Mursyid Am Ikhwanul Muslimin Muhammad Badi’ menyatakan bahwa masa keemasan Zionis telah berlalu. Badi' juga menilai bahwa mengambil kembali Palestina, Golan dan seluruh tanah Arab bisa dilakukan. Demikian lansir almasryoon.net (9/6).
"Amerika dan penjajah Zionis takkan bisa lagi mengubah keputusan kita setelah hari ini,” kata Mursyid Am Ikhwanul Muslimin itu.
Menurut Badi’, setiap ada kezaliman terhadap Ikhwan, maka Allah memberikan balasan kepada pelaku dzalim. Kedzaliman yang dilakukan penguasa pada tahun 54, membuat mereka jatuh pada tahun 56. Setelah penangkapan tahun 65, pada tahun 67 pihak penguasa juga mengalami kekalahan. Dan setelah penangkapan-penangkapan yang dilakukan Mubarak, revolusi menjadikan mantan pemimpin Mesir itu terjungkal dari kekuasaannya dan berhadapan dengan meja pengadilan.
Badi’ menyampaikan hal itu di saat berpidato dalam acara peringatan peristiwa 5 Juni 67, yang merupakan hari dimana pihak penjajah Ziosnis melakukan serangan mendadak ke sejumlah negara Arab, termasuk Mesir.
Pasca Revolusi Mesir suara Ikhwanul Muslimin terdengar lebih nyaring karena secara resmi organisasi Islam terbesar di Mesir itu bebas beraktifitas. Bahkan, kini partai politik bentukan Ikhwanul Muslimin Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) telah lolos verifikasi Komisi Urusan Partai Mesir dan siap "bertarung" pada pemilu September nanti. [AN/Hdy]
"Amerika dan penjajah Zionis takkan bisa lagi mengubah keputusan kita setelah hari ini,” kata Mursyid Am Ikhwanul Muslimin itu.
Menurut Badi’, setiap ada kezaliman terhadap Ikhwan, maka Allah memberikan balasan kepada pelaku dzalim. Kedzaliman yang dilakukan penguasa pada tahun 54, membuat mereka jatuh pada tahun 56. Setelah penangkapan tahun 65, pada tahun 67 pihak penguasa juga mengalami kekalahan. Dan setelah penangkapan-penangkapan yang dilakukan Mubarak, revolusi menjadikan mantan pemimpin Mesir itu terjungkal dari kekuasaannya dan berhadapan dengan meja pengadilan.
Badi’ menyampaikan hal itu di saat berpidato dalam acara peringatan peristiwa 5 Juni 67, yang merupakan hari dimana pihak penjajah Ziosnis melakukan serangan mendadak ke sejumlah negara Arab, termasuk Mesir.
Pasca Revolusi Mesir suara Ikhwanul Muslimin terdengar lebih nyaring karena secara resmi organisasi Islam terbesar di Mesir itu bebas beraktifitas. Bahkan, kini partai politik bentukan Ikhwanul Muslimin Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP) telah lolos verifikasi Komisi Urusan Partai Mesir dan siap "bertarung" pada pemilu September nanti. [AN/Hdy]
0 comments:
Post a Comment