Memimpin adalah pekerjaan mulia, bila pelakunya jujur. Sebab dengannya ia akan mendapatkan kepercayaan. Lebih dari itu ia akan mendapatkan pahala yang besar, sebab yang ia tolong bukan orang perorang, melainkan sejumlah besar manusia. Karenanya Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada pemimpin yang adil bahwa kelak ia akan termasuk golongan yang dilindungi dari terik yang sangat panas di hari kiamat. Untuk itu tidak cukup seorang pemimpin sekedar bermodal uang, karena kebutuhan rakyat bukan hanya uang. Banyak orang salah paham tentang kepemimpinan.
Sebagian mengira bahwa yang penting dalam memimpin adalah bagaimana membuat rakyat sejahtera secara materi. Bila ini target yang diperjuangkan pemimpin, maka ia akan menjadikan kegiatan pokoknya semata mengejar materi. Pemasukan negara ditingkatkan. Adapun sisi lainnya seperti moral dan agama diabaikan. Akibatnya rakyat menjadi kaya secara materi namun kering dari segi ruhani. Penelitian membuktikan bahwa banyaj rakyat yang hidup di negara-negara kaya menderita secara psikologis. Padahal mereka dari segi materi terpenuhi. Diantara penyakit yang banyak menimpa masyarakat kaya adalah bunuh diri. Ini menunjukkan bahwa kekayaan secara materi bukan satu-satunya target kepemimpinan.
Sebagian yang lain mengatakan bahwa yang penting adalah bagaimana membuat negara menjadi maju secara teknologi. Ini juga tidak menjamin kebahagiaan rakyatnya. Teknologi bukan segala-galanya bagi kemanusiaan. Bahkan boleh jadi kemajuan teknologi yang tidak diimbangi dengan pembangunan moral justru akan melahirkan bencana bagi manusia. Tidak sedikit masyarakat yang maju secara teknologi, mereka mengalami berbagai penderitaan. Banyak teknologi digunakan untuk membunuh dan berbuat jahat. Dari sini nampak bahwa kepemimpinan bukan hanya berpikir tentang teknologi melainkan harus berpikir secara utuh bagaimana menyelamatkan kemanusiaan dalam negerinya.
Sebagian yang lain melihat bahwa yang penting bagaimana membuat negara menjadi kuat dan ditakuti oleh negara-negara lain. Pemimpin seperti ini cenderung akan sibuk memperhatikan pembangunan militernya. Dan biasanya dia tidak akan perhitungan untuk berkorban demi peningkatan persenjataan. Tidak hanya itu ia akan berusahan untuk menakut-nakuti negara lain supaya tunduk di bawahnya. Dalam dirinya tertanam kerakusan untuk berkuasa. Pemimpin seperti ini hadir bukan membawa rahmat, melainkan membawa ancaman bagi kemanusiaan.
Kita tidak butuh pemimpin seperti yang kita gambarkan di atas. Kita butuh pemimpin yang bertanggungjawab, adil dan jujur. Sebab persepsi kepemimpinan yang kita gambarkan tadi adalah persepsi materialisme. Sementara manusia bukan hanya makhluk materi melainkan juga ruhani. Karena itu sosok kepemimpinan yang baik dan membawa rahmat bukan terletak pada idealisme materialistik yang menggebu-gebu, melainkan terletak pada kepribadiannya yang penuh tanggung jawab. Berbagai contoh kepemimpinan bermunculan dalam sejarah. Namun yang paling berhasil bukan karena kekayaan negerinya, melainkan karena kejujurannya dan tanggung jawabnya yang tinggi. Dari sini kita ambil kesimpulan bahwa masalah pemimpin adalah masalah moral, sekaligus masalah iman. Sebab semakin kuat iman seorang pemimpin pasti akan semakin baik moralnya. Bila moralnya baik, maka rakyatnya pasti sejahtera. Wallaahu a�lam bish shawab. (Dr. Amir Faisol Fath, sumber : Majalah Tatsqif edisi 37)
0 comments:
Post a Comment