Turki di bawah kepemimpinan Erdogan terus melangkah meninggalkan sekulerisme menuju negeri yang lebih islami. Kementerian Pendidikan Turki mengeluarkan keputusan menghapus larangan mengenakan hijab bagi guru-guru wanita, Senin (12/8) waktu setempat. Keputusan itu disambut gembira kalangan muslimah.
Kementerian juga mengembalikan mereka yang dipecat karena memakai hijab. Harian Turki Haber melaporkan, mereka yang pernah dipecat gara-gara mengenakan hijab itu akan dikembalikan dalam waktu 3 bulan.
Berbeda dengan partai dan pemimpin Islam lain, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dan Erdogan mengarahkan Turki lebih islami secara bertahap dan perlahan-lahan. Erdogan agaknya berhasil belajar dari pengalaman Erbakan bahwa memberlakukan Islam secara ‘terburu-buru’ akan langsung berhadapan dengan militer dan masyarakat yang belum siap. Karenanya, sejak menang pertama kali pada 2002 lalu, Erdogan dan AKP fokus pada pembenahan ekonomi terlebih dulu tanpa memperlihatkan kebijakan islaminya.
Peningkatan pendapatan perkapita dari 3.000 dolar AS menjadi 11.000 dolar AS membuat semakin banyak warga Turki yang menyukai AKP. Terbukti, dua pemilu berikutnya AKP kembali menang dengan suara yang terus meningkat.
Bersamaan dengan keberhasilan ekonomi, AKP juga melakukan edukasi islami kepada masyarakat. Pendekatan kepada militer selama lebih dari sepuluh tahun juga berpengaruh pada institusi penjaga nilai-nilai sekulerisme Turki itu ‘membiarkan’ ketika pemerintahan Erdogan mulai mengegolkan sejumlah peraturan yang mengadopsi nilai-nilai Islam, termasuk soal jilbab dan anti-miras. [IK/Rpb/bsb]
Kementerian juga mengembalikan mereka yang dipecat karena memakai hijab. Harian Turki Haber melaporkan, mereka yang pernah dipecat gara-gara mengenakan hijab itu akan dikembalikan dalam waktu 3 bulan.
Berbeda dengan partai dan pemimpin Islam lain, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dan Erdogan mengarahkan Turki lebih islami secara bertahap dan perlahan-lahan. Erdogan agaknya berhasil belajar dari pengalaman Erbakan bahwa memberlakukan Islam secara ‘terburu-buru’ akan langsung berhadapan dengan militer dan masyarakat yang belum siap. Karenanya, sejak menang pertama kali pada 2002 lalu, Erdogan dan AKP fokus pada pembenahan ekonomi terlebih dulu tanpa memperlihatkan kebijakan islaminya.
Peningkatan pendapatan perkapita dari 3.000 dolar AS menjadi 11.000 dolar AS membuat semakin banyak warga Turki yang menyukai AKP. Terbukti, dua pemilu berikutnya AKP kembali menang dengan suara yang terus meningkat.
Bersamaan dengan keberhasilan ekonomi, AKP juga melakukan edukasi islami kepada masyarakat. Pendekatan kepada militer selama lebih dari sepuluh tahun juga berpengaruh pada institusi penjaga nilai-nilai sekulerisme Turki itu ‘membiarkan’ ketika pemerintahan Erdogan mulai mengegolkan sejumlah peraturan yang mengadopsi nilai-nilai Islam, termasuk soal jilbab dan anti-miras. [IK/Rpb/bsb]
0 comments:
Post a Comment