Kudeta militer Mesir yang menggulingkan Presiden Mursi terbukti tidak hanya menyusahkan rakyat Mesir tetapi juga menyengsarakan rakyat Palestina. Seorang bayi Plestina meninggal di perbatasan, Sabtu (28/9), akibat susahnya akses keluar masuk Gaza – Mesir.
Bayi bernama Muhammad itu lahir Jum’at lalu di Mesir. Ia meninggal ketika sang ibu menunggu lama di perbatasan, tetapi tidak juga diijinkan menyeberang ke Gaza, kata beberapa sumber medis Palestina seperti dilaporkan World Bulletin.
Sumber menambahkan bahwa ibu yang hamil tua itu tiba dari Aljazair untuk kunjungan ke Gaza. Ia tidak menemukan pilihan lain selain menunggu di kantin dekat persimpangan , di mana ia melahirkan bayi. Sang ibu sebenarnya telah diijinkan masuk ke kantung Palestina pada hari Sabtu setelah persimpangan dibuka selama tiga hari oleh pemerintah kudeta Mesir menyusul penutupan delapan hari.
Rafah merupakan satunya-satunya pintu gerbang Gaza ke dunia luar, karena semua titik lain masuk atau keluar dari daerah kantong pantai itu masih diblokir oleh Israel.
Jalur Gaza yang merupakan rumah bagi sekitar 1,7 juta orang telah menderita di bawah blokade Israel sejak tahun 2007. Blokade itu memaksa warga untuk menggali terowongan bawah tanah di sepanjang perbatasan dengan Mesir untuk mengangkut makanan, obat dan bahan bakar yang sangat dibutuhkan ke wilayah itu.
Sejak kudeta menggulingkan Presiden Mursi 3 Juli lalu, militer menghancurkan terowongan-terowongan yang menjadi ‘urat nadi’ kehidupan Gaza tersebut. [IK/WB]
Bayi bernama Muhammad itu lahir Jum’at lalu di Mesir. Ia meninggal ketika sang ibu menunggu lama di perbatasan, tetapi tidak juga diijinkan menyeberang ke Gaza, kata beberapa sumber medis Palestina seperti dilaporkan World Bulletin.
Sumber menambahkan bahwa ibu yang hamil tua itu tiba dari Aljazair untuk kunjungan ke Gaza. Ia tidak menemukan pilihan lain selain menunggu di kantin dekat persimpangan , di mana ia melahirkan bayi. Sang ibu sebenarnya telah diijinkan masuk ke kantung Palestina pada hari Sabtu setelah persimpangan dibuka selama tiga hari oleh pemerintah kudeta Mesir menyusul penutupan delapan hari.
Rafah merupakan satunya-satunya pintu gerbang Gaza ke dunia luar, karena semua titik lain masuk atau keluar dari daerah kantong pantai itu masih diblokir oleh Israel.
Jalur Gaza yang merupakan rumah bagi sekitar 1,7 juta orang telah menderita di bawah blokade Israel sejak tahun 2007. Blokade itu memaksa warga untuk menggali terowongan bawah tanah di sepanjang perbatasan dengan Mesir untuk mengangkut makanan, obat dan bahan bakar yang sangat dibutuhkan ke wilayah itu.
Sejak kudeta menggulingkan Presiden Mursi 3 Juli lalu, militer menghancurkan terowongan-terowongan yang menjadi ‘urat nadi’ kehidupan Gaza tersebut. [IK/WB]
0 comments:
Post a Comment