Amerika Serikat (AS) akhirnya mengaku bertanggungjawab atas tewasnya 24 tentara Pakistan. Kamis kemarin (22/12) Pentagon mengakui adanya kesalahan dalam operasi gabungan dengan komando Afghanistan sehingga menewaskan 24 tentara Pakistan bulan lalu.
Insiden yang membuat marah Pakistan itu terjadi ketika operasi gabungan pimpinan AS melancarkan serangan udara di perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Hasil investigasi terhadap insiden tersebut menemukan, pasukan komando gabungan AS-Afghanistan telah salah menyimpulkan bahwa di lokasi target penyerangan saat itu tidak ada pasukan Pakistan. Dalam pernyataan yang dirilis kemarin sore waktu setempat, Pentagon menyebut bahwa kurangnya koordinasi antara pasukan AS-Pakistan dan kesalahan informasi terkait pemetaan informasi telah mengakibatkan dampak yang tragis dan fatal.
"Koordinasi yang lemah diantara para perwira AS dan Pakistan telah mengakibatkan kesalahpahaman soal keberadaan atau lokasi sebenarnya unit militer Pakistan," kata laporan itu.
Seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ) kemarin, hasil penyelidikan itu akan dipaparkan di depan pejabat Pentagon hari ini (23/12). Laporan tersebut semakin mempertegas tanggung jawab militer AS atas serangan udara 26 November lalu yang telah memperburuk hubungan Amerika-Pakistan.
Insiden bulan lalu itu bukan pertama kalinya AS mengaku salah serang. Sebelum insiden itu, sedikitnya 1200 warga Pakistan tewas dalam kurun waktu enam tahun akibat serangan udara yang dilakukan militer AS.
Tentara AS sejak tahun 2004 hingga kini telah melakukan lebih dari 114 serangan roket ke Pakistan yang menewaskan lebih dari 1200 warga negara itu dengan lebih dari sepertiganya adalah warga sipil yang tak berdosa.
Aksi sewenang-wenang yang dilakukan militer AS dengan alasan perang melawan teror itu telah berulang kali dikecam oleh rakyat dan pemerintah Pakistan. [IK/JP/bsb]
Insiden yang membuat marah Pakistan itu terjadi ketika operasi gabungan pimpinan AS melancarkan serangan udara di perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Hasil investigasi terhadap insiden tersebut menemukan, pasukan komando gabungan AS-Afghanistan telah salah menyimpulkan bahwa di lokasi target penyerangan saat itu tidak ada pasukan Pakistan. Dalam pernyataan yang dirilis kemarin sore waktu setempat, Pentagon menyebut bahwa kurangnya koordinasi antara pasukan AS-Pakistan dan kesalahan informasi terkait pemetaan informasi telah mengakibatkan dampak yang tragis dan fatal.
"Koordinasi yang lemah diantara para perwira AS dan Pakistan telah mengakibatkan kesalahpahaman soal keberadaan atau lokasi sebenarnya unit militer Pakistan," kata laporan itu.
Seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ) kemarin, hasil penyelidikan itu akan dipaparkan di depan pejabat Pentagon hari ini (23/12). Laporan tersebut semakin mempertegas tanggung jawab militer AS atas serangan udara 26 November lalu yang telah memperburuk hubungan Amerika-Pakistan.
Insiden bulan lalu itu bukan pertama kalinya AS mengaku salah serang. Sebelum insiden itu, sedikitnya 1200 warga Pakistan tewas dalam kurun waktu enam tahun akibat serangan udara yang dilakukan militer AS.
Tentara AS sejak tahun 2004 hingga kini telah melakukan lebih dari 114 serangan roket ke Pakistan yang menewaskan lebih dari 1200 warga negara itu dengan lebih dari sepertiganya adalah warga sipil yang tak berdosa.
Aksi sewenang-wenang yang dilakukan militer AS dengan alasan perang melawan teror itu telah berulang kali dikecam oleh rakyat dan pemerintah Pakistan. [IK/JP/bsb]
0 comments:
Post a Comment