Duta Besar baru Spanyol Pedro Antonio Villena Perez datang ke Teheran, Selasa (7/2), membicarakan sanksi minyak Iran. Perez menyatakan bahwa sanksi Uni Eropa terhadap Iran menimbulkan kerugian besar di Madrid.
"Spanyol menderita kerugian paling berat dari dukungan kita pada Uni Eropa untuk mengembargo minyak Iran. Untuk itu, kami mendukung dimulainya kembali pembicaraan dan negosiasi antara Teheran dan P 5+1 untuk menjernihkan kesalahpahaman di antara kedua belah pihak," kata Perez saat bertemu dengan Kepala Majelis Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri, Alaeddin Boroujerdi.
"Negara anggota Uni Eropa sendiri yang paling menderita atas sanksi Iran. Keputusan mereka sebelumnya sebagai anti-Iran belum sepenuhnya dipikirkan," kata Alaeddin menceritakan pernyataan Perez.
Menurut Perez, Spanyol bukan satu-satunya negara yang berusaha memperburuk larangan minyak Iran dan sektor perbankan. Untuk itu, Spanyol berharap permasalahan yang ada antara Iran dan negara anggota Uni Eropa akan diselesaikan melalui diplomasi dan dialog.
Berdalih program nuklir Iran berbahaya karena diindikasikan dikembangkan untuk tujuan militer, Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Iran berupa larangan mengimpor minyak Iran. Embargo yang dikeluarkan pada 23 Januari 2012 itu disusul sanksi baru terhadap Bank Sentral Iran oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, 7 Februari 2012.
Mendapat sanksi itu Iran bergeming. “Sanksi-sanksi itu tidak akan memiliki dampak apa pun pada program nuklir kami dan Barat tidak akan mencapai tujuannya. Sejarah kami menunjukkan bahwa sanksi-sanksi yang seluruhnya tidak logis itu telah mempercepat perkembangan bangsa kami,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran Ramin Mehmanparast, waktu itu. [IK/SI/Rpb/bsb]
"Spanyol menderita kerugian paling berat dari dukungan kita pada Uni Eropa untuk mengembargo minyak Iran. Untuk itu, kami mendukung dimulainya kembali pembicaraan dan negosiasi antara Teheran dan P 5+1 untuk menjernihkan kesalahpahaman di antara kedua belah pihak," kata Perez saat bertemu dengan Kepala Majelis Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri, Alaeddin Boroujerdi.
"Negara anggota Uni Eropa sendiri yang paling menderita atas sanksi Iran. Keputusan mereka sebelumnya sebagai anti-Iran belum sepenuhnya dipikirkan," kata Alaeddin menceritakan pernyataan Perez.
Menurut Perez, Spanyol bukan satu-satunya negara yang berusaha memperburuk larangan minyak Iran dan sektor perbankan. Untuk itu, Spanyol berharap permasalahan yang ada antara Iran dan negara anggota Uni Eropa akan diselesaikan melalui diplomasi dan dialog.
Berdalih program nuklir Iran berbahaya karena diindikasikan dikembangkan untuk tujuan militer, Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap Iran berupa larangan mengimpor minyak Iran. Embargo yang dikeluarkan pada 23 Januari 2012 itu disusul sanksi baru terhadap Bank Sentral Iran oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, 7 Februari 2012.
Mendapat sanksi itu Iran bergeming. “Sanksi-sanksi itu tidak akan memiliki dampak apa pun pada program nuklir kami dan Barat tidak akan mencapai tujuannya. Sejarah kami menunjukkan bahwa sanksi-sanksi yang seluruhnya tidak logis itu telah mempercepat perkembangan bangsa kami,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran Ramin Mehmanparast, waktu itu. [IK/SI/Rpb/bsb]
0 comments:
Post a Comment