Siapa sangka, wanita muda juru bicara deputi Kementerian Luar Negeri Jerman ternyata adalah seorang muslimah. Sawsan Chebli sendiri sadar, orang lain tidak akan menduga bahwa dirinya muslimah, sebab ia belum berkerudung. Meski demikian, ia berusaha untuk menjaga shalat, puasa, tidak makan babi dan tidak minum alkohol.
Chebli tercatat sebagai juru bicara muslim pertama dalam sejarah kementerian luar negeri Jerman.
"Jika melihat penampilan, Anda mungkin tak menduga saya seorang Muslim karena saya tak berkerudung,'' kata Chebli, akhir pekan lalu kepada Deutsche Presse-Agentur (DPA), yang dikutip On Islam, Selasa (28/1).
Muslimah berusia 35 tahun ini merupakan wanita kelahiran Jerman berdarah Palestina. Ia mulai dipekerajakan pada akhir pekan lalu oleh Menteri Luar Negeri Jerman yang baru, Frank-Walter Steinmeier.
Kebaradaan Chebli melawan tradisi puluhan tahun Kementerian Luas Negeri Jerman yang hanya membolehkan urusan diplomasi dilakukan para aristokrat.
Diplomat Muslim pernah menduduki posisi di kaukus Parlemen Demokratik di samping berurusan dengan etnis minoritas di Pemerintah Kota Berlin.
Lahir di Berlin, Chebli, yang orang tuanya pindah ke Jerman pada 1970-an mendapat kewarganegaraan Jerman saat usianya 15 tahun. Alumnus ilmu politik itu juga pernah bekerja selama enam tahun di Parlemen Jerman (Bundestag).
Menyambut posisinya di Kementerian Luar Negeri, Chebli mengatakan, "Saya harap suatu hari, (perbedaan) agama dan ras akan dianggap sebagai hal yang normal."
Warga Muslim Jerman saat ini berjumlah sekitar 3,4 juta dari total polulasi 82 juta orang. [AM/ROL/bersamadakwah]
Chebli tercatat sebagai juru bicara muslim pertama dalam sejarah kementerian luar negeri Jerman.
"Jika melihat penampilan, Anda mungkin tak menduga saya seorang Muslim karena saya tak berkerudung,'' kata Chebli, akhir pekan lalu kepada Deutsche Presse-Agentur (DPA), yang dikutip On Islam, Selasa (28/1).
Muslimah berusia 35 tahun ini merupakan wanita kelahiran Jerman berdarah Palestina. Ia mulai dipekerajakan pada akhir pekan lalu oleh Menteri Luar Negeri Jerman yang baru, Frank-Walter Steinmeier.
Kebaradaan Chebli melawan tradisi puluhan tahun Kementerian Luas Negeri Jerman yang hanya membolehkan urusan diplomasi dilakukan para aristokrat.
Diplomat Muslim pernah menduduki posisi di kaukus Parlemen Demokratik di samping berurusan dengan etnis minoritas di Pemerintah Kota Berlin.
Lahir di Berlin, Chebli, yang orang tuanya pindah ke Jerman pada 1970-an mendapat kewarganegaraan Jerman saat usianya 15 tahun. Alumnus ilmu politik itu juga pernah bekerja selama enam tahun di Parlemen Jerman (Bundestag).
Menyambut posisinya di Kementerian Luar Negeri, Chebli mengatakan, "Saya harap suatu hari, (perbedaan) agama dan ras akan dianggap sebagai hal yang normal."
Warga Muslim Jerman saat ini berjumlah sekitar 3,4 juta dari total polulasi 82 juta orang. [AM/ROL/bersamadakwah]
0 comments:
Post a Comment