Sebuah kabar baik kembali datang dari negeri Erdogan, Ramadhan ini. Warga asing yang mendapatkan hidayah saat tinggal di Turki jumlahnya semakin banyak. Sebagian besarnya berawal dari pencarian panduan hidup untuk mengatasi masalah dan krisis moral.
Dalam video yang dirilis Republika Online, Ahad (4/8), diungkapkan bahwa lebih dari 8 ribu warga asing di Turki memeluk Islam sejak tahun 2000 hingga 2013 ini. Kebanyakan dari mereka yang memeluk Islam berasal dari bekas Republik Uni Soviet dan kaum perempuan.
Seperti dikutip Anadolu Agency, Senin (15/7), Nimetullah Erdogomus, Mufti Diyarbakir mengungkap dari lima bulan pertama tahun 2013, jumlah warga asing yang menjadi Muslim mencapai 410 orang.
Menurut Erdogomus, saat ini kebanyakan masyarakat Barat terlibat masalah dan mengalami krisis moral. Mereka mencari panduan hidup yang mampu melalui dua hal tersebut. Itu sebabnya, agama menjadi pilihannya.
Erdogomus percaya, apa yang mereka cari akan berakhir pada Islam. Ini juga yang terjadi di negara-negara Barat.
Jumlah mualaf asing ini jauh meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan pada 2010 lalu yang mencatat 634 warga asing bersahadat di Turki selama satu tahun.
Turki, yang berpenduduk 72.561.312 jiwa menurut survei tahun 2009 itu, kini 95 persen penduduknya beragama Islam.
Sejak keruntuhan khilafah Islamiyah di Turki pada 1924 lalu, Turki didesain menjadi negara sekuler oleh Mustafa Kemal Ataturk. Sekularisme di negeri mayoritas Muslim itu demikian ketat hingga para muslimah dilarang mengenakan jilbab di tempat-tempat umum termasuk pemerintahan dan sekolah.
Kemenangan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) sejak tahun 2002 mulai berpengaruh pada peningkatan keislaman publik. Sisi religius masyarakat mulai mendapatkan kran kebebasan setelah beberapa dekade ditutup rapat. Suasana islami pun tampak dari semakin ramainya masjid dan kian banyaknya perempuan yang berjilbab. [AN/Rpb/bsb]
Dalam video yang dirilis Republika Online, Ahad (4/8), diungkapkan bahwa lebih dari 8 ribu warga asing di Turki memeluk Islam sejak tahun 2000 hingga 2013 ini. Kebanyakan dari mereka yang memeluk Islam berasal dari bekas Republik Uni Soviet dan kaum perempuan.
Seperti dikutip Anadolu Agency, Senin (15/7), Nimetullah Erdogomus, Mufti Diyarbakir mengungkap dari lima bulan pertama tahun 2013, jumlah warga asing yang menjadi Muslim mencapai 410 orang.
Menurut Erdogomus, saat ini kebanyakan masyarakat Barat terlibat masalah dan mengalami krisis moral. Mereka mencari panduan hidup yang mampu melalui dua hal tersebut. Itu sebabnya, agama menjadi pilihannya.
Erdogomus percaya, apa yang mereka cari akan berakhir pada Islam. Ini juga yang terjadi di negara-negara Barat.
Jumlah mualaf asing ini jauh meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan pada 2010 lalu yang mencatat 634 warga asing bersahadat di Turki selama satu tahun.
Turki, yang berpenduduk 72.561.312 jiwa menurut survei tahun 2009 itu, kini 95 persen penduduknya beragama Islam.
Sejak keruntuhan khilafah Islamiyah di Turki pada 1924 lalu, Turki didesain menjadi negara sekuler oleh Mustafa Kemal Ataturk. Sekularisme di negeri mayoritas Muslim itu demikian ketat hingga para muslimah dilarang mengenakan jilbab di tempat-tempat umum termasuk pemerintahan dan sekolah.
Kemenangan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) sejak tahun 2002 mulai berpengaruh pada peningkatan keislaman publik. Sisi religius masyarakat mulai mendapatkan kran kebebasan setelah beberapa dekade ditutup rapat. Suasana islami pun tampak dari semakin ramainya masjid dan kian banyaknya perempuan yang berjilbab. [AN/Rpb/bsb]
0 comments:
Post a Comment