Satu lagi sarana pendidikan akan berdiri di Gaza. Pembangunan Madrasah Islamiyah Malaysia-Indonesia, demikian nama lembaga pendidikan itu, dimulai dengan peletakan batu pertama, Ahad (26/5).
Madrasah yang dibangun bersama oleh Indonesia dan Malaysia di kamp pengungsi Deiril Balah, Gaza Tengah, itu disiapkan untuk "menyongsong kemenangan Al Aqsha dan Palestina".
“Batu pertama ini kita niatkan bukan cuma membangun fisik gedungnya, tapi kita bangun manusianya yang akan menyongsong kemenangan Al-Aqsha dan Palestina,” kata Menteri Waqaf dan Urusan Keagamaan Palestina di Jalur Gaza Dr Ismail Ridwan.
Peletakan batu pertama, juga dihadiri oleh Ketua Umum Sahabat Al-Aqsha, Wakil HALUAN Malaysia, dan Direktur Al-Sarraa Foundation.
Seperti dilansir Hidayatullah, pembangunan madrasah setingkat SD-SMP ini memerlukan biaya sekitar Rp 2 miliar. Madrasah ini dirancang dapat menampung 750 sampai 800 orang anak, terutama yang bermukim di kamp pengungsi Deiril Balah. [IK/hdy]
Madrasah yang dibangun bersama oleh Indonesia dan Malaysia di kamp pengungsi Deiril Balah, Gaza Tengah, itu disiapkan untuk "menyongsong kemenangan Al Aqsha dan Palestina".
“Batu pertama ini kita niatkan bukan cuma membangun fisik gedungnya, tapi kita bangun manusianya yang akan menyongsong kemenangan Al-Aqsha dan Palestina,” kata Menteri Waqaf dan Urusan Keagamaan Palestina di Jalur Gaza Dr Ismail Ridwan.
Peletakan batu pertama, juga dihadiri oleh Ketua Umum Sahabat Al-Aqsha, Wakil HALUAN Malaysia, dan Direktur Al-Sarraa Foundation.
Seperti dilansir Hidayatullah, pembangunan madrasah setingkat SD-SMP ini memerlukan biaya sekitar Rp 2 miliar. Madrasah ini dirancang dapat menampung 750 sampai 800 orang anak, terutama yang bermukim di kamp pengungsi Deiril Balah. [IK/hdy]
0 comments:
Post a Comment