"Masuklah kalian ke dalam Surga, tidak ada ketakutan bagi kalian dan tidak akan ada kesedihan" QS Al-A’raaf: 49.
Saat tengah berlangsung Taklim Rasulullah SAW, selepas shalat Ashar di Masjid Madinah. Tiba-tiba Nabi SAW berkata, "Akan datang seorang lelaki penduduk Surga".
Semua mata sahabat melihat ke pintu masjid. Maka masuklah seorang laki-laki, nampaknya ia baru selesai berwudhu, dia usap air yang membasahi jenggotnya kemudian dipercikkan ke belakang. Lalu laki-laki itu shalat sunnat dua rakaat, kemudian ikut bergabung mendengarkan taklim tersebut.
Esok harinya pada jam yang sama, taklim rutin berjalan kembali. Tiba-tiba Nabi SAW berkata pula, "Akan datang seorang lelaki dari pendduduk Surga".
Semua orangpun menoleh, ternyata dia adalah laki-laki yang disebut Rasulullah SAW kemarin.
Adalah putra Umar bin Khattab, yang bernama Abdullah, merasa penasaran mendengar ungkapan Nabi SAW tersebut dua hari berturut-turut. Apa rahasia ibadah orang ini?, hingga diberi predikat sebagai "lelaki penduduk Surga".
Selesai shalat Isya, maka Abdullah pun mengikuti laki-laki tersebut dari belakang. Merasa ada orang berjalan di belakangnya, lelaki itupun menoleh, "Ada apa ya Abdullah?", sapa laki-laki itu.
"Bolehkah saya menumpang menginap tiga malam ini, saya sedang kurang enak di rumah," ujar Abdullah.
"Boleh, silakan," ujar laki-laki itu.
Setiap tengah malam menjelang subuh, Abdullah bin Umar bangun, mencoba mengintip ibadah laki-laki ini. Mungkin dia punya kelebihan ibadah dan rajin shalat malam.
Akan tetapi yang dia lihat, hanyalah sebagaimana kebiasaan sahabat secara umum, beribadah menjelang Subuh saja. Selama tiga malam berturut-turut seperti itu.
Merasa sudah cukup, Abdullahpun pamit dan berterima kasih kepada tuan rumah. Namun sebelum pergi Abdullah menyempatkan diri bertanya.
"Aku mendengar Rasulullah saw berkata bahwa engkau adalah lelaki dari penduduk Surga. Tapi setelah saya perhatikan, ternyata ibadah engkau biasa-biasa saja. Apakah ada sesuatu yang engkau sembunyikan?," tanya Abdullah.
"Iya, seperti yang engkau lihat," ujar lelaki itu.
"Baiklah, kalau begitu saya pamit dan terimakasih atas tumpangan menginapnya," kata Abdullah sambil berlalu.
Setelah agak jauh, tiba-tiba lelaki itu memanggil, "Ya Abdullah, ke sini".
Abdullahpun datang menghampiri, "Ada apa?".
"Kalaupun ada suatu rahasia yang saya lakukan adalah: Setiap malam sebelum tidur saya menghilangkan semua rasa iri terhadap semua saudara-saudara saya dan saya memaafkan mereka," ujar laki-laki itu.
"Baiklah, terimakasih," ucap Abdullah kemudian pergi.
Ternyata dengan membersihkan penyakit hati, berupa iri hati dan menjadi pemaaf sepanjang hidupnya, menyebabkan lelaki itu disebut Nabi SAW sebagai penduduk Surga.
Pemaaf dan tidak hasad, iri hati adalah sikap seorang yang bertaqwa. Nan tengah kita tempa di dalam bulan Ramadhan ini. Insya Allah.
Kalau ingin untaian melati
Boleh petik di dekat saga
Kalau rajin bersihkan hati
Boleh jadi penghuni surga.
