Seribu satu kiat memenej waktu agar tercapai target tilawah sering kita temui di buku-buku bahkan di situs-situs keislaman. Tapi nampaknya ada satu resep sederhana selain resep-resep andalan lainnya yang patut dicoba dan sudah teruji.
Berawal dari pertemuan dengan seorang ustadzah dalam suasana buka bersama sore itu, dengan mulut yang komat-kamit dan buku tipis kecil di tangannya. Berbeda dengan pegangan teman yang lainnya ; handphone atau pun mushaf Al Qur’an. Selidik punya selidik, setelah introgasi sana sini termasuk pada beliau secara langsung, itu merupakan salah satu kiat beliau untuk tetap konsisten pada target tilawah hariannya dan bukan hanya saat Ramadhan.
Ternyata, menurut beliau dengan menggunakan mushaf yang sudah terbagi-bagi menjadi per juz akan lebih memicu kita untuk menuntaskan target tilawah dalam sehari itu. Semisal, jika beliau mentargetkan khatam Al Qur’an tiga kali dalam sebulan, maka tiga buah buku mushaf per juz yang akan ia bawa ke mana-mana dan menjadi patokannya untuk sesegera mungkin menuntaskan segala amanah dan mencari-cari waktu senggang untuk menghabiskan ketiganya. Jika belum maka beliau tidak akan tidur terlebih dahulu.
Hal ini memang saya rasakan berbeda ketika sempat meminjam handphone teman yang terdapat mushaf digitalnya atau pun dengan menggunakan mushaf biasanya. Kita akan termindset bahwa banyak sekali lembar juz yang masih harus ditempuh yang secara psikologis sering kali pula membuat kita enggan melanjutkan melahap habis ayat demi ayat. Selain itu, sulit untuk mengukur capaian kita, naik turunnya semangat, dan tentu saja kurang praktis.
Nampaknya, hal sesepele ini perlu kita cermati dan praktikkan, termasuk saya yang selama ini menggunakan mushaf pada umumnya. Akan tetapi, bagaimanapun juga ada trik tersendiri bagi setiap orang untuk menuntaskan target tilawahnya. Wallahu a’lam bish showab. [Gresia Divi]
Berawal dari pertemuan dengan seorang ustadzah dalam suasana buka bersama sore itu, dengan mulut yang komat-kamit dan buku tipis kecil di tangannya. Berbeda dengan pegangan teman yang lainnya ; handphone atau pun mushaf Al Qur’an. Selidik punya selidik, setelah introgasi sana sini termasuk pada beliau secara langsung, itu merupakan salah satu kiat beliau untuk tetap konsisten pada target tilawah hariannya dan bukan hanya saat Ramadhan.
Ternyata, menurut beliau dengan menggunakan mushaf yang sudah terbagi-bagi menjadi per juz akan lebih memicu kita untuk menuntaskan target tilawah dalam sehari itu. Semisal, jika beliau mentargetkan khatam Al Qur’an tiga kali dalam sebulan, maka tiga buah buku mushaf per juz yang akan ia bawa ke mana-mana dan menjadi patokannya untuk sesegera mungkin menuntaskan segala amanah dan mencari-cari waktu senggang untuk menghabiskan ketiganya. Jika belum maka beliau tidak akan tidur terlebih dahulu.
Hal ini memang saya rasakan berbeda ketika sempat meminjam handphone teman yang terdapat mushaf digitalnya atau pun dengan menggunakan mushaf biasanya. Kita akan termindset bahwa banyak sekali lembar juz yang masih harus ditempuh yang secara psikologis sering kali pula membuat kita enggan melanjutkan melahap habis ayat demi ayat. Selain itu, sulit untuk mengukur capaian kita, naik turunnya semangat, dan tentu saja kurang praktis.
Nampaknya, hal sesepele ini perlu kita cermati dan praktikkan, termasuk saya yang selama ini menggunakan mushaf pada umumnya. Akan tetapi, bagaimanapun juga ada trik tersendiri bagi setiap orang untuk menuntaskan target tilawahnya. Wallahu a’lam bish showab. [Gresia Divi]
0 comments:
Post a Comment