Sebuah survei yang dirilis Selasa (18/2) menemukan Malaysia sebagai negara pertama tujuan wisata muslim, di atas puluhan negara-negara Arab dan Timur Tengah yang tengah gencar membangun industri pariwisata.
“Pusat Wisata Islam Malaysia terus mengedukasi industri bagaimana melayani wisatawan muslim,” kata CEO Fazal Bahardeen kepada AFP.
"Sekarang semakin banyak rumah makan dan hotel dengan sertifikasi halal,” tambahnya. Ia juga menambahkan, di Malaysia telah dilengkapi kolam renang dan pusat kebugaran yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Seperti dilansir OnIslam.net, setelah Malaysia, survei yang dirilis Lembaga Survei Wisata Muslim yang berbasis di Singapura ini menempatkan Uni Emirat Arab sebagai tujuan kedua wisata muslim dunia, Turki ketiga, dan Indonesia keempat. Sedangkan urutan kelima hingga kesepuluh secara berurutan adalah Arab Saudi, Singapura, Maroko, Yordania, Qatar dan Tunisia.
Hasil survei ini dievaluasi menurut perhatian negara-negara tersebut terhadap kebutuhan wisatawan Muslim.
Persyaratan ini termasuk keberadaan dan aksesibilitas restoran halal dengan daging yang disembelih dengan standar Islam dan penyediaan ruang shalat di bandara, pusat perbelanjaan dan hotel.
Pasar pariwisata Muslim menyumbang sekitar 13 % dari pasar perjalanan global dan diperkirakan senilai $ 140 miliar di tahun 2013. Hal ini diperkirakan akan naik menjadi $ 200 miliar pada 2020, menurut Bahardeen. [IK/bersamadakwah]
“Pusat Wisata Islam Malaysia terus mengedukasi industri bagaimana melayani wisatawan muslim,” kata CEO Fazal Bahardeen kepada AFP.
"Sekarang semakin banyak rumah makan dan hotel dengan sertifikasi halal,” tambahnya. Ia juga menambahkan, di Malaysia telah dilengkapi kolam renang dan pusat kebugaran yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Seperti dilansir OnIslam.net, setelah Malaysia, survei yang dirilis Lembaga Survei Wisata Muslim yang berbasis di Singapura ini menempatkan Uni Emirat Arab sebagai tujuan kedua wisata muslim dunia, Turki ketiga, dan Indonesia keempat. Sedangkan urutan kelima hingga kesepuluh secara berurutan adalah Arab Saudi, Singapura, Maroko, Yordania, Qatar dan Tunisia.
Hasil survei ini dievaluasi menurut perhatian negara-negara tersebut terhadap kebutuhan wisatawan Muslim.
Persyaratan ini termasuk keberadaan dan aksesibilitas restoran halal dengan daging yang disembelih dengan standar Islam dan penyediaan ruang shalat di bandara, pusat perbelanjaan dan hotel.
Pasar pariwisata Muslim menyumbang sekitar 13 % dari pasar perjalanan global dan diperkirakan senilai $ 140 miliar di tahun 2013. Hal ini diperkirakan akan naik menjadi $ 200 miliar pada 2020, menurut Bahardeen. [IK/bersamadakwah]
0 comments:
Post a Comment