Pusat Data Bersatu (PDB) mencatat elektabilitas Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) terus mengalami penurunan. Ini menyusul semakin meningkatnya ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerjanya.
Pendiri PDB Didik J Rachbini mengatakan, hasil survei dari September 2013 sampai Januari 2014, Jokowi memperoleh elektabilitas sebesar 36 persen. Mencapai Januari, mantan wali kota Solo ini menjadi 28 persen.
"Jokowi mengalami penurunan elektabilitas menyusul adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerjanya," kata Didik, Sabtu (18/1), dikutip dari Republika Online.
Survei ini sendiri dilakukan sejak 4-8 Januari 2014 di 11 kota besar menggunakan metode telepoling dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 orang. Untuk margin of error kurang lebih 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Tetapi, angka tersebut kemungkinan bisa turun usai bencana banjir yang sedang menimpa ibu kota saat ini. "Saya tidak tahu, apakah habis banjir akan menurunkan (elektabilitasnya)," terangnya.
Soal banjir, Jokowi pernah mengatakan kepada media bahwa untuk mengatasi masalah itu tidak terlalu sulit.
"Ya Jakarta itu problem sebenarnya ada dua. Macet sama banjir," kata Jokowi kepada Rakyat Merdeka Online, 28 Juni 2013, ketika dirinya digadang-gadang menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
"(Anggaran DKI Jakarta) gede sekali. Satu periode bisa sampai Rp135 triliun. Itu gede sekali. Harusnya rampung semua itu. Tiga tahun harus rampung semua. Jadi tinggal eksekusi. Duit dari APBD cukup. Kalau tak cukup, investor saya kira ngantre," ujarnya saat itu. [ROL/RMOL/Bersamadakwah]
Pendiri PDB Didik J Rachbini mengatakan, hasil survei dari September 2013 sampai Januari 2014, Jokowi memperoleh elektabilitas sebesar 36 persen. Mencapai Januari, mantan wali kota Solo ini menjadi 28 persen.
"Jokowi mengalami penurunan elektabilitas menyusul adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerjanya," kata Didik, Sabtu (18/1), dikutip dari Republika Online.
Survei ini sendiri dilakukan sejak 4-8 Januari 2014 di 11 kota besar menggunakan metode telepoling dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 orang. Untuk margin of error kurang lebih 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Tetapi, angka tersebut kemungkinan bisa turun usai bencana banjir yang sedang menimpa ibu kota saat ini. "Saya tidak tahu, apakah habis banjir akan menurunkan (elektabilitasnya)," terangnya.
Soal banjir, Jokowi pernah mengatakan kepada media bahwa untuk mengatasi masalah itu tidak terlalu sulit.
"Ya Jakarta itu problem sebenarnya ada dua. Macet sama banjir," kata Jokowi kepada Rakyat Merdeka Online, 28 Juni 2013, ketika dirinya digadang-gadang menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
"(Anggaran DKI Jakarta) gede sekali. Satu periode bisa sampai Rp135 triliun. Itu gede sekali. Harusnya rampung semua itu. Tiga tahun harus rampung semua. Jadi tinggal eksekusi. Duit dari APBD cukup. Kalau tak cukup, investor saya kira ngantre," ujarnya saat itu. [ROL/RMOL/Bersamadakwah]
0 comments:
Post a Comment