Valentine's Day yang banyak dirayakan oleh remaja dan pemuda pada 14 Februari ternyata tidak hanya bertentangan dengan akhlak Islam. Selain banyak kemaksiatan yang mewarnai, perayaan hari valentin juga membahayakan aqidah.
Untuk menanggulangi bahaya tersebut, Pengurus Daerah Pelajar Islam Indonesia (PII) Kota Bekasi bekerja sama dengan Yayasan Baitul Maqdis menyelenggarakan seminar di SMPIT At-Taqwa Narogong dalam rangka menentang perayaan Valentine’s Day.
Dikutip dari Hidayatullah.com, dalam kegiatan tersebut para siswa mendapatkan beberapa materi. Pertama, tauhid, yang mencakup kewajiban ketaatan kepada Allah serta menjahui larangan-larangan-Nya, disampaikan oleh Nashihul Umam. Kedua, mengupas penyimpangan dalam perayaan Valentine’s Days, sejarah dan fenomena-fenomena yang terjadi pada hari tersebut, yang diisi oleh Dzakry Rijal.
Sekretaris PD PII Kota Bekasi, Nashihul Umam mengatakan, tujuan acara tersebut adalah untuk menyadarkan para pelajar Muslim khususnya dan seluruh kaum Muslimin pada umumnya agara jangan terjebak dalam kekafiran perayaan yang dibungkus dengan kata-kata kasih sayang, namun pada hakikatnya adalah penderitaan.
“Jangan kau poles syahwatmu dengan balutan sayangmu," ujar Nashihul Umam.
Sementara Dzakry Rijal menjelaskan kepada para pelajar kepentingan ekonomi kaum kapitalis di balik acara kekafiran acara Valentine.
“Saat ini, moment Valentine’s juga sudah menjadi ladang perekonomian, sehingga banyak para produsen seperti pabrik coklat, kado dan hadiah-hadiah lainnya yang memaksakan agar konsumsi di pasaran semakin meningkat.”
Acara ini juga dimeriahkan dengan pembagian buku saku “Ada Pemurtadan di Valentine’s Day” yang diberikan secara gratis oleh Yayasan Baitul Maqdis untuk disebarkan kepada masyarakat dan sekolah-sekolah sekitar.
Acara ini akan terus dilakukan di berbagai sekolah-sekolah se Bekasi dan di jalan-jalan dengan harapan semakin besar sosialisasi penolakan Valentine’s akan meminimalisir remaja-remaja yang ingin atau sekedar coba-coba ikut-ikutan dalam perayaan hari valentin. [AM/hidayatullah/bersamadakwah]
Untuk menanggulangi bahaya tersebut, Pengurus Daerah Pelajar Islam Indonesia (PII) Kota Bekasi bekerja sama dengan Yayasan Baitul Maqdis menyelenggarakan seminar di SMPIT At-Taqwa Narogong dalam rangka menentang perayaan Valentine’s Day.
Dikutip dari Hidayatullah.com, dalam kegiatan tersebut para siswa mendapatkan beberapa materi. Pertama, tauhid, yang mencakup kewajiban ketaatan kepada Allah serta menjahui larangan-larangan-Nya, disampaikan oleh Nashihul Umam. Kedua, mengupas penyimpangan dalam perayaan Valentine’s Days, sejarah dan fenomena-fenomena yang terjadi pada hari tersebut, yang diisi oleh Dzakry Rijal.
Sekretaris PD PII Kota Bekasi, Nashihul Umam mengatakan, tujuan acara tersebut adalah untuk menyadarkan para pelajar Muslim khususnya dan seluruh kaum Muslimin pada umumnya agara jangan terjebak dalam kekafiran perayaan yang dibungkus dengan kata-kata kasih sayang, namun pada hakikatnya adalah penderitaan.
“Jangan kau poles syahwatmu dengan balutan sayangmu," ujar Nashihul Umam.
Sementara Dzakry Rijal menjelaskan kepada para pelajar kepentingan ekonomi kaum kapitalis di balik acara kekafiran acara Valentine.
“Saat ini, moment Valentine’s juga sudah menjadi ladang perekonomian, sehingga banyak para produsen seperti pabrik coklat, kado dan hadiah-hadiah lainnya yang memaksakan agar konsumsi di pasaran semakin meningkat.”
Acara ini juga dimeriahkan dengan pembagian buku saku “Ada Pemurtadan di Valentine’s Day” yang diberikan secara gratis oleh Yayasan Baitul Maqdis untuk disebarkan kepada masyarakat dan sekolah-sekolah sekitar.
Acara ini akan terus dilakukan di berbagai sekolah-sekolah se Bekasi dan di jalan-jalan dengan harapan semakin besar sosialisasi penolakan Valentine’s akan meminimalisir remaja-remaja yang ingin atau sekedar coba-coba ikut-ikutan dalam perayaan hari valentin. [AM/hidayatullah/bersamadakwah]
0 comments:
Post a Comment