Kemarin (16/3) adalah hari di mana Masjid Al-Aqsa menjadi saksi jatuhnya 150-an pembelanya dalam mempertahankan eksistensinya sebagai masjid suci ketiga umat Islam. Mereka adalah bagian dari ribuan umat Islam yang menggelar aksi di kompleks masjid Al-Aqsa dan beberapa wilayah lain, termasuk Tepi Barat. Mereka menentang peresmian sinagog haroob oleh pemerintah Zionis sebagai langkah awal merobohkan Al-Aqsha.
Peresmian ini ditentang oleh penduduk Palestina sehingga meletuslah bentrokan yang menelan lebih dari 100 korban dan menangkapi puluhan warga lainnya, termasuk 7 wanita. Sumber medis Palestina mengatakan, tak kurang dari 100 warga terluka. 15 diantaranya terkena tembakan karet, 10 terkena tembakan peluru timah dan yang lain sesak napas terkena gas air mata.
Bentrokan itu terjadi sejak dini hari di berbagai wilayah Palestina. Tepatnya, ketika serdadu Zionis melarang jama�ah shalat masuk Masjid Al-Aqsha untuk melaksanakan shalat shubuh.
Entah apa yang dipikirkan oleh Zionis sehingga mereka juga mensiagakan lebih dari 3.000 personil polisi di Jerusalem Timur dan desa-desa sekitarnya sementara akses bagi kaum Muslim untuk menunaikan shalat dibatasi.
Meningkatnya sikap represif pasukan Israel ini semakin memicu perlawanan masyarakat Palestina. Apalagi penistaan beruntun Israel terhadap Palestina dalam waktu dekat mulai dari mengklaim Masjid Al-Ibrahimi dan Masjid Bilal bin Rabah sebagai situs peninggalan Yahudi, lalu ekstremis yahudi di bawah lindungan polisi menyerbu Masjid Al-Aqsa, Penyerangan baru ke Tepi Barat dan pengambil alihan secara paksa tanah-tanah warga di Jalur Gaza Utara, pembangunan 1.600 rumah baru di Jerusalem Timur, dan lain-lain.[AN]
Peresmian ini ditentang oleh penduduk Palestina sehingga meletuslah bentrokan yang menelan lebih dari 100 korban dan menangkapi puluhan warga lainnya, termasuk 7 wanita. Sumber medis Palestina mengatakan, tak kurang dari 100 warga terluka. 15 diantaranya terkena tembakan karet, 10 terkena tembakan peluru timah dan yang lain sesak napas terkena gas air mata.
Bentrokan itu terjadi sejak dini hari di berbagai wilayah Palestina. Tepatnya, ketika serdadu Zionis melarang jama�ah shalat masuk Masjid Al-Aqsha untuk melaksanakan shalat shubuh.
Entah apa yang dipikirkan oleh Zionis sehingga mereka juga mensiagakan lebih dari 3.000 personil polisi di Jerusalem Timur dan desa-desa sekitarnya sementara akses bagi kaum Muslim untuk menunaikan shalat dibatasi.
Meningkatnya sikap represif pasukan Israel ini semakin memicu perlawanan masyarakat Palestina. Apalagi penistaan beruntun Israel terhadap Palestina dalam waktu dekat mulai dari mengklaim Masjid Al-Ibrahimi dan Masjid Bilal bin Rabah sebagai situs peninggalan Yahudi, lalu ekstremis yahudi di bawah lindungan polisi menyerbu Masjid Al-Aqsa, Penyerangan baru ke Tepi Barat dan pengambil alihan secara paksa tanah-tanah warga di Jalur Gaza Utara, pembangunan 1.600 rumah baru di Jerusalem Timur, dan lain-lain.[AN]
0 comments:
Post a Comment