Penulis : Tifatul Sembiring
Sumber: Ramadhan Antara
Saat tengah berlangsung Taklim Rasulullah SAW, selepas shalat Ashar di Masjid Madinah. Tiba-tiba Nabi SAW berkata, "Akan datang seorang lelaki penduduk Surga".
Semua mata sahabat melihat ke pintu masjid. Maka masuklah seorang laki-laki, nampaknya ia baru selesai berwudhu, dia usap air yang membasahi jenggotnya kemudian dipercikkan ke belakang. Lalu laki-laki itu shalat sunnat dua rakaat, kemudian ikut bergabung mendengarkan taklim tersebut.
Esok harinya pada jam yang sama, taklim rutin berjalan kembali. Tiba-tiba Nabi SAW berkata pula, "Akan datang seorang lelaki dari pendduduk Surga".
Semua orangpun menoleh, ternyata dia adalah laki-laki yang disebut Rasulullah SAW kemarin.
Adalah putra Umar bin Khattab, yang bernama Abdullah, merasa penasaran mendengar ungkapan Nabi SAW tersebut dua hari berturut-turut. Apa rahasia ibadah orang ini?, hingga diberi predikat sebagai "lelaki penduduk Surga".
Selesai shalat Isya, maka Abdullah pun mengikuti laki-laki tersebut dari belakang. Merasa ada orang berjalan di belakangnya, lelaki itupun menoleh, "Ada apa ya Abdullah?", sapa laki-laki itu.
"Bolehkah saya menumpang menginap tiga malam ini, saya sedang kurang enak di rumah," ujar Abdullah.
"Boleh, silakan," ujar laki-laki itu.
Setiap tengah malam menjelang subuh, Abdullah bin Umar bangun, mencoba mengintip ibadah laki-laki ini. Mungkin dia punya kelebihan ibadah dan rajin shalat malam.
Akan tetapi yang dia lihat, hanyalah sebagaimana kebiasaan sahabat secara umum, beribadah menjelang Subuh saja. Selama tiga malam berturut-turut seperti itu.
Merasa sudah cukup, Abdullahpun pamit dan berterima kasih kepada tuan rumah. Namun sebelum pergi Abdullah menyempatkan diri bertanya.
"Aku mendengar Rasulullah saw berkata bahwa engkau adalah lelaki dari penduduk Surga. Tapi setelah saya perhatikan, ternyata ibadah engkau biasa-biasa saja. Apakah ada sesuatu yang engkau sembunyikan?," tanya Abdullah.
"Iya, seperti yang engkau lihat," ujar lelaki itu.
"Baiklah, kalau begitu saya pamit dan terimakasih atas tumpangan menginapnya," kata Abdullah sambil berlalu.
Setelah agak jauh, tiba-tiba lelaki itu memanggil, "Ya Abdullah, ke sini".
Abdullahpun datang menghampiri, "Ada apa?".
"Kalaupun ada suatu rahasia yang saya lakukan adalah: Setiap malam sebelum tidur saya menghilangkan semua rasa iri terhadap semua saudara-saudara saya dan saya memaafkan mereka," ujar laki-laki itu.
"Baiklah, terimakasih," ucap Abdullah kemudian pergi.
Ternyata dengan membersihkan penyakit hati, berupa iri hati dan menjadi pemaaf sepanjang hidupnya, menyebabkan lelaki itu disebut Nabi SAW sebagai penduduk Surga.
Pemaaf dan tidak hasad, iri hati adalah sikap seorang yang bertaqwa. Nan tengah kita tempa di dalam bulan Ramadhan ini. Insya Allah.
Kalau ingin untaian melati
Boleh petik di dekat saga
Kalau rajin bersihkan hati
Boleh jadi penghuni surga.
Penulis : Tifatul Sembiring
Sumber: Ramadhan Antara
Untuk membaca kultum Ramadhan lainnya, silahkan klik
KUMPULAN KULTUM RAMADHAN 2013
KUMPULAN KULTUM RAMADHAN 2013
0 comments:
Post a Comment