Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Proyek Siloam Ditentang Warga, Wali Kota Padang Maki-Maki Gubernur dan PKS

Written By mimin on Tuesday, February 18, 2014 | 8:11 PM

Wali Kota Padang Fauzi Bahar
Wali Kota Padang Fauzi Bahar tidak dapat menahan emosinya saat menghadapi demo warga Minangkabau yang menolak Super Blok Siloam. Ia menuding Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berada di balik aksi itu. Ia juga memaki-maki Gubernur Sumatera Barat di depan demonstran.

“Kurang ajar, anjing semuanya,” kata Fauzi saat menutup pidatonya sambil berlalu.

Menurut Fauzi, pendemo datang dengan menggunakan mobil PKS. Selanjutnya, mereka ditampung di kantor gubernur sebelum bergerak menuju lokasi Fauzi menyampaikan pidato. Fauzi yang marah kemudian menyerang PKS dengan kata-kata kasar.

"Saya sampaikan ada di handphone ibu-ibu, sampaikan ke sanak saudara kita semua, kalau PKS lagi anda ingin kacau negeri ini," kata

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno membantah mendalangi demo ini. Irwan menegaskan tak mungkin pemerintah berada di belakang demo menolak Super Blok Siloam.

Demonstrasi menolak Super Blok Siloam di Padang ini bukan yang pertama. Sejak tahun lalu, sejumlah ormas Islam telah menyuarakan keberatannya pada pembangunan Super Blok Siloam yang ditengarai memiliki misi Kristenisasi.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat telah melayangkan surat ke DPRD Kota Padang dan Pemerintah Kota Padang pada Juni 2013 lalu, tentang sikap tegas penolakan rencana pembangunan super blok Siloam yang telah menimbulkan keresahan masyarakat.

Ketua Bidang Fatwa dan Hukum MUI Sumbar Gusrizal Gazahar di Padang, mengatakan, pembangunan Super Blok Siloam dikhawatirkan dapat merusak akidah umat dan masyarakat Minangkabau.

"Sikap tegas MUI serta ormas Islam setelah melalui pertimbangan yang matang, mengkaji dari berbagai aspek, termasuk juga dengan LKAAM, pemangku adat, dan sebagainya," ucapnya seperti dikutip Merdeka.com. Jika pembangunan tersebut tetap dilakukan, maka MUI menyatakan hal itu sebagai sesuatu yang sensitif.

Dia mengungkapkan, penolakan tersebut karena pemilik Siloam, James T. Riadinya pada 2001 pernah menyatakan akan mengkristenisasikan desa-desa miskin di Indonesia, dan mendapat protes dari Muhammadiyah pusat.

MUI Sumbar juga menilai adanya pembangunan super blok siloam (rumah sakit, mall, sekolah, hotel dan sarana lain), tidak murni sebagai suatu bisnis, namun terdapat berbagai macam yang ujungnya bisa merobah wajah Sumbar dan Minangkabau yang memiliki falsafah "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah (ABSSBK)".

"Kita jangan hanya melihat lapangan kerja yang akan dapat dibuka, namun juga segi keimanan, jika hanya lapangan kerja, saat ini juga ada beberapa rumah sakit yang sedang dibangun di Kota Padang dan tentu dapat menampung lapangan kerja," kata Gusrizal seperti dikutip Antara.

Oleh karena itu, tutur Gusrizal, seorang pimpinan daerah, jangan sesekali mengatakan jaminan 100 persen pada siapa pun. Pasalnya, pimpinan mengatakan itu tidak akan bertahan selamanya di jabatan, dan kelak entah dimana.

"Sebab itu dengarkan umat, ulama, pemimpin umat informal, sebab mereka hanya bertugas menjaga akidah di negeri ini," tegasnya. [AM/Bersamadakwah]

0 comments:

Post a Comment