Saat ini, hampir setiap menit korban berjatuhan di Jalur Gaza oleh gempuran pesawat Drone Israel. Mulai dari patah tulang, luka parah, hingga syahid. Pesawat tanpa awak itu semakin banyak digunakan Israel untuk mengintai Gaza dan menembaki obyek yang dicurigai, tak peduli pria maupun wanita.
Rumah Sakit Indonesia (RSI) yang sedang dibangun di Gaza menjadi salah satu obyek yang dipantau serius oleh Drone Israel. Hampir setiap hari, sejumlah Drone sibuk berputar mengeliling persis di atas aktifitas lokasi pembanguan RSI. Meskipun selalu dikelilingi Drone dengan ancaman tembakannya, pembangunan RSI tetap berlangsung hingga kini.
Proses pembangunan RSI itu sudah berjalan sejak Maret lalu. Menurut desain, selain menjadi rumah sakit utama, RSI ini juga akan menjadi rumah sakit terindah dan rumah sakit terkuat di seluruh wilayah Palestina. Desain konstruksinya gabungan dari konstruksi tahan gempa dengan konstruksi tahan terhadap getaran dari bom dan rudal.
Rumah sakit yang akan difungsikan menjadi rumah sakit utama di Jalur Gaza, selain rumah sakit As-Syifa yang berada di Gaza City, itu dibangun dalam tiga tahap. Pertama adalah pembangunan struktur atau kerangka bangunannya saja. Kedua, mecanical electric (pemasangan saluran dan aliran listrik), Ketiga, adalah finishing dan perlengkapan furniture. Sampai saat ini, dana pembangunan masih kurang sekitar 12 M.
Rumah sakit yang direncanakan selesai akhir tahun depan itu, menelan biaya Rp 30 miliar. Namun, dana yang terkumpul baru Rp18,5 miliar. Sejalan dengan pembangunan, pencarian dana dari masjid dan jamaah pengajian terus dilanjutkan, serta lewat layanan pesan singkat ke Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), lembaga yang menggawangi pendirian RSI.
“Kami sengaja melakukan dalam beberapa tahap dikarenakan kami juga masih secara kontinyu melakukan kampanye dan penggalangan dana dan sampai saat ini juga kami masih menerima bagi siapa saja yang ingin ambil andil memberikan sumbangan demi kelancaran pembangunan RSI ini, “ ujar salah seorang relawan Mer-C menjelaskan.[IK/Hdy/bsb]
Rumah Sakit Indonesia (RSI) yang sedang dibangun di Gaza menjadi salah satu obyek yang dipantau serius oleh Drone Israel. Hampir setiap hari, sejumlah Drone sibuk berputar mengeliling persis di atas aktifitas lokasi pembanguan RSI. Meskipun selalu dikelilingi Drone dengan ancaman tembakannya, pembangunan RSI tetap berlangsung hingga kini.
Proses pembangunan RSI itu sudah berjalan sejak Maret lalu. Menurut desain, selain menjadi rumah sakit utama, RSI ini juga akan menjadi rumah sakit terindah dan rumah sakit terkuat di seluruh wilayah Palestina. Desain konstruksinya gabungan dari konstruksi tahan gempa dengan konstruksi tahan terhadap getaran dari bom dan rudal.
Rumah sakit yang akan difungsikan menjadi rumah sakit utama di Jalur Gaza, selain rumah sakit As-Syifa yang berada di Gaza City, itu dibangun dalam tiga tahap. Pertama adalah pembangunan struktur atau kerangka bangunannya saja. Kedua, mecanical electric (pemasangan saluran dan aliran listrik), Ketiga, adalah finishing dan perlengkapan furniture. Sampai saat ini, dana pembangunan masih kurang sekitar 12 M.
Rumah sakit yang direncanakan selesai akhir tahun depan itu, menelan biaya Rp 30 miliar. Namun, dana yang terkumpul baru Rp18,5 miliar. Sejalan dengan pembangunan, pencarian dana dari masjid dan jamaah pengajian terus dilanjutkan, serta lewat layanan pesan singkat ke Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), lembaga yang menggawangi pendirian RSI.
“Kami sengaja melakukan dalam beberapa tahap dikarenakan kami juga masih secara kontinyu melakukan kampanye dan penggalangan dana dan sampai saat ini juga kami masih menerima bagi siapa saja yang ingin ambil andil memberikan sumbangan demi kelancaran pembangunan RSI ini, “ ujar salah seorang relawan Mer-C menjelaskan.[IK/Hdy/bsb]
0 comments:
Post a Comment