Perdana Menteri Turki Rajab Tayyib Erdogan mengatakan bahwa tak mungkin dicapai perdamaian di Palestina tanpa keterlibatan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas). Ia juga menggambarkan pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai "mungkin yang terburuk" dalam sejarah Israel.
Erdogan menegaskan pada Rabu kemarin (13/01) bahwa Hamas "bukan sebuah gerakan teroris," dan bahwa anggotanya "adalah orang yang mempertahankan tanah mereka," katanya. "Ini adalah sebuah gerakan memasuki pemilu dan menang, pihak yang memusuhinya adalah musuh demokrasi."
Hubungan Turki - Israel
Setelah lama dikenal sebagai relasi kuat Israel, hubungan Turki-Israel mengalami ketegangan setelah agresi Israel di Jalur Gaza pada akhir 2008 dan awal 2009, dan memburuk lebih lanjut setelah serangan Israel pada armada kebebasan, yang membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza Mei lalu. Erdogan mengatakan, "Jika Anda tidak mengubah kebijakan-kebijakan pemerintah Netanyahu, Anda tidak perlu menunggu kami membuat perubahan atas sikap ini."
Erdogan menambahkan bahwa pemerintah Netanyahu "mungkin yang terburuk atau yang kurang beruntung" dalam sejarah Israel, menekankan bahwa para pejabat Turki tidak akan duduk bersama Israel di meja karena mereka tidak mengubah kebijakan Israel.[AN/Jzr]
Erdogan menegaskan pada Rabu kemarin (13/01) bahwa Hamas "bukan sebuah gerakan teroris," dan bahwa anggotanya "adalah orang yang mempertahankan tanah mereka," katanya. "Ini adalah sebuah gerakan memasuki pemilu dan menang, pihak yang memusuhinya adalah musuh demokrasi."
Hubungan Turki - Israel
Setelah lama dikenal sebagai relasi kuat Israel, hubungan Turki-Israel mengalami ketegangan setelah agresi Israel di Jalur Gaza pada akhir 2008 dan awal 2009, dan memburuk lebih lanjut setelah serangan Israel pada armada kebebasan, yang membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza Mei lalu. Erdogan mengatakan, "Jika Anda tidak mengubah kebijakan-kebijakan pemerintah Netanyahu, Anda tidak perlu menunggu kami membuat perubahan atas sikap ini."
Erdogan menambahkan bahwa pemerintah Netanyahu "mungkin yang terburuk atau yang kurang beruntung" dalam sejarah Israel, menekankan bahwa para pejabat Turki tidak akan duduk bersama Israel di meja karena mereka tidak mengubah kebijakan Israel.[AN/Jzr]
0 comments:
Post a Comment