Inilah salah satu lagi yang membuktikan jika Israel memang tidak pernah menghargai peradaban Islam. Selama menjajah Palestina, Israel telah menghancurkan puluhan ribu buku Palestina. Hal ini diakui sendiri oleh peneliti di Universitas Ben-Gurion.
Israel menjarah dan menghancurkan puluhan ribu buku Palestina. Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan di Al-Jazeera Kamis (28), ia mengklaim bahwa Israel menghancurkan buku-buku Palestina dalam rangka menjalankan rencanan "me-Yahudi-kan negara" dan memotong bangsa dan budaya penduduk Arab.
Menurut sang doktor, pemerintah Israel mengumpulkan puluhan ribu buku-buku Arab di Yerusalem, Jaffa, Haifa, Safed, dan kota lainnya. Para pejabat Israel menyebutkan buku sebagai "ancaman keamanan." Berdasarkan arsip Israel, pasukan IDF menjarah buku-buku dari rumah-rumah warga Palestina selama "Nakba" dan menyerahkan hasil jarahan kepada pihak berwenang.
Pembantaian Budaya
Para peneliti mengatakan kepada al-Jazeera bahwa menurut dokumen yang dimilikinya, Israel sudah menghancurkan 27.000 buku hanya pada tahun 1958 saja, mengklaim bahwa buku-buku itu tidak berguna dan mengancam Israel.
"Ini adalah pembantaian budaya yang dilakukan dengan cara yang sangat buruk daripada kolonialisme Eropa," ujar sang peneliti. Dia menambahkan bahwa beberapa buku dijual dengan harga diskon untuk sekolah-sekolah Palestina, sementara yang lain dipindahkan ke perpustakaan Universitas Ibrani di Yerusalem.
Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 6.000 buku Palestina saat ini tersedia di Perpustakaan Nasional di Universitas Ibrani. Namun, ia mengklaim bahwa banyak buku- lain dalam bahasa Arab, Inggris, dan Prancis tidak tercatat, sebagian besar dari buku-buku itu disimpan di gudang perpustakaan dan tidak dapat diakses. (sa/ynet, eramuslim)
Israel menjarah dan menghancurkan puluhan ribu buku Palestina. Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan di Al-Jazeera Kamis (28), ia mengklaim bahwa Israel menghancurkan buku-buku Palestina dalam rangka menjalankan rencanan "me-Yahudi-kan negara" dan memotong bangsa dan budaya penduduk Arab.
Menurut sang doktor, pemerintah Israel mengumpulkan puluhan ribu buku-buku Arab di Yerusalem, Jaffa, Haifa, Safed, dan kota lainnya. Para pejabat Israel menyebutkan buku sebagai "ancaman keamanan." Berdasarkan arsip Israel, pasukan IDF menjarah buku-buku dari rumah-rumah warga Palestina selama "Nakba" dan menyerahkan hasil jarahan kepada pihak berwenang.
Pembantaian Budaya
Para peneliti mengatakan kepada al-Jazeera bahwa menurut dokumen yang dimilikinya, Israel sudah menghancurkan 27.000 buku hanya pada tahun 1958 saja, mengklaim bahwa buku-buku itu tidak berguna dan mengancam Israel.
"Ini adalah pembantaian budaya yang dilakukan dengan cara yang sangat buruk daripada kolonialisme Eropa," ujar sang peneliti. Dia menambahkan bahwa beberapa buku dijual dengan harga diskon untuk sekolah-sekolah Palestina, sementara yang lain dipindahkan ke perpustakaan Universitas Ibrani di Yerusalem.
Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 6.000 buku Palestina saat ini tersedia di Perpustakaan Nasional di Universitas Ibrani. Namun, ia mengklaim bahwa banyak buku- lain dalam bahasa Arab, Inggris, dan Prancis tidak tercatat, sebagian besar dari buku-buku itu disimpan di gudang perpustakaan dan tidak dapat diakses. (sa/ynet, eramuslim)
0 comments:
Post a Comment