Tinggal satu langkah lagi, atas nama hukum Israel bisa memaksa seluruh warga non-Yahudi di Israel dan wilayah pendudukan di Palestina untuk bersumpah setia kepada Israel sebagai "negara Yahudi". Warga Palestina yang terkena ancaman ini terutama adalah mereka yang tinggal di Tepi Barat.
Saat ini, Rancangan Undang-undang yang disebut oposisi di parlemen sebagai RUU "fasis" ini telah disetujui oleh kabinet. RUU ini untuk pertama kali diajukan oleh menteri luar negeri Israel.
Jika nanti disetujui oleh legislatif, RUU ini akan resmi menjadi Undang-undang. Belum ada rencana penolakan legislatif kecuali dari partai oposisi. Sementara warga keturunan Arab yang besarnya mencapai 20% populasi negara Israel sejak awal menentang keras RUU ini.
Para pengamat Palestina seperti Sa'd Muhyu dari El-Khaleej Emirat, menilai RUU ini merupakan bagian dari persiapan penerapan gagasan negara Yahudi "yang bersih" dari warga keturunan Arab. Sebab dengan adanya aturan itu, warga keturunan Arab akan meninggalkan wilayahnya alih-alih bersumpah setia kepada Israel.
Bukti lain yang menjadi argumen Sa'd Muhyu adalah digelarnya latihan militer Israel besar-besaran untuk persiapan menyerang Gaza dan pengusiran warga Palestina wilayah 48. Dua agenda ini dilaksanakan persis bersamaan dengan penggodokan RUU tersebut. "Perkembangan ini memberikan penegasan bahwa masalah yahudisme Israel bukan sekadar permainan taktik kata-kata, tapi merupakan arah strategi yang unsur-unsurnya mulai sempurna sekarang ini." katanya. [AN/bsb]
Saat ini, Rancangan Undang-undang yang disebut oposisi di parlemen sebagai RUU "fasis" ini telah disetujui oleh kabinet. RUU ini untuk pertama kali diajukan oleh menteri luar negeri Israel.
Jika nanti disetujui oleh legislatif, RUU ini akan resmi menjadi Undang-undang. Belum ada rencana penolakan legislatif kecuali dari partai oposisi. Sementara warga keturunan Arab yang besarnya mencapai 20% populasi negara Israel sejak awal menentang keras RUU ini.
Para pengamat Palestina seperti Sa'd Muhyu dari El-Khaleej Emirat, menilai RUU ini merupakan bagian dari persiapan penerapan gagasan negara Yahudi "yang bersih" dari warga keturunan Arab. Sebab dengan adanya aturan itu, warga keturunan Arab akan meninggalkan wilayahnya alih-alih bersumpah setia kepada Israel.
Bukti lain yang menjadi argumen Sa'd Muhyu adalah digelarnya latihan militer Israel besar-besaran untuk persiapan menyerang Gaza dan pengusiran warga Palestina wilayah 48. Dua agenda ini dilaksanakan persis bersamaan dengan penggodokan RUU tersebut. "Perkembangan ini memberikan penegasan bahwa masalah yahudisme Israel bukan sekadar permainan taktik kata-kata, tapi merupakan arah strategi yang unsur-unsurnya mulai sempurna sekarang ini." katanya. [AN/bsb]
0 comments:
Post a Comment