Oleh : M. Lili Nur Aulia
Sejak awal tahun 2010, terasa sekali berbagai indikator yang muncul terkait rencana Yahudisasi Al-Quds. Lihatlah, intensitas aksi serangan Yahudi radikal ke Masjid Al-Aqsa yang berulangkali terjadi hingga tentara Israel berani melontarkan tembakan gas air mata dan peluru karet ke arah pintu ruang utama Masjid yang disebut Masjid Al-Qibali. Hingga persitiwa menghebohkan yang terjadi, peresmian Sinagog terbesar bernama Kharab.
Sebuah kajian dari Al-Quds International Institution menyebut Zionis memang ingin aksi lebih konkret di tahun 2010 ini. Terlebih dengan latar belakang pengalaman buruk yang dialami Zionis Israel paska kegagalan perang atas Lebanon, setelah keterpurukan luar biasa karena tak mampu mengalahkan Hamas di Gaza, juga kegagalan melakukan Yahudisasi atas Al-Quds sepanjang 43 tahun. Terjadi pula beberapa perubahan paradigma komunitas Yahudi, dari yang menganggap kesucian sejarah Yahudi ada di area Masjid Al-Aqsa dan menyebutnya sebagai lokasi sakral bagi Yahudi. Dan perubahan paradigma sebagian Yahudi yang menganggap Kuil III tak perlu dibangun di atas tanah Masjid Al-Aqsa.
Rangkaian peristiwa itu mendorong Zionis Israel berkeras untuk bisa mewujudkan target kejahatannya secara lebih terukur. Dan itulah yang dirasakan langsung oleh Al-Quds sejak awal tahun 2009, bersamaan dengan aksi gila militer Israel atas Gaza. Tahun 2009 menjadi tahun derita paling berat bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa dan Al-Quds, mengingat terlampau seringnya tentara Israel menyerang Masjid Al-Aqsa dan terlampau banyaknya penduduk Al-Quds yang diusir dan dikuasai Israel tanah serta rumah mereka.
Mengenal Bahaya Sinagog Kharab
Sinagog Kharab adalah bangunan sinagog terbesar milik Israel yang berjarak beberapa puluh meter saja dari Masjid Al-Aqsa. Kisah tentang sinagog ini sesungguhnya sudah bermula sejak tahun 2001. kala itu, Zionis Israel menetapkan pembangunannya dengan asumsi biaya tak kurang dari 12 juta dollar, yang sudah terkumpul dari subsidi Israel dan berbagai konglomerat Yahudi di seluruh dunia.
Pembangunannya sendiri baru dimulai di tahun 2006, usai digambarkan peta lokasi dan konstruksi bangunannya secara utuh berdasarkan peta sebuah sinagog yang hancur di tahun 1948. Israel, melalui keterangan resmi mereka, menjelaskan misi pengelolaan Sinagog Kharab melalui sebuah lembaga bernama �Dana Budaya Tembok Ratapan.�
Sinagog yang letaknya bersebelahan dengan Masjid Al-Umari, di atas tanah wakaf yang diberikan penduduk Palestina itu, memiliki tinggi bangunan 24 meter dan kubahnya memiliki 12 jendela. Dengan kubah warna putih, keberadaan sinagog sangat mencolok bila dilihat dari lokasi Masjid Al-Aqsa. Apalagi bila diketahui jaraknya memang dekat dengan tembok sisi barat Masjid Al-Aqsa, yang di sisinya adalah Masjid Al-Umari, sebuah masjid bersejarah milik umat Islam yang ditutup oleh Zionis Israel. Konstruksi bangunan kubah Sinagog yang besar dan berwarna putih juga menunjukkan untuk kian menyamarkan simbol Masjid Al-Aqsa dan Masjid Qubbatu Shakhrah (kubah emas) yang ada di Al-Quds.
Tiga bulan sebelum akhirnya diresmikan pada 16 Maret 2010, berbagai media massa Zionis Israel sudah gencar mengangkat informasi peresmian Sinagog Kharab ini. Media-media massa Israel telah menyebutkan bahwa proyek pembangunan Sinagog Kharab itu akan rampung di pertengahan bulan Maret 2010. Dan, sesuai banyak artikel yang dimuat di harian Haaretz berbahasa Ibrani, peresmian Sinagog Kharab adalah langkah fenomenal Yahudi sebagai tanda mereka berhasil mengukuhkan Al-Quds sebagai ibukota Israel, keberhasilan penting Yahudisasi Al-Quds, dan sinagog itu akan menjadi simbol penting bagi ritual Yahudi di Al-Quds. Seiring dengan informasi peresmian Sinagog Kharab, atau sejak awal tahun 2010, beragam kelompok ortodoks Yahudi pun melakukan sejumlah aksi �pemanasan� dengan beberapa kali menggelar ritual di halaman masjid, meski harus berhadapan dengan pemuda Palestina yang mencoba menghalangi mereka. Tapi aksi-aksi itu bisa dikatakan berhasil karena didukung oleh aparat polisi dan tentara Israel. bersambung ke Sinagog Kharab; Awal Tanda Kehancuran Masjid Al-Aqsa? (2) [Sumber: Majalah Tarbawi edisi 225]
Sejak awal tahun 2010, terasa sekali berbagai indikator yang muncul terkait rencana Yahudisasi Al-Quds. Lihatlah, intensitas aksi serangan Yahudi radikal ke Masjid Al-Aqsa yang berulangkali terjadi hingga tentara Israel berani melontarkan tembakan gas air mata dan peluru karet ke arah pintu ruang utama Masjid yang disebut Masjid Al-Qibali. Hingga persitiwa menghebohkan yang terjadi, peresmian Sinagog terbesar bernama Kharab.
