Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Menggairahkan Perjalanan Halaqah

Written By mimin on Monday, May 3, 2010 | 3:00 AM


Judul Buku : Menggairahkan Perjalanan Halaqah
Penulis : Satria Hadi Lubis
Penerbit : Pro-U Media, Yogyakarta
Cetakan Ke : 2
Tahun Terbit : Maret 2010
Tebal Buku : 148 halaman


Apakah halaqah Anda saat ini terasa kaku, monoton, atau membosankan? Apakah sebagian peserta halaqah Anda kadang tidak datang tanpa udzur yang jelas? Apakah halaqah Anda tidak juga meningkatkan kualitas ruhiyah dan tsaqafah Islam? Dan halaqah Anda tidak dapat melahirkan halaqah baru? Jika hal pertama dan kedua yang terjadi, itu berarti halaqah Anda tidak dinamis. Namun jika yang terjadi persis dengan pertanyaan ketiga dan keempat, berarti halaqah Anda tidak produktif.

Halaqah (kadang disebut usrah, kadang disebut liqa' tarbawi, mentoring dan lain-lain), yang saat ini marak di mana-mana -baik di kampus, sekolah, kantor, maupun perumahan- merupakan hal yang patut kita syukuri. Karena itu mengindikasikan ghirah keislaman umat yang semakin menguat, serta jumlah masyarakat yang memiliki kesadaran berislam semakin meningkat.

Namun jika dalam perjalanan halaqah terjadi hal-hal seperti pertanyaan awal pada tulisan ini, itu merupakan problem yang tidak saja mengganggu perjalanan halaqah tetapi juga bisa mengancam keberlangsungannya. Karenanya perlu ada solusi yang tepat agar halaqah sukses (muntijah). Halaqah muntijah baru terpenuhi jika halaqah itu dinamis sekaligus produktif. Satria Hadi Lubis melalui buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah ini berupaya memberikan solusi itu.

Urgensi Halaqah
Buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah ini diawali terlebih dulu dengan menjelaskan urgensi halaqah. Jika definisi halaqah adalah kelompok kecil muslim (3-12 orang) yang secara rutin mengkaji ajaran Islam dengan kurikulum (manhaj) tertentu, maka urgensi halaqah terdiri dari 5 hal berikut:
1. Melaksanakan perintah Allah SWT untuk belajar seumur hidup (tarbiyah madal hayah)
2. Mengikuti sunnah Rasul dalam membina para sahabat dengan sistem halaqah
3. Sarana efektif untuk mengembangkan kepribadian islami (syakhsiyah islamiyah)
4. Melatih amal jama'i demi mempertahankan eksistensi jamaah Islam
5. Jalan yang handal untuk membentuk umat (takwinul ummah) yang islami

Halaqah Muntijah
Seperti dikemukakan di atas, halaqah muntijah adalah halaqah yang memiliki 2 kriteria; tercapainya dinamisasi sehingga halaqah berjalan dengan menggairahkan (tidak menjemukan) dan tercapainya produktifitas sehingga tujuan halaqah terwujud dengan baik.

Dari sini halaqah bisa diklasifikasikan menjadi 5 kelompok; (1) halaqah muntijah, yakni halaqah yang faktor dinamisasinya tinggi sekaligus produktifitasnya juga tinggi, (2) halaqah tipe paguyuban, yakni halaqah yang faktor dinamisasinya tinggi namun produktifitasnya rendah; (3) halaqah tipe sedang, yakni jika halaqah tersebut memiliki faktor dinamisasi dan produktifitas sedang, (4) halaqah tipe jenuh, yakni halaqah yang produktifitasnya tinggi namun faktor dinamisasinya rendah, dan (5) halaqah tipe rendah, yakni halaqah yang faktor dinamisasinya rendah sekaligus faktor produktifitasnya rendah pula.

Kadang-kadang dua faktor penentu ini tidak diperhatikan. Padahal kesuksesan halaqah ditentukan dari sana; dinamis sebagai prosesnya dan produktif sebagai tujuannya. Dalam dunia manajemen hal ini disebut sebagai management by process dan management by objective. Istilah terkahir ini dalam bahasa dakwah lebih dikenal dengan sebutan at-tarbiyah bil ahdaf.

Tidak terperhatikannya kedua faktor itu sehingga berujung halaqah tidak muntijah seringkali disebabkan oleh murabbi karena:
1. Terjebak rutinitas, bahwa halaqah adalah kegiatan rutin pekanan saja
2. Sibuk dengan aktifitas dakwah ammah yang lebih "gegap gempita"
3. Kesibukan urusan duniawi
4. Terpesona dengan jumlah (kuantitas)
5. Merasa bahwa halaqahnya tidak ada masalah
6. Kurangnya motivasi dan pengingatan dari jamaah atau ikhwah di sekelilingnya
7. terlena dengan nostalgia masa lalu

Halaqah Dinamis
Halaqah dinamis adalah halaqah yang selalu berproses dan bergerak secara berubah-ubah (tidak monoton) sehingga menimbulkan kegairahan dan menghilangkan kejenuhan. Karena halaqah dilakukan sepanjang hayat, maka dinamisasi ini sangat perlu sekaligus menjadi sesuatu hal yang cukup sulit dilakukan.

