Di tengah kerumunan massa, tiba-tiba demonstran penentang Mursi melemparkan bom molotov ke arah massa pendukung Mursi. Sontak, massa yang berkonsentrasi di luar istana presiden di Heliopolis Kairo itu berhamburan. Sejumlah pendukung Mursi dilaporkan terluka.
Jaksa Penuntut Umum Mesir, Talaat Abdullah mencurigai pihak oposisi disusupi agen spionase asing. Kecurigaan itu cukup beralasan, mengingat Amr Moussa –salah seorang tokoh oposisi- bertemu dengan Mantan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni. Seperti diberitakan Al-monitor, Kamis (6/12), dalam pertemuan itu, Moussa yang merupakan pesaing Mursi dalam pilpres, bersepakat dengan Israel untuk melawan Mursi.
Moussa dikabarkan telah merancang sebuah program yang dimulai dengan pengunduran dirinya dan sejumlah anggota dari majelis konstituante dengan maksud menggulingkan pemerintah. Moussa kerap mengadakan pertemuan dengan timnya di kantor partai al-Wafd yang merupakan pusat aktifitas rezim Israel.
Sejumlah pengamat menilai, kekacauan yang terjadi di Mesir saat ini merupakan resiko yang harus dibayar mahal oleh Mursi karena ia telah "mengganggu" Israel dan membela Palestina pada bulan lalu. Ketika Israel mulai menyerang Gaza dengan brutal, Mursi mengirim perdana menterinya ke Gaza dan bersama-sama Turki, Tunisa, Qatar dan negara lainnya membentuk "poros baru" yang cukup kuat untuk membela Gaza.
Israel akhirnya menyepakati gencatan senjata dengan menyetujui sejumlah syarat dari Hamas pada Rabu (21/11) petang. Namun tiba-tiba, sejak esuk harinya demonstrasi mulai bergejolak di negeri Mursi. [IK/Rpb/bsb]
Jaksa Penuntut Umum Mesir, Talaat Abdullah mencurigai pihak oposisi disusupi agen spionase asing. Kecurigaan itu cukup beralasan, mengingat Amr Moussa –salah seorang tokoh oposisi- bertemu dengan Mantan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni. Seperti diberitakan Al-monitor, Kamis (6/12), dalam pertemuan itu, Moussa yang merupakan pesaing Mursi dalam pilpres, bersepakat dengan Israel untuk melawan Mursi.
Moussa dikabarkan telah merancang sebuah program yang dimulai dengan pengunduran dirinya dan sejumlah anggota dari majelis konstituante dengan maksud menggulingkan pemerintah. Moussa kerap mengadakan pertemuan dengan timnya di kantor partai al-Wafd yang merupakan pusat aktifitas rezim Israel.
Sejumlah pengamat menilai, kekacauan yang terjadi di Mesir saat ini merupakan resiko yang harus dibayar mahal oleh Mursi karena ia telah "mengganggu" Israel dan membela Palestina pada bulan lalu. Ketika Israel mulai menyerang Gaza dengan brutal, Mursi mengirim perdana menterinya ke Gaza dan bersama-sama Turki, Tunisa, Qatar dan negara lainnya membentuk "poros baru" yang cukup kuat untuk membela Gaza.
Israel akhirnya menyepakati gencatan senjata dengan menyetujui sejumlah syarat dari Hamas pada Rabu (21/11) petang. Namun tiba-tiba, sejak esuk harinya demonstrasi mulai bergejolak di negeri Mursi. [IK/Rpb/bsb]
0 comments:
Post a Comment