Dalam rangka menanggulangi penyebaran virus HIV/AIDS di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) menyiapkan program khusus strukturisasi internal dan pengkaderan.
"Strukturisasi internal dilakukan dengan mengundang 33 kiai sepuh dari seluruh Indonesia yang bertujuan untuk merumuskan dasar hukum fiqih penanggulangan HIV dan AIDS," kata Ketua Lembaga Kesehatan NU dr. Imam Rasjidi SpOG, seperti dikutip Detik, Rabu (22/1).
Perumusan hukum fiqih tersebut akhirnya dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul Panduan Penanggulangan HIV dan AIDS Perspektif Nahdlatul Ulama yang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama membahas tentang pengertian HIV dan AIDS menurut ilmu kesehatan. Bagian kedua berisikan pandangan Islam terhadap HIV dan AIDS. Sementara bagian ketiga diisi tentang kedudukan NU dalam penanggulangan HIV dan AIDS.
Dengan adanya buku ini, dr. Imam berharap sudah tidak ada lagi perdebatan oleh para warga NU tentang penanggulangan HIV dan AIDS. Ia juga berharap agar warga NU mampu menerima dengan baik cara-cara NU dalam melawan HIV dan AIDS.
"Sementara pengkaderan dilakukan untuk melatih kader NU menjadi spokeperson atau pembicara (tentang HIV dan AIDS -red)," lanjut Imam pada acara Konferensi Pers Pertemuan Evaluasi Nasional Program Penanggulangan HIV dan Aids di Indonesia yang bertempat di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat itu.
Saat ini, menurut Imam, sudah ada kurang lebih 800 orang kader NU yang siap menjadi pembicara dalam acara talkshow atau seminar tentang HIV dan AIDS. Selain itu, para kader yang juga aktif sebagai khatib dibekali dengan buku kumpulan khutbah Jumat tentang jihad melawan HIV dan AIDS.
NU merupakan salah satu organisasi yang mendapatkan dana Rp 161 miliar dari The Global Fund, institusi keuangan internasional yang bertujuan untuk memerangi AIDS, Tuberculosis dan Malaria. Selain NU, ada Kemenkes yang mendapatkan dana Rp 626 miliar, KPAN Rp 359 miliar, dan PKBI (Rp 191 miliar. [AM/Detik/Bersamdakwah]
"Strukturisasi internal dilakukan dengan mengundang 33 kiai sepuh dari seluruh Indonesia yang bertujuan untuk merumuskan dasar hukum fiqih penanggulangan HIV dan AIDS," kata Ketua Lembaga Kesehatan NU dr. Imam Rasjidi SpOG, seperti dikutip Detik, Rabu (22/1).
Perumusan hukum fiqih tersebut akhirnya dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul Panduan Penanggulangan HIV dan AIDS Perspektif Nahdlatul Ulama yang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama membahas tentang pengertian HIV dan AIDS menurut ilmu kesehatan. Bagian kedua berisikan pandangan Islam terhadap HIV dan AIDS. Sementara bagian ketiga diisi tentang kedudukan NU dalam penanggulangan HIV dan AIDS.
Dengan adanya buku ini, dr. Imam berharap sudah tidak ada lagi perdebatan oleh para warga NU tentang penanggulangan HIV dan AIDS. Ia juga berharap agar warga NU mampu menerima dengan baik cara-cara NU dalam melawan HIV dan AIDS.
"Sementara pengkaderan dilakukan untuk melatih kader NU menjadi spokeperson atau pembicara (tentang HIV dan AIDS -red)," lanjut Imam pada acara Konferensi Pers Pertemuan Evaluasi Nasional Program Penanggulangan HIV dan Aids di Indonesia yang bertempat di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat itu.
Saat ini, menurut Imam, sudah ada kurang lebih 800 orang kader NU yang siap menjadi pembicara dalam acara talkshow atau seminar tentang HIV dan AIDS. Selain itu, para kader yang juga aktif sebagai khatib dibekali dengan buku kumpulan khutbah Jumat tentang jihad melawan HIV dan AIDS.
NU merupakan salah satu organisasi yang mendapatkan dana Rp 161 miliar dari The Global Fund, institusi keuangan internasional yang bertujuan untuk memerangi AIDS, Tuberculosis dan Malaria. Selain NU, ada Kemenkes yang mendapatkan dana Rp 626 miliar, KPAN Rp 359 miliar, dan PKBI (Rp 191 miliar. [AM/Detik/Bersamdakwah]
0 comments:
Post a Comment