Edward Snowden, baru-baru ini, mengungkapkan bahwa game Angry Birds digunakan sebagai alat mata-mata oleh badan intelijen AS atau NSA dengan memanfaatkan celah permission untuk mengakses location sharing dan foto.
Menyikapi tuduhan itu, pengembang Angry Birds membantahnya dan menegaskan bahwa Rovio tidak bekerja sama dengan agen pemerintah manapun.
"Rovio Entertainment Ltd, yang berkantor pusat di Finlandia, tidak berbagi data, berkolaborasi atau berkolusi dengan agen mata-mata pemerintah seperti NSA atau GCHQ (Inggris) atau agen mana saja di dunia," tulis pihak Rovio, yang dikutip detikINET dari Tech Crunch, Rabu (29/1).
Namun Rovio tak menampik bila mungkin saja pencurian data dilakukan terhadap pengguna Angry Birds, tapi bukan melalui game itu sendiri, melainkan campur tangan dari pihak ketiga.
"Kami menduga pengawasan dapat dilakukan melalui jaringan iklan pihak ketiga yang digunakan oleh jutaan situs web komersial dan aplikasi mobile di semua industri. Jika benar, Rovio tidak akan mengizinkan atau meyerahkan data pribadi dari aplikasi Rovio," urainya.
"Bahkan CEO Rovio Mikael Hed ikut turut campur untuk memeriksa kemitraan iklan untuk melihat potensi tersebut," tuntas pihak Rovio.
Snowden mengatakan Angry Birds bukanlah satu-satunya aplikasi mobile yang digunakan NSA untuk mengintai pengguna. Hal tersebut selaras dengan laporan New York Times yang menyebutkan bahwa sebenarnya NSA telah mengintai lokasi pengguna dan mencuri daftar kontak melalui aplikasi komersil sejak tahun 2007 silam.
Namun sepertinya NSA tak terima begitu saja dengan isu yang menyudutkannya dan mengeluarkan pernyataan resmi untuk menepisnya.
"Kami diberi wewenang oleh hukum untuk mengumpulkan data valid untuk tujuan intelejen serta kontra intelejen asing," sebut NSA dalam pernyataan resminya. [AM/DetikINET/bersamadakwah]
Menyikapi tuduhan itu, pengembang Angry Birds membantahnya dan menegaskan bahwa Rovio tidak bekerja sama dengan agen pemerintah manapun.
"Rovio Entertainment Ltd, yang berkantor pusat di Finlandia, tidak berbagi data, berkolaborasi atau berkolusi dengan agen mata-mata pemerintah seperti NSA atau GCHQ (Inggris) atau agen mana saja di dunia," tulis pihak Rovio, yang dikutip detikINET dari Tech Crunch, Rabu (29/1).
Namun Rovio tak menampik bila mungkin saja pencurian data dilakukan terhadap pengguna Angry Birds, tapi bukan melalui game itu sendiri, melainkan campur tangan dari pihak ketiga.
"Kami menduga pengawasan dapat dilakukan melalui jaringan iklan pihak ketiga yang digunakan oleh jutaan situs web komersial dan aplikasi mobile di semua industri. Jika benar, Rovio tidak akan mengizinkan atau meyerahkan data pribadi dari aplikasi Rovio," urainya.
"Bahkan CEO Rovio Mikael Hed ikut turut campur untuk memeriksa kemitraan iklan untuk melihat potensi tersebut," tuntas pihak Rovio.
Snowden mengatakan Angry Birds bukanlah satu-satunya aplikasi mobile yang digunakan NSA untuk mengintai pengguna. Hal tersebut selaras dengan laporan New York Times yang menyebutkan bahwa sebenarnya NSA telah mengintai lokasi pengguna dan mencuri daftar kontak melalui aplikasi komersil sejak tahun 2007 silam.
Namun sepertinya NSA tak terima begitu saja dengan isu yang menyudutkannya dan mengeluarkan pernyataan resmi untuk menepisnya.
"Kami diberi wewenang oleh hukum untuk mengumpulkan data valid untuk tujuan intelejen serta kontra intelejen asing," sebut NSA dalam pernyataan resminya. [AM/DetikINET/bersamadakwah]
0 comments:
Post a Comment