Jaringan supermarket terbesar kelima di Inggris, Co-operative Group (Co-op) menolak produk-produk Israel dari permukiman Yahudi di wilayah pendudukan. Penolakan itu membuat Kementerian Luar Negeri Israel marah dan mengecam keras keputusan yang dinilai sebagai upaya memboikot seluruh produk Israel tersebut.
"Mereka (Co-Op) mengatakan mereka menargetkan produk pemukiman tetapi sebenarnya mereka menargetkan segala sesuatu yang berasal dari Israel," kata juru bicara Kemenlu Israel, seperti dikutip Republika, Rabu (2/5).
"Pemukiman hanyalah alasan. Boikot, divestasi dan sanksi bagian dari gerakan boikot segala sesuatu yang berasal dari Israel."
Co-Op mengatakan, pihaknya memperluas boikot terhadap barang yang dibuat di pemukiman Israel. Jaringan ritel itu menambahkan, keputusan itu tidak sampai memutuskan hubungan dengan semua pemasok Israel. Co-Op tetap menjalin bisnis dengan sekitar 20 perusahaan Israel yang tidak bersumber dari pemukiman.
Sejak 2009, Co-Op tak lagi membeli barang dari pemukiman wilayah kependudukan Israel. Keputusan tersebut mempengaruhi hubungan dengan empat perusahaan, yang nilai jualnya £ 350,000 atau sekitar 5,04 miliar rupiah. [IK/Rpb/bsb]
"Mereka (Co-Op) mengatakan mereka menargetkan produk pemukiman tetapi sebenarnya mereka menargetkan segala sesuatu yang berasal dari Israel," kata juru bicara Kemenlu Israel, seperti dikutip Republika, Rabu (2/5).
"Pemukiman hanyalah alasan. Boikot, divestasi dan sanksi bagian dari gerakan boikot segala sesuatu yang berasal dari Israel."
Co-Op mengatakan, pihaknya memperluas boikot terhadap barang yang dibuat di pemukiman Israel. Jaringan ritel itu menambahkan, keputusan itu tidak sampai memutuskan hubungan dengan semua pemasok Israel. Co-Op tetap menjalin bisnis dengan sekitar 20 perusahaan Israel yang tidak bersumber dari pemukiman.
Sejak 2009, Co-Op tak lagi membeli barang dari pemukiman wilayah kependudukan Israel. Keputusan tersebut mempengaruhi hubungan dengan empat perusahaan, yang nilai jualnya £ 350,000 atau sekitar 5,04 miliar rupiah. [IK/Rpb/bsb]
0 comments:
Post a Comment