Siang tadi kawasan Bulungan, belakang blok M, mencekam. Sejumlah remaja berseragam putih abu-abu saling adu jotos. Sebagiannya membawa kayu, bahkan ada yang melengkapi diri dengan senjata tajam. Tawuran berlangsung cukup singkat, sekitar seperempat jam. Tetapi akibatnya fatal. Dua korban terluka, satu korban terkena bacok di bagian dada. Namanya Alawi, kelas X SMA 6 Jakarta. Sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi tak tertolong. Nyawanya melayang.
Orang tua Alawi bersedih ditinggal putranya. Dan kita semua pun berduka. Ternyata, tawuran pelajar masih saja terjadi. Dan konon, antara SMA 6 dan SMA 70, tawuran pelajar itu telah berlangsung puluhan tahun. Tentu, tidak semua pelajar terlibat. Hanya sebagian saja. Dan tentunya, bukan hanya SMA 6 dan SMA 70 yang mengalaminya.
Di dunia yang sama, dunia pelajar, Rohis telah menunjukkan kiprahnya dalam menjaga moralitas pelajar. Salah satunya, cinta perdamaian dan menjauhi kekerasan. Maka sampai hari ini, tidak ada satupun Rohis yang terlibat tawuran. Sebaliknya, entah berapa banyaknya anak-anak sekolah yang semula suka tawuran berubah menjadi santun dan mencintai persaudaraan.
Masih adanya tawuran pelajar seakan menjadi tantangan bagi Rohis agar terus membesar. Sehingga jangkauan energi positifnya semakin melebar. Merangkul lebih banyak pelajar untuk bersinergi dalam mengembangkan potensi diri, meningkatkan prestasi, dan memperbaiki kualitas moral. Rohis, yang selama ini dinilai sebagai markas pendewasaan pelajar Islam, memiliki PR untuk itu. Untuk semakin banyak menyapa semua kalangan pelajar. Untuk lebih terbuka dan menghilangkan kesan esklusif, sehingga semua pelajar bisa menikmati pertemanan dengannya, menikmati seruan dakwahnya, dan tidak merasa memiliki jarak untuk dapat bergabung bersama. Terlebih setelah sehari sebelumnya, Rohis se-Indonesia mendeklarasikan Forum Silaturahim Rohis Nasional. Tawuran pelajar ini harus menjadi pemicu baru untuk lebih bersemangat, untuk bertumbuh lebih cepat. Selamatkan aset muda masa depan bangsa dari kerusakan moral, tawuran dan narkoba.
Maka menjadi aneh, jika ada pihak yang ingin menghalangi perkembangan Rohis, atau bahkan berusaha membubarkannya. Dengan tuduhan yang bertentangan dengan fakta, dengan tudingan yang direkayasa. Kalau boleh balik bertanya, apa yang telah kau perbuat untuk menyelamatkan generasi muda bangsa ini, wahai kalian yang tengah berkonspirasi memfitnah anak-anak negeri?
Teruslah beraktifitas wahai saudara kami. Meskipun usia kalian lebih muda, peran kalian boleh jadi lebih besar bagi negeri ini dibandingkan kami. Tawuran pelajar ini harus menjadi pemicu baru untuk lebih bersemangat, untuk bertumbuh lebih cepat. Selamatkan Alawi-Alawi lainnya. Jangan biarkan ada tubuh muda yang terluka. Jangan biarkan ada darah pelajar yang tertumpah. Jangan biarkan ada orang tua yang menangis karena datangnya jasad buah hati mereka yang sudah tak bernyawa. [Muchlisin]
Orang tua Alawi bersedih ditinggal putranya. Dan kita semua pun berduka. Ternyata, tawuran pelajar masih saja terjadi. Dan konon, antara SMA 6 dan SMA 70, tawuran pelajar itu telah berlangsung puluhan tahun. Tentu, tidak semua pelajar terlibat. Hanya sebagian saja. Dan tentunya, bukan hanya SMA 6 dan SMA 70 yang mengalaminya.
Di dunia yang sama, dunia pelajar, Rohis telah menunjukkan kiprahnya dalam menjaga moralitas pelajar. Salah satunya, cinta perdamaian dan menjauhi kekerasan. Maka sampai hari ini, tidak ada satupun Rohis yang terlibat tawuran. Sebaliknya, entah berapa banyaknya anak-anak sekolah yang semula suka tawuran berubah menjadi santun dan mencintai persaudaraan.
Masih adanya tawuran pelajar seakan menjadi tantangan bagi Rohis agar terus membesar. Sehingga jangkauan energi positifnya semakin melebar. Merangkul lebih banyak pelajar untuk bersinergi dalam mengembangkan potensi diri, meningkatkan prestasi, dan memperbaiki kualitas moral. Rohis, yang selama ini dinilai sebagai markas pendewasaan pelajar Islam, memiliki PR untuk itu. Untuk semakin banyak menyapa semua kalangan pelajar. Untuk lebih terbuka dan menghilangkan kesan esklusif, sehingga semua pelajar bisa menikmati pertemanan dengannya, menikmati seruan dakwahnya, dan tidak merasa memiliki jarak untuk dapat bergabung bersama. Terlebih setelah sehari sebelumnya, Rohis se-Indonesia mendeklarasikan Forum Silaturahim Rohis Nasional. Tawuran pelajar ini harus menjadi pemicu baru untuk lebih bersemangat, untuk bertumbuh lebih cepat. Selamatkan aset muda masa depan bangsa dari kerusakan moral, tawuran dan narkoba.
Maka menjadi aneh, jika ada pihak yang ingin menghalangi perkembangan Rohis, atau bahkan berusaha membubarkannya. Dengan tuduhan yang bertentangan dengan fakta, dengan tudingan yang direkayasa. Kalau boleh balik bertanya, apa yang telah kau perbuat untuk menyelamatkan generasi muda bangsa ini, wahai kalian yang tengah berkonspirasi memfitnah anak-anak negeri?
Teruslah beraktifitas wahai saudara kami. Meskipun usia kalian lebih muda, peran kalian boleh jadi lebih besar bagi negeri ini dibandingkan kami. Tawuran pelajar ini harus menjadi pemicu baru untuk lebih bersemangat, untuk bertumbuh lebih cepat. Selamatkan Alawi-Alawi lainnya. Jangan biarkan ada tubuh muda yang terluka. Jangan biarkan ada darah pelajar yang tertumpah. Jangan biarkan ada orang tua yang menangis karena datangnya jasad buah hati mereka yang sudah tak bernyawa. [Muchlisin]
0 comments:
Post a Comment