Israel memberikan "kado pahit" akhir tahun 2011 kepada Palestina dan umat Islam. Negara Zionis itu mengubah Masjid Agung di kota Beer Sheba menjadi museum Yahudi, baru-baru ini.
“Demi Allah, air mata pasti bercucuran dan hati sangat sedih ketika melihat bagaimana di dalam Masjid Agung digantungkan gambar-gambar yang menggambarkan geng-geng Zionis tahun 1948 menduduki kota Beer Sheba termasuk pendudukan masjid," kata Wakil Ketua Yayasan al Aqsha, Sami Rizqullah, setelah melakukan kunjungan inspeksi lapangan.
"Gambar lain mengisyaratkan sejarah Zionis Israel di kota Beer Sheba, perasaan akan bergetar ketika anda menyaksikan patung-patung di antaranya adalah patung-patung serdadu Zionis Israel atau Inggris yang dipasang di sisi masjid,” tambahnya.
Yayasan al Aqsha menegaskan bahwa tindakan Zionis Israel ini melanggar kehormatan masjid. Masjid Agung di Beer Sheba merupakan “tempat suci dan wakaf khusus Islam yang tidak mungkin diubah untuk tujuan lain.”
Seperti dikutip infoPalestina, Rabu (28/12), laporan yang diterbitkan Yayasan al Aqsha mengatakan bahwa delegasi yayasan al Aqsha melakukan inspeksi lapangan pada Senin (26/12) untuk melihat langsung kondisi Masjid Agung. Delegasi itu menunaikan shalat di dalam masjid tersebut, menegaskan tentang kesucian masjid dan kembali meminta masjid tersebut dikembalikan ke fungsinya sebagai masjid yaitu untuk shalat dan bukan museum atau pusat dan ruang pameran.
Masjid Agung di Beer Sheba dibangun pada 1906 pada masa pemerintahan Khilafah Utsmaniyah dengan partisipasi warga Nagev. Pada 1948, Beer Sheba jatuh ke tangan penjajah Israel. Akhir tahun 2011 ini, pemerintah Israel setempat mengubah Masjid Agung itu menjadi museum. Delegasi asing dan Yahudi kadang ada di dalam masjid untuk menyaksikan gambar-gambar dan pameran yang ada di dalamnya, karena menganggapnya sebagai museum. [AN/IP]
“Demi Allah, air mata pasti bercucuran dan hati sangat sedih ketika melihat bagaimana di dalam Masjid Agung digantungkan gambar-gambar yang menggambarkan geng-geng Zionis tahun 1948 menduduki kota Beer Sheba termasuk pendudukan masjid," kata Wakil Ketua Yayasan al Aqsha, Sami Rizqullah, setelah melakukan kunjungan inspeksi lapangan.
"Gambar lain mengisyaratkan sejarah Zionis Israel di kota Beer Sheba, perasaan akan bergetar ketika anda menyaksikan patung-patung di antaranya adalah patung-patung serdadu Zionis Israel atau Inggris yang dipasang di sisi masjid,” tambahnya.
Yayasan al Aqsha menegaskan bahwa tindakan Zionis Israel ini melanggar kehormatan masjid. Masjid Agung di Beer Sheba merupakan “tempat suci dan wakaf khusus Islam yang tidak mungkin diubah untuk tujuan lain.”
Seperti dikutip infoPalestina, Rabu (28/12), laporan yang diterbitkan Yayasan al Aqsha mengatakan bahwa delegasi yayasan al Aqsha melakukan inspeksi lapangan pada Senin (26/12) untuk melihat langsung kondisi Masjid Agung. Delegasi itu menunaikan shalat di dalam masjid tersebut, menegaskan tentang kesucian masjid dan kembali meminta masjid tersebut dikembalikan ke fungsinya sebagai masjid yaitu untuk shalat dan bukan museum atau pusat dan ruang pameran.
Masjid Agung di Beer Sheba dibangun pada 1906 pada masa pemerintahan Khilafah Utsmaniyah dengan partisipasi warga Nagev. Pada 1948, Beer Sheba jatuh ke tangan penjajah Israel. Akhir tahun 2011 ini, pemerintah Israel setempat mengubah Masjid Agung itu menjadi museum. Delegasi asing dan Yahudi kadang ada di dalam masjid untuk menyaksikan gambar-gambar dan pameran yang ada di dalamnya, karena menganggapnya sebagai museum. [AN/IP]
0 comments:
Post a Comment