Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Madani Cinta

Written By mimin on Monday, October 22, 2012 | 11:00 PM


Negeri ini adalah negeri cinta. Tempat orang-orang merasakan kehangatan cinta. Tempat menabur benih kasih sayang. Pijakan pertama menggapai kemuliaan hidup. Semuanya di negeri ini saling menyayangi. Semuanya saling mencintai.

Tak ada permusuhan. Hanya ada senyuman persahabatan. Tak ada pertikaian. Hanya ada keinginan merajut benang-benang persaudaraan. Merendanya menjadi baju hangat yang mendekapkan ukhuwah.

Di negeri ini semuanya berbeda. Kemauannya tak sama. Keinginannya berwarna. Tapi tak akan pernah kita dengarkan percekcokan yang mengusik ketenangan. Setiap raga dan jiwa menyatukan asa pada tautan persaudaraan. Semuanya bersepakat seberwarna apapun sikap tak boleh menghilangkan kehangatan pertemanan. Akan selalu ada keseiringan dalam menngintegrasikan makna. Bahwa kebutuhan rasa aman harus dinomor satukan daripada kesibukan merunyamkan perbedaan.

Memang semua pemikiran tak sama. Memang asa di jiwa juga tak pernah mau saling berkompromi. Karena memang standar hidup dan upaya menggenapkan ikhtiar tak pernah bisa diseiringkan. Tapi itulah hebatnya negeri cinta. Rasa cinta untuk bersaudara jauh jauh lebih besar daripada perbedaan. Selalu ada solusi untuk menyatukan pikiran yang berbeda. Selalu ada benang yang menyambungkan kekoyakan pemahaman. Karena semuanya tahu bahwa tujuan lebih besar dari hidup yang fana harus didahulukan dari kepentingan pribadi yang terkadang tak cerdas menikamti perbedaan.

Kita memang dicipta berbeda. Asa dan ikhtiar kita juga jauh berbeda. Namun selalu terbetik keinginan menyatukan sisi-sisi hidup yang bisa dikompromikan. Wajar tidak ada gejolak ketika semuanya diminta bersama bukan karena dipaksa.

Di negeri cinta ini semua orang sadar akan tugasnya dicipta di dunia. Mereka senantiasa terpanggil memenuhi jamuan Tuhan setiap adzan berkumandang. Mereka juuga senantiasa patuh jalankan apa yang diperintahkan. Mereka juga sangat tahu untuk tinggalkan apa yang dilarang

Di negeri cinta tak kita temukan kehidupan sia-sia. Tak ada kemarahan yang melunturkan ketaatan. Hanya ada kebersamaan merajut mimpi merenda masa depan.
Rakyat negeri ini tak pernah merasakan keringkihan jiwa meski tiada berpunya. Karena akan selalu ada keinginan berbagi apa yang dipunya demi senyum merekah pada orang yang tiada berpunya. Selalu ada kesadaran untuk memberikan sebagaian harta yang Allah titipkan kepada sesama yang membutuhkannya. Sebaliknya tiada pemberiaan yang dia-siakan meski hanya dengan mengucap terima kasih. Keringkihan harta tak akan pernah bisa meringkihan kesyukuran pada Alllah yang pemberiannya selalu lebih besar dari ujian.

Pemimpin negeri ini begitu menyayangi rakyatnya. Tak pernah ada kedzaliman. Juga tak ada pembiaran masyarakat pada garis-garis kemiskinan. Tiada pernah terjadi kasus di negeri ini pemimpin ingin dilayani. Bahkan sebaliknya pemimpin yang dipilih selalu bersemangat melayani. Walau meski mengorbankan waktu tidur, harta bahkan nyawa sekalipun. Di negeri ini limpahan kasih pemimpin kepada rakyatnya laksana ayah bagi anak-anaknya. Seumpama suami untuk istrinya. Tiada akan pernah ada penelantaran dan penyia-nyiakan hak kehidupan.

Di negeri ini anak amat hormat pada orang tuanya. Suami amat sayang pada istrinya begitu juga sebaliknya. Tetesan embun kasih sayang selalu menyirami pepohonan keluarga di negeri ini. Sungguh negeri ini selalu dirindukan. Walau telah terdarati semua sisi dunia lain, semua penghuni negeri ini akan selalu rindu dengan kampung halamannya.

Begitulah negeri ini. Begitu mempesona dan mengundang decak kagum tiada henti-hentinya. Inilah madani cinta. Kelak madani cinta bukan hanya sekedar angan-angan, tapi akan menjadi kenyataan yang tiada terbantahkan. Hanya soal waktu dan kemauan semua angan-angan itu akan menjadi kenyataan. Mari hadirkan madani cinta dalam kehidupan kita. []


Penulis : Sardini Ramadhan
Pendiri KPK (Komunitas Pena Khatulistiwa), Publik Manager SBS (Sang Bintang School)
Blog: akhiarden-sardini.blogspot.com

0 comments:

Post a Comment