Anak Pengungsi Suriah tidur hanya beralaskan sajadah (foto Al Arabiya) |
Kudeta militer terhadap Presiden Muhammad Mursi bukan hanya membawa petaka bagi jutaan rakyat Mesir. Puluhan ribu pengungsi Suriah di negeri piramida itu pun turut sengsara. Mereka kini diburu oleh polisi dan ditangkapi.
Semasa pemerintahan Mursi, pengungsi Suriah diperbolehkan masuk ke Mesir tanpa dibebankan visa dan dokumen-dokumen lainnya. Bahkan, banyak diantara pengungsi Suriah yang tidak memiliki paspor diijinkan masuk ke negeri itu.
Begitu Mursi dikudeta, peraturan baru kini menghantui mereka. Setiap pengungsi diharuskan mengurus visa berbayar. Beberapa dokumen-dokumen lainnya juga harus mereka urus yang memakan biaya tak sedikit. Akhirnya, banyak diantara pengungsi yang bersembunyi dari kejaran petugas kepolisian Mesir, lansir Republika Online, Sabtu (10/8) malam.
"Sebelum insiden yang baru-baru ini terjadi di Mesir, Warga Suriah bisa menikmati kebebasan. Sekarang kebanyakan orang Suriah dipaksa untuk bersembunyi," ujar salah seorang pengungsi, Al-Homasi seperti dilansir dari situs berita lokal Anadolu Agency, Jum’at (9/8).
Pengungsi lain mengatakan, anjloknya perekonomian Mesir akibat pergolakan politik membuat mereka mencari akal untuk mendapatkan pemasukan. Salah satunya, dengan 'memeras' para pengungsi yang jelas datang kenegaranya untuk mendapatkan perlindungan. Warga Suriah yang tertangkap tidak memiliki visa atau izin tinggal akan ditahan untuk kemudian bisa ditebus pihak keluarga mereka.
Akhirnya, pengungsi Suriah yang tersebar di beberapa titik di Kairo memilih untuk merayakan hari raya Idul Fitri dan berlebaran di rumah mereka. Mereka enggan untuk keluar disebabkan maraknya penangkapan oleh Kepolisian Mesir.
Sebagaimana didata oleh Badan pengungsi PBB (UNHCR) di Mesir, saat ini setidaknya 90 ribu pengungsi Suriah berada di Mesir yang tak jelas nasibnya. [IK/Rpb]
Semasa pemerintahan Mursi, pengungsi Suriah diperbolehkan masuk ke Mesir tanpa dibebankan visa dan dokumen-dokumen lainnya. Bahkan, banyak diantara pengungsi Suriah yang tidak memiliki paspor diijinkan masuk ke negeri itu.
Begitu Mursi dikudeta, peraturan baru kini menghantui mereka. Setiap pengungsi diharuskan mengurus visa berbayar. Beberapa dokumen-dokumen lainnya juga harus mereka urus yang memakan biaya tak sedikit. Akhirnya, banyak diantara pengungsi yang bersembunyi dari kejaran petugas kepolisian Mesir, lansir Republika Online, Sabtu (10/8) malam.
"Sebelum insiden yang baru-baru ini terjadi di Mesir, Warga Suriah bisa menikmati kebebasan. Sekarang kebanyakan orang Suriah dipaksa untuk bersembunyi," ujar salah seorang pengungsi, Al-Homasi seperti dilansir dari situs berita lokal Anadolu Agency, Jum’at (9/8).
Pengungsi lain mengatakan, anjloknya perekonomian Mesir akibat pergolakan politik membuat mereka mencari akal untuk mendapatkan pemasukan. Salah satunya, dengan 'memeras' para pengungsi yang jelas datang kenegaranya untuk mendapatkan perlindungan. Warga Suriah yang tertangkap tidak memiliki visa atau izin tinggal akan ditahan untuk kemudian bisa ditebus pihak keluarga mereka.
Akhirnya, pengungsi Suriah yang tersebar di beberapa titik di Kairo memilih untuk merayakan hari raya Idul Fitri dan berlebaran di rumah mereka. Mereka enggan untuk keluar disebabkan maraknya penangkapan oleh Kepolisian Mesir.
Sebagaimana didata oleh Badan pengungsi PBB (UNHCR) di Mesir, saat ini setidaknya 90 ribu pengungsi Suriah berada di Mesir yang tak jelas nasibnya. [IK/Rpb]
0 comments:
Post a Comment