Islam itu indah. Keluarga dalam Islam itu indah. Islam ingin menjaga keluarga agar tetap indah. Islam memberikan tuntunan agar suami hanya mencintai istrinya, dan istri hanya mencintai suaminya. Islam juga memberikan tuntunan agar istri menjaga cinta suaminya, tanpa “tergoda” oleh “cinta” wanita lainnya. Diantaranya adalah, larangan menceritakan keadaan/sifat detail wanita lain kepada suami tercinta.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak boleh seorang wanita memperhatikan wanita lain, lalu ia menceritakan sifatnya (secara detail) kepada sang suami, seolah ia melihatnya secara langsung.” (HR. Bukhari)
Ibnu Hajar Al Asqalani ketika menjelaskan hadits ini dalam Fathul Baari mengatakan bahwa diantara hikmahnya adalah dikhawatirkan suami menjadi tertarik terhadap wanita yang diceritakan itu, hingga akan menimpakan fitnah bagi wanita yang menceritakan dan yang diceritakan.
Dr. Muhammad Ali Hasyimi dalam bukunya Syakhshiyah Al-Mar'ah Al-Muslimah menjelaskan, wanita dilarang menceritakan detail wanita lain kepada suaminya karena Islam menginginkan agar setiap jiwa hidup tenang, setiap hati merasa damai, tidak terganggu pikiran atau hayalan yang menggoda. Islam mengharapkan setiap orang menjalani hidupnya dengan damai, tentram, tidak terbebani; mudah beramal dan beraktifitas, pikirannya tidak sibuk membandingkan istrinya dengan wanita lain, konsentrasinya tidak terganggu dengan hiasan palsu, jiwanya tak goyah, kompetensinya tak terganggu akibat memikirkan kata-kata “imajinasi” yang dapat menjerumuskan dirinya ke dalam jurang fitnah dan kesesatan.
Maka engkau, wahai para istri, berhentilah berkata kepada suamimu: “Si fulanah itu bang, orangnya putih, hidungnya mancung, cerdas pula,” dan sejenisnya.
Kadang ada juga istri yang tanpa sengaja membandingkan wanita lain agar suami membelikan sesuatu atau memberikan nafkah lebih banyak: “Si bunga itu Mas, sekarang makin anggun. Soalnya jilbabnya bermerek X, jubahnya beli di Y, dan kosmetiknya Z. Sekarang ia juga memakai cincin baru model XYZ. Mas kan pingin aku cantik, beliin dong.”
Ibunda kaum mukminin Aisyah Radhiallahu 'anha sangat khawatir terhadap perkara tersebut, sehingga ia mewanti-wanti para wanita yang menemuinya: “Jangan sekali-kali engkau ceritakan keadaanku kepada suamimu" (Diriwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Kitab Al-Mushannaf dengan sanad shahih).[Abu Nida]
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak boleh seorang wanita memperhatikan wanita lain, lalu ia menceritakan sifatnya (secara detail) kepada sang suami, seolah ia melihatnya secara langsung.” (HR. Bukhari)
Ibnu Hajar Al Asqalani ketika menjelaskan hadits ini dalam Fathul Baari mengatakan bahwa diantara hikmahnya adalah dikhawatirkan suami menjadi tertarik terhadap wanita yang diceritakan itu, hingga akan menimpakan fitnah bagi wanita yang menceritakan dan yang diceritakan.
Dr. Muhammad Ali Hasyimi dalam bukunya Syakhshiyah Al-Mar'ah Al-Muslimah menjelaskan, wanita dilarang menceritakan detail wanita lain kepada suaminya karena Islam menginginkan agar setiap jiwa hidup tenang, setiap hati merasa damai, tidak terganggu pikiran atau hayalan yang menggoda. Islam mengharapkan setiap orang menjalani hidupnya dengan damai, tentram, tidak terbebani; mudah beramal dan beraktifitas, pikirannya tidak sibuk membandingkan istrinya dengan wanita lain, konsentrasinya tidak terganggu dengan hiasan palsu, jiwanya tak goyah, kompetensinya tak terganggu akibat memikirkan kata-kata “imajinasi” yang dapat menjerumuskan dirinya ke dalam jurang fitnah dan kesesatan.
Maka engkau, wahai para istri, berhentilah berkata kepada suamimu: “Si fulanah itu bang, orangnya putih, hidungnya mancung, cerdas pula,” dan sejenisnya.
Kadang ada juga istri yang tanpa sengaja membandingkan wanita lain agar suami membelikan sesuatu atau memberikan nafkah lebih banyak: “Si bunga itu Mas, sekarang makin anggun. Soalnya jilbabnya bermerek X, jubahnya beli di Y, dan kosmetiknya Z. Sekarang ia juga memakai cincin baru model XYZ. Mas kan pingin aku cantik, beliin dong.”
Ibunda kaum mukminin Aisyah Radhiallahu 'anha sangat khawatir terhadap perkara tersebut, sehingga ia mewanti-wanti para wanita yang menemuinya: “Jangan sekali-kali engkau ceritakan keadaanku kepada suamimu" (Diriwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Kitab Al-Mushannaf dengan sanad shahih).[Abu Nida]
0 comments:
Post a Comment