Analisa dan pembahasan tentang dampak dari protes Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan terhadap pernyataan Presiden Rezim Zionis Israel, Shimon Peres masih terus mewarnai kancah politik dan media internasional.
Masalah yang kini gencar dipertanyakan adalah, "Apakah pertikaian mereka mengenai Gaza akan berdampak pada ketegangan hubungan kedua negara?" Dan Apakah aksi itu akan merusak kepentingan Ankara atau menciderai kanal diplomasi negara tersebut?.
Pertanyaan tersebut sangat penting diketengahkan, karena di satu sisi pengaruh dan hubungan dekat Rezim Zionis Israel dengan dunia Barat khususnya AS, dan di sisi lain Turki perlu menjaga hubungan strategisnya dengan Barat dan AS. Sebagian menilai bahwa kritik keras Erdogan terhadap pernyataan Peres dan kejahatan rezim itu di Gaza akan mendinginkan hubungan kedua negara.
Ini merupakan pandangan yang dipaparkan oleh kelompok oposisi dan kalangan sekuler di Turki. Kalangan sekuler Turki menyakini bahwa pernyataan Erdogan akan merenggangkan hubungan Ankara dengan Tel Aviv. Kerenggangan yang tidak mungkin dinormalkan kembali seperti sedia kala.
Sementara kalangan lain berpendapat bahwa pertikaian tersebut tidak akan mengubah hubungan kedua negara. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan timbal balik antara Turki dan Rezim Zionis Israel. Turki merupakan salah satu negara Islam yang mempunyai hubungan dagang, militer, dan politik dengan Israel. Di pihak lain, Tel Aviv juga berupaya menjaga hubungannya dengan Ankara guna memperoleh peran strategis di kawasan. Hubungan yang selalu ditekankan dan didukung oleh sebagian kalangan politik dan militer di kedua negara bahkan AS.
Sebagaimana Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Robert Wood menilai pembicaraan telepon dan permintaan maaf Peres kepada Erdogan sebagai sinyal positif. Robert Wood mengatakan bahwa Turki dan Israel merupakan dua sekutu penting AS dan termasuk pemain handal di kawasan. Ia menilai masalah tersebut sangat penting dan mereka perlu menjaga hubungan baiknya. Bahkan Erdogan dalam wawancara teleponnya dengan Washington Post menegaskan bahwa hubungan negaranya dengan Israel sangat serius.
Sebelum Erdogan, Menter Luar Negeri Turki, Ali Babacan juga menandaskan pemeliharaan hubungan strategis negaranya dengan Rezim Zionis Israel.
Kelompok yang mendukung presiden negara itu berkeyakinan bahwa pemerintah Turki di bawah kepemimpinan Erdogan berupaya memperbaiki posisi dan kedudukan politiknya baik di kawasan maupun di kancah internasional serta mengubah Turki menjadi kekuatan berpengaruh di percaturan regional. Langkah ini diambil setelah bertahun-tahun menerima perilaku politis Uni Eropa terkait penerimaan keanggotaan Turki di tengah mereka dan ketidakpedulian Israel terhadap upaya mediasi Ankara di Timur Tengah.
Kejahatan Rezim Zionis Israel di Jalur Gaza telah membuka peluang bagi Turki untuk mengaktifkan kanal diplomasinya dan mengirimkan pesan kepada dunia Barat tentang kemampuan diplomasi mereka.(Irib/sbl)[sumber:sabili.co.id]
0 comments:
Post a Comment