Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Kembangkan IVF, Wanita Palestina Bisa Hamil Meski Suaminya Dipenjara

Written By mimin on Wednesday, February 6, 2013 | 7:00 PM


Keinginan Zionis Israel agar ribuan perempuan Palestina berhenti melahirkan dengan cara memenjarakan suami mereka, mulai mengalami kegagalan. Sejumlah tahanan Palestina berhasil menyelundupkan sperma mereka keluar penjara untuk dikelola dokter ahli kesuburan Palestina guna membantu istri mereka memiliki bayi.

Seperti dilaporkan Hidayatullah.com, Kamis (7/2), lima wanita Palestina telah hamil dengan metode In Vitro Fertilisasi (IVF), termasuk satu diantaranya telah melahirkan pada awal tahun ini. IVF adalah teknik mencampurkan sel telur wanita dengan sperma dari pasangannya ke dalam wadah kecil atau tuba tes di laboratorium untuk membuat fertilisasi terjadi. Begitu sel telurnya berhasil difertilisasi, satu atau lebih embrio ditempatkan di kandungan wanita.

Dr Salim Abu Khaizaran dari Pusat Razan untuk IVF di kota Tepi Barat, Nablus, menyatakan, meskipun tampaknya peluang dan kondisi para tahanan sulit, tetapi upaya ini masuk akal.

Saat ini, ada sekitar 4500 warga Palestina berada di penjara-penjara Zionis Israel, menjalani hukuman untuk perjuangannya, di antaranya melakukan pelemparan batu terhadap tentara penjajah Israel.

Sejumlah istri berkeinginan untuk hamil, sementara para tahanan dilarang dikunjungi istri atau suaminya.

"Kami para istri akan merangkak menjadi tua, dan kemungkinan memiliki bayi di masa mendatang berkurang," kata Rimah Silawi (38) dikutip dari laman The Australian, Kamis (7/2). Rimah adalah salah seorang wanita Palestina yang kini telah hamil satu bulan setelah menjalani perawatan IVF menggunakan sperma suaminya dipenjara seumur hidup karena membunuh tentara Zionis.

Dr Salim mengungkapkan, ia telah mengumpulkan 40 sampel. Istri 22 tahanan telah menjalani perawatan IVF, dengan hasil lima telah sukses, termasuk seorang wanita yang melahirkan bayinya awal tahun ini.

Dia mengatakan, tingkat keberhasilan rendah karena kesulitan dalam mengangkut sampel. Di negara-negara Barat tingkat keberhasilan IVF sekitar 25 persen dalam kondisi rumah sakit dan pelayanan yang ideal.

Dr Salim memberikan pelayanan IVF secara gratis sebagai bentuk solidaritas kepada para tahanan.

Kerabat para tahanan menolak mengatakan bagaimana sperma dapat diselundupkan keluar, karena takut informasi tersebut akan membuat pemerintah Zionis Israel mencegah upaya lebih lanjut. Mereka mengatakan sampel biasanya dibawa keluar dalam tabung tetes mata.

Sementara itu, pihak otoritas penjara Zionis mengatakan, klaim dr Salim itu tidak mungkin. Selain tak mungkin mereka bisa menyelundupkan sperma, Zionis juga tidak percaya Palestina memiliki alat canggih untuk melakukan IVF.

"Kami memiliki keraguan para tahanan memiliki kemampuan seperti itu, mengingat kondisi yang ada dan alat-alat yang mereka miliki, serta tingkat keamanan di penjara," kata juru bicara Sivan Weizman. [AM/Hdy/bsb]

0 comments:

Post a Comment