Amerika Serikat (AS) berkali-kali mengancam akan menyerang Iran. Bersama Israel dan sekutunya, negeri paman sam itu mengancam Iran sebagai sanksi atas program nuklirnya. Apakah Iran tinggal diam? Ternyata negeri Mulah itu telah menyusun rencana menyerang kepentingan AS di sejumlah negara, termasuk Turki. Rencana itu diungkap intelijen Turki.
Merujuk koran Turki, Zaman, Rabu (18/1) dilaporkan bahwa intelijen Turki telah memberikan peringatan akan adanya rencana Garda Revolusioner Iran untuk menyerang AS dan konsulatnya di Turki.
Menurut intelijen Turki dalam laporan itu, kemungkinan sebuah sel Unit Quds dari Pengawal Revolusi Iran berencana untuk masuk ke Kedutaan Besar AS atau konsulat. Sel penyerang itu berencana tinggal di hotel bintang lima di kota di mana serangan itu akan dilancarkan.
Pihak Intelijen Turki juga mengingatkan anggotanya untuk fokus pada siapapun yang terlihat asing saat berada di hotel-hotel.
Pada tanggal 5 November tahun lalu, Presiden Israel Shimon Peres mengancam bahwa serangan ke Iran sangat mungkin terjadi. Esoknya, surat kabar Israel Haaretz, menurunkan laporan bahwa Israel dan AS sedang mempersiapkan latihan militer terbesar dalam sejarah yang diikuti oleh lima ribu personel. Belakangan, latihan bersama itu diurungkan.
Adam Lowther, analis pertahanan Amerika, awal pekan ini memperingatkan kepada para politisi AS untuk mengurungkan opsi invasi militer terhadap Iran dengan mempertimbangkan kekuatan Iran yang mampu menenggelamkan kapal induk AS. [IK/bsb]
Merujuk koran Turki, Zaman, Rabu (18/1) dilaporkan bahwa intelijen Turki telah memberikan peringatan akan adanya rencana Garda Revolusioner Iran untuk menyerang AS dan konsulatnya di Turki.
Menurut intelijen Turki dalam laporan itu, kemungkinan sebuah sel Unit Quds dari Pengawal Revolusi Iran berencana untuk masuk ke Kedutaan Besar AS atau konsulat. Sel penyerang itu berencana tinggal di hotel bintang lima di kota di mana serangan itu akan dilancarkan.
Pihak Intelijen Turki juga mengingatkan anggotanya untuk fokus pada siapapun yang terlihat asing saat berada di hotel-hotel.
Pada tanggal 5 November tahun lalu, Presiden Israel Shimon Peres mengancam bahwa serangan ke Iran sangat mungkin terjadi. Esoknya, surat kabar Israel Haaretz, menurunkan laporan bahwa Israel dan AS sedang mempersiapkan latihan militer terbesar dalam sejarah yang diikuti oleh lima ribu personel. Belakangan, latihan bersama itu diurungkan.
Adam Lowther, analis pertahanan Amerika, awal pekan ini memperingatkan kepada para politisi AS untuk mengurungkan opsi invasi militer terhadap Iran dengan mempertimbangkan kekuatan Iran yang mampu menenggelamkan kapal induk AS. [IK/bsb]
0 comments:
Post a Comment