblatain.
Suasana Madinah pun berubah. Orang-orang Yahudi yang congkak kini pun terhinakan dan dada mereka semakin sesak. Islam yang telah berkembang pesat, sekali lagi mengungkap kebusukan mereka. Sikap mereka seperti digambarkan Allah dalam firman-Nya:
????????? ???????????? ???? ???????? ??? ?????????? ???? ???????????? ??????? ??????? ????????? ???? ??????? ??????????? ????????????? ??????? ???? ??????? ????? ??????? ??????????? [??????/142]
Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus" (QS. Al-Baqarah : 142)
Adakah kedengkian dan permusuhan Yahudi berakhir? Tidak! Bahkan semakin menjadi. Inilah yang kemudian terjadi dalam sejarah berikutnya; pengkhianatan bani Quraidhah, pengkhianatan bani Qainuqa', dan sebagainya.
Memang Allah telah mengalihkan posisi kepemimpinan umat manusia kepada umat Islam sejak Daulah Islamiyah berdiri di Madinah. Bahkan, indikasi itu sudah tergambar jelas pada peristiwa Isra' Mi'raj. Namun, permusuhan Yahudi tetap abadi. Dan karenanya Allah memberikan warning kepada umat Islam :
?????? ??????? ?????? ?????????? ????? ??????????? ?????? ????????? ??????????? ???? ????? ????? ??????? ???? ???????? ???????? ?????????? ????????????? ?????? ??????? ??????? ???? ????????? ??? ???? ???? ??????? ???? ??????? ????? ??????? [??????/120]
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. Al-Baqarah : 120)
Maka, saat 200-an yahudi ekstrim mengepung dan menyerang Masjid Al-Aqsa 2 hari lalu sesungguhnya merupakan secuil debu dari padang pasir luas permusuhan mereka. Umat Islam tidak boleh heran. Tetapi umat Islam tidak boleh diam. Lalu apa yang telah dan akan kita lakukan? [Muchlisin]
0 comments:
Post a Comment