Militer Israel kembali menyerang jama’ah masjid Al Aqsha. Puluhan tentara Zionis menyerang jama’ah shalat Jum’at (7/2) dengan gas air mata, peluru karet berbalut baja dan granat. Sedikitnya 18 muslim terluka akibat serangan biadab itu.
Dikutip dari Republika Online, Direktur Klinik Al-Aqsa Adnan Khanafseh menyampaikan 18 warga Palestina yang terluka telah diberi perawatan di klinik. Mereka menderita luka akibat terkena pecahan granat dan peluru karet berbalut baja.
Seorang anak-anak, seorang pria 40 tahun, dan tiga orang lainnya dipindahkan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lanjutan.
Juru bicara kepolisian Israel, Mickey Rosenfeld, mengatakan konflik pecah setelah tenda tentara Israel-Arab di Gerbang Morokkan dilempari batu. ''Polisi merespon dengan memasuki area kerumunan dan melemparkan granat untuk membubarkan para perusuh,'' kata Rosenfeld.
Ia mengatakan tujuh orang warga Palestina ditahan dengan tuduhan terlibat dalam konflik. Rosenfeld tidak memerinci jumlah dan kondisi korban luka.
Saksi di lokasi mengatakan konflik dipicu intelejen Israel usai shalat berakhir. Fouad al-Qiq menjadi satu-satunya warga Palestina yang dikenali dan ditahan. Namun saksi itu mengatakan al-Qiq ditahan di Bab al-Amoud, bukan di Bab Hutta tempat konflik pecah.
Sementara pihak Zionis beralasan, mereka menyerang jama'ah yang baru selesai shalat Jum'at karena tendanya dilempari batu. [AM/bersamadakwah]
Dikutip dari Republika Online, Direktur Klinik Al-Aqsa Adnan Khanafseh menyampaikan 18 warga Palestina yang terluka telah diberi perawatan di klinik. Mereka menderita luka akibat terkena pecahan granat dan peluru karet berbalut baja.
Seorang anak-anak, seorang pria 40 tahun, dan tiga orang lainnya dipindahkan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan lanjutan.
Juru bicara kepolisian Israel, Mickey Rosenfeld, mengatakan konflik pecah setelah tenda tentara Israel-Arab di Gerbang Morokkan dilempari batu. ''Polisi merespon dengan memasuki area kerumunan dan melemparkan granat untuk membubarkan para perusuh,'' kata Rosenfeld.
Ia mengatakan tujuh orang warga Palestina ditahan dengan tuduhan terlibat dalam konflik. Rosenfeld tidak memerinci jumlah dan kondisi korban luka.
Saksi di lokasi mengatakan konflik dipicu intelejen Israel usai shalat berakhir. Fouad al-Qiq menjadi satu-satunya warga Palestina yang dikenali dan ditahan. Namun saksi itu mengatakan al-Qiq ditahan di Bab al-Amoud, bukan di Bab Hutta tempat konflik pecah.
Sementara pihak Zionis beralasan, mereka menyerang jama'ah yang baru selesai shalat Jum'at karena tendanya dilempari batu. [AM/bersamadakwah]
0 comments:
Post a Comment