Seperti diduga sebelumnya, isi komik Nabi yang diterbitkan oleh majalah Prancis Charlie Hebdo banyak mengolok-olok Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bukan hanya menggambar Rasulullah dalam bentuk kartun, komik Nabi itu juga menampilkan kisah Rasulullah dengan gambar hinaan di sana-sini.
Dua diantara olok-olokan itu tampak dalam kisah masa kecil Rasulullah. Komik Nabi itu menampilkan seorang bayi yang diasosiasikan sebagai Nabi semasa kecil. Bayi itu lebih sering dimunculkan dalam kondisi telanjang.
Bagian lain yang lebih “norak” terdapat satu halaman dalam komik Nabi itu dimana bayi tersebut digambarkan menyusu asi pada beberapa payudara.
“Beberapa halaman yang saya lihat sejauh ini -dan saya harus akui itu tidak seluruh isi buku- sangat jelas mengolok-olok Nabi ketimbang menginformasikan kepada pembaca tentang kehidupan Nabi,” tulis kolumnis surat kabar Independent, Jerome Taylor.
Pada dua contoh di atas, Taylor mencoba memahami argumen Charlie Hebdo bahwa kebanyakan bayi memang telanjang. Charlie Hebdo mungkin juga beralasan Nabi memiliki ibu susuan lebih dari satu.
“Tapi, anda tetap akan mendapat kesan (olok-olok) yang ingin mereka munculkan,” tandas Taylor.
Taylor menilai komik Nabi terbitan Charlie Hebdo sungguh memalukan. Charlie Hebdo sejatinya bisa menerbitkan serial komik biografi Nabi Muhammad tanpa harus melakukan olok-olok.
Sebelumnya, Rabu (2/1) lalu, Stephane Charbonnier mengungkapkan alasan mengapa majalahnya, Charlie Hebdo, menerbitkan komik Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia mengatakan, perlu mengenalkan Islam dan Nabinya kepada warga Perancis melalui komik. Menurutnya, orang-orang perlu mengetahui Nabi agama terbesar kedua di negara itu, yang selama ini membuat mereka takut.
Namun, setelah membaca isi komik Nabi tersebut, tujuan mengolok-olok seperti yang diungkapkan Taylor agaknya lebih tepat alih-alih mengenalkan Islam dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. [AM/Rpb/bsb]
Dua diantara olok-olokan itu tampak dalam kisah masa kecil Rasulullah. Komik Nabi itu menampilkan seorang bayi yang diasosiasikan sebagai Nabi semasa kecil. Bayi itu lebih sering dimunculkan dalam kondisi telanjang.
Bagian lain yang lebih “norak” terdapat satu halaman dalam komik Nabi itu dimana bayi tersebut digambarkan menyusu asi pada beberapa payudara.
“Beberapa halaman yang saya lihat sejauh ini -dan saya harus akui itu tidak seluruh isi buku- sangat jelas mengolok-olok Nabi ketimbang menginformasikan kepada pembaca tentang kehidupan Nabi,” tulis kolumnis surat kabar Independent, Jerome Taylor.
Pada dua contoh di atas, Taylor mencoba memahami argumen Charlie Hebdo bahwa kebanyakan bayi memang telanjang. Charlie Hebdo mungkin juga beralasan Nabi memiliki ibu susuan lebih dari satu.
“Tapi, anda tetap akan mendapat kesan (olok-olok) yang ingin mereka munculkan,” tandas Taylor.
Taylor menilai komik Nabi terbitan Charlie Hebdo sungguh memalukan. Charlie Hebdo sejatinya bisa menerbitkan serial komik biografi Nabi Muhammad tanpa harus melakukan olok-olok.
Sebelumnya, Rabu (2/1) lalu, Stephane Charbonnier mengungkapkan alasan mengapa majalahnya, Charlie Hebdo, menerbitkan komik Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia mengatakan, perlu mengenalkan Islam dan Nabinya kepada warga Perancis melalui komik. Menurutnya, orang-orang perlu mengetahui Nabi agama terbesar kedua di negara itu, yang selama ini membuat mereka takut.
Namun, setelah membaca isi komik Nabi tersebut, tujuan mengolok-olok seperti yang diungkapkan Taylor agaknya lebih tepat alih-alih mengenalkan Islam dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. [AM/Rpb/bsb]
0 comments:
Post a Comment