Syekh Raed Shalah mengingatkan umat Islam untuk berhati-hati terhadap strategi busuk Israel untuk memisahkan penduduk Al-Quds dari Masjid Al-Aqsha. Pernyataan ini beliau sampaikan pada Muktamar Lembaga Al-Aqsha untuk Waqaf dan Literatur yang berjudul, "Al-Aqsha Mulia Tidak akan Pernah Hina."
Dalam muktamar tersebut Syekh Shalah mengisyaratkan bahwa adanya keputusan militer Israel yang melarang para aktivis, para pemimpin, dan lembaga-lembaga Al-Quds di Palestina untuk masuk ke Al-Aqsha selama berbulan-bulan, merupakan langkah untuk mengosongkan Al-Aqsha dari hamba Allah dan para pejuang.
Syekh Shalah mengatakan, "Dulu ada pelarangan berkunjung ke kota Al-Quds dan Al-Aqsha dengan militer di Tepi Barat dan Al-Quds, hingga tahun 2000. Namun saat ini, penjajah berupaya untuk memperdalam jurang pemisah antara warga Al-Quds dengan tempat suci mereka. Penjajah menginginkan tidak ada seorang pun warga Palestina memiliki hubungan apapun dengan Al-Aqsha."
Beliau menambahkan, "Ini mengingatkan umat Islam akan adanya strategi busuk dan bahaya yang dilakukan Zionis-Isarel, untuk menguasai Al-Aqsha secara bersenjata."
Penciptaan Kondisi Baru untuk Yahudisasi Al-Aqsha dan Al-Quds
Di pihak lain, Ketua Komite Tinggi Lembaga Al-Aqsha Abdullah Zaidan mengungkapkan bahwa memisahkan warga Palestina dari Al-Aqsha merupakan kondisi baru sebagai proses Yahudisasi. Ia mengatakan, "Tingkah Israel selama ini adalah upaya untuk menciptakan kondisi baru, sehingga dengan kondisi itu mereka sukses melakukan Yahudisasi."
Sementara Syekh Raed Shalah mengatakan kepada penjajah Israel, "Pilihlah bahasa dan cara kalian untuk melakukan Yahudisasi, baik dengan teror maupun ancaman. Tetap saja kalian adalah penjajah. Dan keberadaan kalian di Al-Quds tidak konstitusional. Kalian hidup secara ilegal dan tidak lama lagi kalian akan jatuh. Melarang kami masuki kota Al-Quds dan kesucian kami tidak berarti kami memberikannya untuk kalian, dan kami tidak akan memberikan apa-apa untuk kalian."
Foto Ritual Talmud di Dalam Al-Aqsha
Dalam Muktamar Lembaga Al-Aqsha untuk Waqaf dan Literatur ini juga ditampilkan foto pertama kalinya Yahudi mengadakan ritual keagamaan Talmud di dalam Masjid Al-Aqsha. Foto yang tidak pantas bagi turis asing. Selain itu ada juga pernyataan Yahudi bergambar, menyeru untuk membagi Masjid Al-Aqsha untuk membangun Haikal.
Dalam film dokumenter ini juga ditampilkan turis-turis Kristen yang masuk Al-Aqsha dan meyakini adanya Haikal di tempat Al-Aqsha.
Syekh Raed Shalah mengatakan, "Akan diterbitkan silsilah film dokumenter yang mengungkapkan luka Al-Quds dan para penduduknya." Syekh Raed mengatakan ini agar TV Arab dan negara-negara Islam bersedia untuk menyiarkannya dalam salah satu programnya, sehingga diharapkan menjadi salah satu sebab bangkitnya umat Islam. Al-Quds meminta tolong, tapi seolah ia tidak memiliki umat Islam, baik pemerintah maupun rakyat. (Sn/im, eramuslim)
Dalam muktamar tersebut Syekh Shalah mengisyaratkan bahwa adanya keputusan militer Israel yang melarang para aktivis, para pemimpin, dan lembaga-lembaga Al-Quds di Palestina untuk masuk ke Al-Aqsha selama berbulan-bulan, merupakan langkah untuk mengosongkan Al-Aqsha dari hamba Allah dan para pejuang.
Syekh Shalah mengatakan, "Dulu ada pelarangan berkunjung ke kota Al-Quds dan Al-Aqsha dengan militer di Tepi Barat dan Al-Quds, hingga tahun 2000. Namun saat ini, penjajah berupaya untuk memperdalam jurang pemisah antara warga Al-Quds dengan tempat suci mereka. Penjajah menginginkan tidak ada seorang pun warga Palestina memiliki hubungan apapun dengan Al-Aqsha."
Beliau menambahkan, "Ini mengingatkan umat Islam akan adanya strategi busuk dan bahaya yang dilakukan Zionis-Isarel, untuk menguasai Al-Aqsha secara bersenjata."
Penciptaan Kondisi Baru untuk Yahudisasi Al-Aqsha dan Al-Quds
Di pihak lain, Ketua Komite Tinggi Lembaga Al-Aqsha Abdullah Zaidan mengungkapkan bahwa memisahkan warga Palestina dari Al-Aqsha merupakan kondisi baru sebagai proses Yahudisasi. Ia mengatakan, "Tingkah Israel selama ini adalah upaya untuk menciptakan kondisi baru, sehingga dengan kondisi itu mereka sukses melakukan Yahudisasi."
Sementara Syekh Raed Shalah mengatakan kepada penjajah Israel, "Pilihlah bahasa dan cara kalian untuk melakukan Yahudisasi, baik dengan teror maupun ancaman. Tetap saja kalian adalah penjajah. Dan keberadaan kalian di Al-Quds tidak konstitusional. Kalian hidup secara ilegal dan tidak lama lagi kalian akan jatuh. Melarang kami masuki kota Al-Quds dan kesucian kami tidak berarti kami memberikannya untuk kalian, dan kami tidak akan memberikan apa-apa untuk kalian."
Foto Ritual Talmud di Dalam Al-Aqsha
Dalam Muktamar Lembaga Al-Aqsha untuk Waqaf dan Literatur ini juga ditampilkan foto pertama kalinya Yahudi mengadakan ritual keagamaan Talmud di dalam Masjid Al-Aqsha. Foto yang tidak pantas bagi turis asing. Selain itu ada juga pernyataan Yahudi bergambar, menyeru untuk membagi Masjid Al-Aqsha untuk membangun Haikal.
Dalam film dokumenter ini juga ditampilkan turis-turis Kristen yang masuk Al-Aqsha dan meyakini adanya Haikal di tempat Al-Aqsha.
Syekh Raed Shalah mengatakan, "Akan diterbitkan silsilah film dokumenter yang mengungkapkan luka Al-Quds dan para penduduknya." Syekh Raed mengatakan ini agar TV Arab dan negara-negara Islam bersedia untuk menyiarkannya dalam salah satu programnya, sehingga diharapkan menjadi salah satu sebab bangkitnya umat Islam. Al-Quds meminta tolong, tapi seolah ia tidak memiliki umat Islam, baik pemerintah maupun rakyat. (Sn/im, eramuslim)
0 comments:
Post a Comment