Idul Adha disebut sebagai hari raya qurban karena salah satu ibadah istimewa pada hari itu (10 Dzulhijjah) dan hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah) adalah qurban. Berqurban sangat dianjurkan pada hari-hari itu, menjadi sunnah muakkad bagi setiap muslim. Sedangkan untuk muslim yang kaya (mampu berqurban), ia sangat dicela jika tidak berqurban.
Bagi Anda yang hendak berqurban, perlu mengetahui dan memperhatikan Adab-adab Qurban sebagai berikut:
1. Ikhlas
Ikhlas adalah adab pertama dalam qurban dan ibadah-ibadah lainnya. Bahkan, ikhlas, memurnikan niat untuk mendapatkan ridha Allah, merupakan syarat pertama agar qurban dan ibadah lainnya diterima Allah subhanahu wa ta'ala.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Semua amal perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai yang ia niatkan. (HR. Bukhari dan Muslim)
Tanpa niat yang lurus, maka qurban itu tidak bernilai di sisi Allah. Tanpa keikhlasan, qurban itu tidak ada artinya dalam pandangan Allah.
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketaqwaanmu (QS. Al Hajj : 37)
Demikianlah, dengan ketaqwaan saja qurban itu bernilai di sisi Allah. Dan ketaqwaan itu selalu bermula dari keikhlasan; memurnikan ibadah dan ketaatan hanya kepada Allah.
2. Tidak memotong rambut dan kuku
Orang yang berniat berqurban hendaklah tidak memotong kuku, rambut dan bagian dari tubuhnya sejak awal bulan Dzulhijjah hingga hewan qurbannya telah disembelih. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam:
إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ وَعِنْدَهُ أُضْحِيَّةٌ يُرِيدُ أَنْ يُضَحِّىَ فَلاَ يَأْخُذَنَّ شَعْرًا وَلاَ يَقْلِمَنَّ ظُفُرًا
Jika telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian hendak menyembelih binatang qurban, maka janganlah ia memotong sedikitpun rambut dan kukunya. (HR. Muslim)
3. Tidak cacat
Diantara adab qurban adalah
أَرْبَعٌ لاَ تَجُوزُ فِى الأَضَاحِى الْعَوْرَاءُ بَيِّنٌ عَوَرُهَا وَالْمَرِيضَةُ بَيِّنٌ مَرَضُهَا وَالْعَرْجَاءُ بَيِّنٌ ظَلْعُهَا وَالْكَسِيرُ الَّتِى لاَ تَنْقَى
Empat jenis hewan yang tidak boleh dijadikan sembelihan qurban, yaitu hewan yang buta dan jelas kebutaannya, yang sakit dan jelas sakitnya, yang pincang dan jelas kepincangannya, serta yang kurus dan tidak ada sumsumnya. (HR. Tirmidzi, An-Nasa'i dan Abu Daud)
4. Memilih yang bagus
Karena qurban itu hakikatnya mempersembahkan sesuatu kepada Allah, maka hendaklah orang yang berqurban memberikan yang terbaik kepada-Nya. Semakin bagus qurbannya semakin baik. Sebagaimana kisah Qabil dan Habil. Yang diterima dari keduanya adalah qurban Habil. Sebab Habil qurban dengan ikhlas dan memberikan yang terbaik dari miliknya. Sedangkan Qabil tidak ikhlas, dan ketidakikhlasan itu membuatnya memilih qurban yang asal-asalan, buruk kualitasnya.
5. Menyembelih dengan tangannya sendiri
Jika mampu, hendaklah seorang yang berqurban menyembelih qurban dengan tangannya sendiri. Demikianlah yang dicontohkan Rasulullah shallallaahu
ضَحَّى النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ، ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ ، وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا
Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam menyembelih dua ekor kambing kibasy yang gemuk dan bertanduk dengan kedua tangan beliau. Beliau membaca basmalah, bertakbir dan meletakkan kakinya di atas leher kambing tersebut. (HR. Al Bukhari)
6. Menyempurnakan adab menyembelih
Orang yang berqurban, terutama yang menyembelih qurbannya sendiri hendaknya menyempurnakan adab menyembelih. Diantaranya adalah menyembelih dengan pisau yang tajam sehingga langsung membuatnya mati tanpa memperlama rasa sakit. Ia juga perlu menenangkan sembelihannya, tidak justru menakut-nakuti hewan yang akan disembelihnya.