Jika halaqah dinamis maka manfaat yang bisa didapatkan adalah: (1) kepuasan beraktifitas (job satisfaction), seluruh peserta halaqah menikmati halaqah itu, (2) kehadiran yang rutin, (3) semangat yang tinggi, (4) tanggung jawab besar, (5) mempercepat pencapaian tujuan, (6) meningkatkan kreatifitas, (7) menghindari kemaksiatan karena kegairahan halaqah membawa kegairahan beribadah, (8) memperkecil munculnya konflik/masalah, dan (9) merasakan manisnya ukhuwah.

Kejenuhan dalam halaqah sebagai lawan dari halaqah dinamis bisa disebabkan oleh dua faktor: intern dan ekstern. Faktor intern adalah kurangnya keikhlasan, maksiat, dan kurangnya pemahaman. Sedangkan faktor ekstern bisa disebabkan karena suasana yang monoton, ketiadaan keteladanan, kurangnya upaya saling memotivasi, dan konflik berkepanjangan.

Sedangkan ciri halaqah dinamis adalah halaqah yang suasananya inovatif, ada komentar-komentar "kerinduan", ingin berlama-lama dalam halaqah, kehadiran dan yang rutin.

Halaqah Produktif
Halaqah produktif adalah halaqah yang mampu mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan. Semakin banyak tujuan yang tercapai, semakin produktif sebuah halaqah. Produktifitas di sini bisa dilihat dari dua sisi: kuantitas dan kualitas. Tujuan (sasaran) halaqah dalam konteks produktifitas ini setidaknya ada tiga: tercapainya muwashafat/kenaikan jenjang, tercapainya pembentukan murabbi baru, dan tercapainya pengembangan potensi.

Jika halaqah produktif maka manfaat yang bisa didapatkan adalah: (1) munculnya perasaan "berhasil" yang menumbuhkan kepercayaan diri dalam membina bagi murabbi, (2) peserta/mutarabbi menjadi kader-kader Islami yang tangguh, (3) akselerasi peningkatan kualitas jamaah dan umat.

Tidak tercapainya halaqah produktif juga disebabkan dua faktor: internal dan eksternal. Faktor internal meliputi murabbi yang tidak memahami tujuan halaqah, terlena dengan proses, kurangnya semangat bersaing, dan salah dalam memahami takdir. Sedangkan faktor eksternal meliputi kurangnya motivasi baik murabbi maupun mutarabbi, dan kurangnya penjelasan tentang tujuan halaqah.

Rumus Meningkatkan Dinamisasi Halaqah
Satria Hadi Lubis dalam buku Menggairahkan Perjalanan Halqah ini telah memformulasikan rumus dinamisasi halaqah sehingga lebih mudah dipahami dan "dikuantitatifkan".

D = n(Pb) (I + K + T)


D = Dinamisasi
n (Pb) = Jumlah variasi perubahan
I = Keikhlasan
K = Keteladanan
T = Semangat mencapai tujuan

Sedangkan kejenuhuan halaqah dirumuskan sebagai berikut :

J = n (Pt) / n (Pb) � (I + K + T)


J = Kejenuhan
n (Pt) = Jumlah pertemuan
n (Pb) = Jumlah variasi perubahan
I = Keikhlasan
K = Keteladanan
T = Semangat mencapai tujuan

Variasi perubahan bisa terjadi dalam sistem belajar, metode penyampaian, media belajar, materi, agenda acara, waktu pertemuan, tempat pertemuan, dan komposisi peserta halaqah.

Rumus Meningkatkan Produktifitas Halaqah

Rumus peningkatan produktifitas halaqah dalam buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah tidak dibuat sama seperti dinamisasi halaqah. Satria Hadi Lubis membuatnya dalam bentuk piramida sebagai berikut:



Pada dasar piramida, ada tujuan yang porsinya paling besar. Tiga tujuan halaqah (tercapainya muwashafat/kenaikan jenjang, tercapainya pembentukan murabbi baru, dan tercapainya pengembangan potensi) menjadi dasar dari pencapaian halaqah. Tujuan ini berfungsi untuk melakukan langkah berikutnya, yaitu membuat "kemenangan-kemenangan kecil" dan melakukan evaluasi. Kemenangan kecil adalah tujuan/sasaran antara yang perlu dicapai secara bertahap untuk mencapai tujuan halaqah yang sebenarnya. Sedangkan evaluasi adalah membandingkan antara tujuan yang ditetapkan dengan realita yang ada. Jika tercapai berarti halaqah berhasil, jika belum harus ada analisa sebab kegagalan dan solusinya.

Banyak Tips yang Harus Dibaca dalam Buku ini
Ya. Banyak sekali tips dan kiat-kiat yang dikemukakan Satria Hadi Lubis dalam buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah ini. Mulai dari kiat meningkatkan variasi perubahan yang dilakukan dalam halaqah, kiat meningkatkan nilai keikhlasan, keteladanan, semangat mencapai tujuan, dan lain-lain. Dalam buku ini juga ada tes halaqah muntijah untuk mendeteksi halaqah Anda melalui pengisian kuisioner, tabel contoh penerapan tiga langkah produktifitas halaqah dan lampiran contoh aktifitas untuk mendinamiskan halaqah.

Maka buku Menggairahkan Perjalanan Halaqah ini perlu dimiliki dan dibaca para kader dakwah, terutama para murabbi sehingga mampu meningkatkan dinamisasi dan produktiftas halaqah. Dengan demikian terwujudlah halaqah-halaqah muntijah yang segera akan diikuti dengan kemenangan dakwah. Insya Allah. [Muchlisin]

0 comments:

Post a Comment