Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Qurban itu Luar Biasa!

Written By mimin on Monday, October 15, 2012 | 8:00 PM

"Korban perasaan? Itu sudah biasa. Qurban hewan? Itu baru luar biasa." Bunyi spanduk qurban dari sebuah lembaga amil zakat nasional itu menarik. Dan begitulah kenyataannya: qurban itu luar biasa. Setidaknya, ada tiga sisi ke-luar biasa-an qurban: luar biasa sejarahnya, luar biasa keutamannya, dan luar biasa hikmahnya.

Sejarah Qurban itu Luar Biasa
"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"

Kata-kata Nabi Ibrahim yang diabadikan Allah dalam QS. Ash-Shaaffaat ayat 102 itu menandai betapa luar biasanya Nabi Ibrahim dan betapa luar biasanya sejarah qurban. Nabi Ibrahim telah menunggu sekian lama untuk memiliki putra. Allah kemudian memberikan putra yang shalih dan sabar di ujung penantiannya. Bisa kita bayangkan, betapa dalam cinta ayah yang telah menunggu bertahun-tahun seperti itu, lalu Allah menganugerahkan kepadanya Ismail, seorang putra yang persis sesuai keinginan dan doa Ibrahim selama ini: Rabbi hablii minash shaalihiin.

Namun kini... ketika anak itu tumbuh remaja dan cinta Nabi Ibrahim kepadanya juga semakin tumbuh meninggi mengangkasa, tiba-tiba ada perintah Allah melalui mimpi, bahwa ia harus menyembelihnya. Duh, siapakah yang kuat berpisah selamanya dari buah hati. Atau tega melihat anaknya mati, apalagi di tangannya sendiri. Memindahkan gunung rasanya lebih ringan dari perintah ini. Tapi ini adalah Nabi. Tapi ini adalah Ulul Azmi. Tapi ini adalah Khalilullah. Kesabarannya benar-benar terbukti di sini. Pada perintah yang sangat berat ini. Ia pun melaksanakan perintah ini setelah meminta pendapat putra. Dan di sini pula keberkahan itu terasa: sang putra juga sama sabarnya dalam menjalankan perintah, menyerahkan jiwanya kepada Allah Azza wa Jalla.

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." (QS. Ash-Shaaffaat : 103-107)

Demikianlah akhirnya. Ibrahim lulus ujian. Ismail kembali ke pelukan sang ayah dengan selamat sejahtera. Allah menggantinya dengan seekor kambing sebagai tebusan. Jika kini disyariatkan qurban dengan menyembelih unta, sapi, atau kambing, itu berawal dari peristiwa yang luar biasa ini. Sekaligus napak tilas pengorbanan Ibrahim dan Ismail.

Keutamaan Qurban itu Luar Biasa
Qurban juga luar biasa dari sisi keutamannya. Sedikitnya, ada 5 keutamaan qurban. Pertama, Qurban adalah amal yang paling dicintai Allah, khususnya pada hari raya qurban. "Tidak ada amalan yang diperbuat manusia pada hari raya qurban yang lebih dicintai oleh Allah," sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Tirmidzi" "selain menyembelih hewan".

Kedua, Pahala qurban sangat besar, bahkan dalam setiap bulunya terdapat kebaikan. "Sesungguhnya hewan qurban itu kelak pada hari kiamat akan datang beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulu dan kuku-kukunya. Sesungguhnya sebelum darah qurban itu mengalir ke tanah, pahalanya telah diterima di sisi Allah." (HR. Tirmidzi)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah ditanya tentang qurban, maka beliau menjawab: "Tuntunan ayah kalian Ibrahim". Mereka bertanya : "Apa yang kita dapatkan darinya?" Beliau menjawab : “Setiap helai rambut, akan dibalasi dengan satu kebaikan”. Mereka bertanya lagi: “Bagaimana dengan bulu (domba)?" Maka beliau menjawab: “Setiap bulu juga akan dibalas dengan satu kebaikan”.

Ketiga, Qurban itu menenangkan jiwa. Seperti sabda Nabi dalam HR. Tirmidzi pula: "Maka tenangkanlah jiwa dengan berqurban."

Keempat, Qurban mendatangkan ampunan Allah. Rasulullah berpesan kepada putrinya: “Hai Fathimah, bangunlah dan saksikanlah qurbanmu. Karena setiap tetes darahnya akan memohon ampunan dari setiap dosa yang telah kaulakukan…” (HR al-Baihaqi)

Kelima, Qurban adalah syiar agama Islam. Perhatikanlah firman Allah: "Dan unta-unta itu Kami jadikan untukmu bagian dari syiar agama Allah, kamu banyak memperoleh kebaikan padanya. Maka sebutlah nama Allah (ketika kamu akan menyembelihnya)…" (QS. Al-Hajj : 36)

Luar Biasa Hikmahnya
Qurban juga luar biasa dari sisi hikmahnya. Qurban yang berupa ibadah menyembelih binatang menyadarkan kita bahwa kita harus membunuh sisi kebinatangan kita. Nafsu hewani harus dilawan dan diperangi sehingga ruhiyah dan akal kita meninggi, dan kita menjadi manusia sejati: makhluk mulia yang hanya tunduk kepada Allah Sang Pencipta.

Qurban berarti berbagi dengan sesama. Menjadi manusia yang mulia, menjadi manusia yang terbaik itu artinya menjadi manusia yang paling bermanfaat bagi sesama manusia. Khairun naas anfa'uhum lin naas. Dan qurban menjadi bukti kemanfaatan kita. Maka betapa kaum dhuafa berbahagia pada hari raya idul adha dan hari tasyrik karena mereka bisa menikmati daging yang sangat sulit mereka jumpai di hari-hari sebelumnya. Atas asas manfaat inilah, qurban yang tepat sasaran akan lebih besar nilainya. Dan atas asas manfaat inilah para ulama memperbolehkan daging qurban dibentuk menjadi bahan makanan yang awet sehingga bisa disalurkan dan dikonsumsi oleh kaum dhuafa dalam waktu yang lebih lama.

Berbagi kebahagiaan dan kebaikan serta mempersempit kesenjangan antara si kaya dan si miskin inilah yang menjadi semangat Islam. Sebab dengan begitu, perasaan aman, nyaman dan keharmonisan bermasyarakat bisa terwujudkan. Yang kaya berbagi, yang miskin menjaga harga diri. Yang kaya membantu dan menolong yang miskin, yang miskin pun mencintai yang kaya. Subhanallah, indahnya. [Muchlisin]

0 comments:

Post a Comment