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
Sesungguhnya Allah telah menetapkan ihsan atas segala sesuatu, maka jika kalian membunuh, maka perbaguslah dalam membunuhnya, dan jika menyembelih, maka perbaguslah sembelihannya, dan hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan sesembelihannya. (HR. Muslim)
Sebelum menyembelih, hendaklah ia membaca seperti yang dicontohkan Rasulullah dalam hadits sebelumnya, yaitu membaca basmalah dan takbir:
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ
Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar.
Demikian diantara Adab Qurban, semoga kita bisa menjaga adab-adab tersebut.[]
Bagi Anda yang hendak berqurban, perlu mengetahui dan memperhatikan Adab-adab Qurban sebagai berikut:
1. Ikhlas
Ikhlas adalah adab pertama dalam qurban dan ibadah-ibadah lainnya. Bahkan, ikhlas, memurnikan niat untuk mendapatkan ridha Allah, merupakan syarat pertama agar qurban dan ibadah lainnya diterima Allah subhanahu wa ta'ala.
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Tanpa niat yang lurus, maka qurban itu tidak bernilai di sisi Allah. Tanpa keikhlasan, qurban itu tidak ada artinya dalam pandangan Allah.
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
Demikianlah, dengan ketaqwaan saja qurban itu bernilai di sisi Allah. Dan ketaqwaan itu selalu bermula dari keikhlasan; memurnikan ibadah dan ketaatan hanya kepada Allah.
2. Tidak memotong rambut dan kuku
Orang yang berniat berqurban hendaklah tidak memotong kuku, rambut dan bagian dari tubuhnya sejak awal bulan Dzulhijjah hingga hewan qurbannya telah disembelih. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam:
إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ وَعِنْدَهُ أُضْحِيَّةٌ يُرِيدُ أَنْ يُضَحِّىَ فَلاَ يَأْخُذَنَّ شَعْرًا وَلاَ يَقْلِمَنَّ ظُفُرًا
Jika telah masuk sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian hendak menyembelih binatang qurban, maka janganlah ia memotong sedikitpun rambut dan kukunya. (HR. Muslim)
3. Tidak cacat
Diantara adab qurban adalah
أَرْبَعٌ لاَ تَجُوزُ فِى الأَضَاحِى الْعَوْرَاءُ بَيِّنٌ عَوَرُهَا وَالْمَرِيضَةُ بَيِّنٌ مَرَضُهَا وَالْعَرْجَاءُ بَيِّنٌ ظَلْعُهَا وَالْكَسِيرُ الَّتِى لاَ تَنْقَى
4. Memilih yang bagus
Karena qurban itu hakikatnya mempersembahkan sesuatu kepada Allah, maka hendaklah orang yang berqurban memberikan yang terbaik kepada-Nya. Semakin bagus qurbannya semakin baik. Sebagaimana kisah Qabil dan Habil. Yang diterima dari keduanya adalah qurban Habil. Sebab Habil qurban dengan ikhlas dan memberikan yang terbaik dari miliknya. Sedangkan Qabil tidak ikhlas, dan ketidakikhlasan itu membuatnya memilih qurban yang asal-asalan, buruk kualitasnya.
5. Menyembelih dengan tangannya sendiri
Jika mampu, hendaklah seorang yang berqurban menyembelih qurban dengan tangannya sendiri. Demikianlah yang dicontohkan Rasulullah shallallaahu
ضَحَّى النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ ، ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ ، وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا
6. Menyempurnakan adab menyembelih
Orang yang berqurban, terutama yang menyembelih qurbannya sendiri hendaknya menyempurnakan adab menyembelih. Diantaranya adalah menyembelih dengan pisau yang tajam sehingga langsung membuatnya mati tanpa memperlama rasa sakit. Ia juga perlu menenangkan sembelihannya, tidak justru menakut-nakuti hewan yang akan disembelihnya.
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
Sebelum menyembelih, hendaklah ia membaca seperti yang dicontohkan Rasulullah dalam hadits sebelumnya, yaitu membaca basmalah dan takbir:
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ
Demikian diantara Adab Qurban, semoga kita bisa menjaga adab-adab tersebut.[]
0 comments:
Post a Comment