Bagaimana proses pembunuhan komandan Hamas, Mahmud Al-Mabhuh oleh Mossad yang menjadi berita penting sejak bulan lalu? Ahad kemarin (28/2) polisi Dubai menjelaskan bahwa Mahmud Al-Mabhuh diberi obat sebelum dibunuh oleh para pembunuhnya, agen intelijen Israel Mossad.
Wakil Kepala Polisi Khamis al-Mazeina, seperti dikutip oleh situs berita kepolisian Dubai, menuturkan bahwa pembunuh menggunakan obat pengendur urat syaraf untuk menenangkan Mabhuh sebelum membuatnya mati lemas. "Pembunuh menggunakan metode ini sehingga terkesan bahwa kematiannya berifat alami karena tidak ada tanda perlawanan yang ditunjukkan oleh korban," katanya.
Pihak berwenang Dubai telah mengumumkan 26 tersangka anggota tim yang melacak dan membunuh salah satu Komandan Hamas itu. Dalam melakukan operasi pembunuhan itu mereka juga menyamar dengan menggunakan paspor-paspor palsu Inggris, Irlandia, Prancis, Jerman dan Australia.
Sontak, pelanggaran paspor itu menyulut kecaman dari Uni Eropa, dan beberapa pemerintah negara yang digunakan dalam paspor itu telah memanggil duta besar Israel untuk mengajukan protes.
Israel tidak membantah atau mengkonfirmasi keterlibatan mereka namun Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman mengatakan, tidak ada bukti yang mengaitkan Israel dengan pembunuhan itu.
Pembunuhan ini seharusnya membuat waspada semua gerakan Islam, khususnya Hamas, bahwa Israel selalu berupaya menghabisi mereka, dengan cara yang licik sekalipun. [AN]
Wakil Kepala Polisi Khamis al-Mazeina, seperti dikutip oleh situs berita kepolisian Dubai, menuturkan bahwa pembunuh menggunakan obat pengendur urat syaraf untuk menenangkan Mabhuh sebelum membuatnya mati lemas. "Pembunuh menggunakan metode ini sehingga terkesan bahwa kematiannya berifat alami karena tidak ada tanda perlawanan yang ditunjukkan oleh korban," katanya.
Pihak berwenang Dubai telah mengumumkan 26 tersangka anggota tim yang melacak dan membunuh salah satu Komandan Hamas itu. Dalam melakukan operasi pembunuhan itu mereka juga menyamar dengan menggunakan paspor-paspor palsu Inggris, Irlandia, Prancis, Jerman dan Australia.
Sontak, pelanggaran paspor itu menyulut kecaman dari Uni Eropa, dan beberapa pemerintah negara yang digunakan dalam paspor itu telah memanggil duta besar Israel untuk mengajukan protes.
Israel tidak membantah atau mengkonfirmasi keterlibatan mereka namun Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman mengatakan, tidak ada bukti yang mengaitkan Israel dengan pembunuhan itu.
Pembunuhan ini seharusnya membuat waspada semua gerakan Islam, khususnya Hamas, bahwa Israel selalu berupaya menghabisi mereka, dengan cara yang licik sekalipun. [AN]
0 comments:
Post a Comment