Bakal Calon Presiden Amerika Serikat (AS) Rick Perry mengatakan, Turki sepatutnya ditendang keluar dari NATO karena negara itu kini diperintah oleh teroris Islam. Pernyataan Gubernur Texas selama acara debat Fox News di South Carolina itu mengejutkan banyak orang, sebab selama ini Turki menjadi sekutu AS di dalam NATO.
Perry mengambil contoh Turki saat mengulas partai Islam yang mengatur negara. Perry mengklaim, di Turki terjadi banyak masalah seperti tingkat pembunuhan yang tinggi di kalangan perempuan, adanya pengekangan kebebasan pers, dan isu-isu militer. Perry juga menjadikan alasan itu untuk mengusir Turki dari NATO.
"Apakah Anda masih percaya Turki layak di NATO?" tanyanya.
"Jelas ketika Anda memiliki sebuah negara yang diperintah oleh apa yang banyak orang anggap sebagai teroris Islam, ketika Anda mulai melihat bahwa jenis kegiatan menentang warga negara mereka sendiri, maka, ya, itu adalah Turki," cetus Perry.
"Tidak hanya itu saatnya bagi kita untuk mendiskusikan tentang layak atau tidak mereka berada di dalam NATO, tetapi sudah waktunya bagi Amerika Serikat, ketika kita melihat bantuan asing mereka, untuk pergi ke nol dengan itu."
Ankara segera merespon pernyataan salah satu bakal capres AS itu. Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, perkataan Perry sangat tidak pantas dan tidak memiliki bukti yang jelas. Turki bahkan menilai, AS tidak perlu mendukung kandidat yang tidak menghargai sekutunya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS sendiri juga tidak setuju dengan pernyataan Perry.
"Kami sangat mengecam perkataan Perry. Turki bergabung dengan NATO pada saat Gubernur Texas itu masih berusia dua tahun. Turki memberikan kontribusi yang penting bagi sejarah NATO dan kami pun memerangi terorisme," ujar Kementerian Luar Negeri Turki, seperti dikutip Associated Press, Rabu (18/1).
Rick Perry merupakan salah seorang bakal calon kandidat Presiden AS yang tidak meraih dukungan yang banyak di kaukus Iowa dan primary New Hampshire. Gubernur Texas itu agaknya ingin mengejar dukungan dengan sejumlah pernyataan yang "menghantam" Islam. Sebelum menyebut Turki diperintah teroris Islam, Perry juga menyatakan pembelaannya terhadap tentara AS yang mengencingi jenazah Taliban, baru-baru ini. [IK/Rpb/Okz/bsb]
Perry mengambil contoh Turki saat mengulas partai Islam yang mengatur negara. Perry mengklaim, di Turki terjadi banyak masalah seperti tingkat pembunuhan yang tinggi di kalangan perempuan, adanya pengekangan kebebasan pers, dan isu-isu militer. Perry juga menjadikan alasan itu untuk mengusir Turki dari NATO.
"Apakah Anda masih percaya Turki layak di NATO?" tanyanya.
"Jelas ketika Anda memiliki sebuah negara yang diperintah oleh apa yang banyak orang anggap sebagai teroris Islam, ketika Anda mulai melihat bahwa jenis kegiatan menentang warga negara mereka sendiri, maka, ya, itu adalah Turki," cetus Perry.
"Tidak hanya itu saatnya bagi kita untuk mendiskusikan tentang layak atau tidak mereka berada di dalam NATO, tetapi sudah waktunya bagi Amerika Serikat, ketika kita melihat bantuan asing mereka, untuk pergi ke nol dengan itu."
Ankara segera merespon pernyataan salah satu bakal capres AS itu. Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, perkataan Perry sangat tidak pantas dan tidak memiliki bukti yang jelas. Turki bahkan menilai, AS tidak perlu mendukung kandidat yang tidak menghargai sekutunya.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri AS sendiri juga tidak setuju dengan pernyataan Perry.
"Kami sangat mengecam perkataan Perry. Turki bergabung dengan NATO pada saat Gubernur Texas itu masih berusia dua tahun. Turki memberikan kontribusi yang penting bagi sejarah NATO dan kami pun memerangi terorisme," ujar Kementerian Luar Negeri Turki, seperti dikutip Associated Press, Rabu (18/1).
Rick Perry merupakan salah seorang bakal calon kandidat Presiden AS yang tidak meraih dukungan yang banyak di kaukus Iowa dan primary New Hampshire. Gubernur Texas itu agaknya ingin mengejar dukungan dengan sejumlah pernyataan yang "menghantam" Islam. Sebelum menyebut Turki diperintah teroris Islam, Perry juga menyatakan pembelaannya terhadap tentara AS yang mengencingi jenazah Taliban, baru-baru ini. [IK/Rpb/Okz/bsb]
0 comments:
Post a Comment