Sebuah kajian dari Al-Quds International Institution menyebut Zionis memang ingin aksi lebih konkret di tahun 2010 ini. Terlebih dengan latar belakang pengalaman buruk yang dialami Zionis Israel paska kegagalan perang atas Lebanon, setelah keterpurukan luar biasa karena tak mampu mengalahkan Hamas di Gaza, juga kegagalan melakukan Yahudisasi atas Al-Quds sepanjang 43 tahun. Terjadi pula beberapa perubahan paradigma komunitas Yahudi, dari yang menganggap kesucian sejarah Yahudi ada di area Masjid Al-Aqsa dan menyebutnya sebagai lokasi sakral bagi Yahudi. Dan perubahan paradigma sebagian Yahudi yang menganggap Kuil III tak perlu dibangun di atas tanah Masjid Al-Aqsa.
Rangkaian peristiwa itu mendorong Zionis Israel berkeras untuk bisa mewujudkan target kejahatannya secara lebih terukur. Dan itulah yang dirasakan langsung oleh Al-Quds sejak awal tahun 2009, bersamaan dengan aksi gila militer Israel atas Gaza. Tahun 2009 menjadi tahun derita paling berat bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa dan Al-Quds, mengingat terlampau seringnya tentara Israel menyerang Masjid Al-Aqsa dan terlampau banyaknya penduduk Al-Quds yang diusir dan dikuasai Israel tanah serta rumah mereka.
Mengenal Bahaya Sinagog Kharab
Sinagog Kharab adalah bangunan sinagog terbesar milik Israel yang berjarak beberapa puluh meter saja dari Masjid Al-Aqsa. Kisah tentang sinagog ini sesungguhnya sudah bermula sejak tahun 2001. kala itu, Zionis Israel menetapkan pembangunannya dengan asumsi biaya tak kurang dari 12 juta dollar, yang sudah terkumpul dari subsidi Israel dan berbagai konglomerat Yahudi di seluruh dunia.
Pembangunannya sendiri baru dimulai di tahun 2006, usai digambarkan peta lokasi dan konstruksi bangunannya secara utuh berdasarkan peta sebuah sinagog yang hancur di tahun 1948. Israel, melalui keterangan resmi mereka, menjelaskan misi pengelolaan Sinagog Kharab melalui sebuah lembaga bernama �Dana Budaya Tembok Ratapan.�
Sinagog yang letaknya bersebelahan dengan Masjid Al-Umari, di atas tanah wakaf yang diberikan penduduk Palestina itu, memiliki tinggi bangunan 24 meter dan kubahnya memiliki 12 jendela. Dengan kubah warna putih, keberadaan sinagog sangat mencolok bila dilihat dari lokasi Masjid Al-Aqsa. Apalagi bila diketahui jaraknya memang dekat dengan tembok sisi barat Masjid Al-Aqsa, yang di sisinya adalah Masjid Al-Umari, sebuah masjid bersejarah milik umat Islam yang ditutup oleh Zionis Israel. Konstruksi bangunan kubah Sinagog yang besar dan berwarna putih juga menunjukkan untuk kian menyamarkan simbol Masjid Al-Aqsa dan Masjid Qubbatu Shakhrah (kubah emas) yang ada di Al-Quds.
Tiga bulan sebelum akhirnya diresmikan pada 16 Maret 2010, berbagai media massa Zionis Israel sudah gencar mengangkat informasi peresmian Sinagog Kharab ini. Media-media massa Israel telah menyebutkan bahwa proyek pembangunan Sinagog Kharab itu akan rampung di pertengahan bulan Maret 2010. Dan, sesuai banyak artikel yang dimuat di harian Haaretz berbahasa Ibrani, peresmian Sinagog Kharab adalah langkah fenomenal Yahudi sebagai tanda mereka berhasil mengukuhkan Al-Quds sebagai ibukota Israel, keberhasilan penting Yahudisasi Al-Quds, dan sinagog itu akan menjadi simbol penting bagi ritual Yahudi di Al-Quds. Seiring dengan informasi peresmian Sinagog Kharab, atau sejak awal tahun 2010, beragam kelompok ortodoks Yahudi pun melakukan sejumlah aksi �pemanasan� dengan beberapa kali menggelar ritual di halaman masjid, meski harus berhadapan dengan pemuda Palestina yang mencoba menghalangi mereka. Tapi aksi-aksi itu bisa dikatakan berhasil karena didukung oleh aparat polisi dan tentara Israel. bersambung ke Sinagog Kharab; Awal Tanda Kehancuran Masjid Al-Aqsa? (2) [Sumber: Majalah Tarbawi edisi 225]
0 comments:
Post a Comment