Seorang mantan tentara AS memilih untuk meninggalkan negerinya dan terbang ke Kenya setelah masuk Islam. Craig Baxam, nama mualaf itu diduga kuat bermaksud untuk bergabung dengan gerakan jihad Al-Shabab (حركة الشباب المجاهدين).
Menurut keterangan resmi Kejaksaan Agung Amerika, Craig Baxam diam-diam menjadi mualaf setelah keluar dari angkatan darat AS bulan Juli 2011 lalu. Baxam yang berusia 24 tahun itu terbang ke Kenya dan berupaya meneruskan perjalanan ke Somalia.
Diperkirakan, mantan tentara AS yang pernah bertugas di Irak dan Korea itu bermaksud untuk bergabung dengan Al-Shabab untuk hidup sesuai dengan keyakinannya dan turut berjihad bersama gerakan militan itu. Sayangnya, dalam perjalanannya Baxam ditangkap oleh polisi Kenya dekat Mombasa, sebelum menyeberang perbatasan.
Voanews mengatakan, mualaf yang pernah terlatih dalam tulisan sandi dan intelijen dalam angkatan darat AS itu dapat terancam hukuman sampai 15 tahun penjara kalau didapati bersalah atau benar-benar terbukti bergabung dengan Al-Shabab.
Al-Shabab merupakan gerakan jihad yang sangat keras menentang segala hal yang berbau Barat. Gerakan militan itu juga sedang berusaha menggulingkan pemerintah yang didukung PBB dan mendirikan negara Islam.
Al-Shabab memiliki kekuatan yang tidak tanggung-tanggung, -konon pada Mei 2011 berjumlah 14.426 militan- karena berani menghadapi ribuan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, militer Kenya, militer Ethiopia dan drone-drone Amerika. Al-Shahab juga memproklamirkan bahwa gerakan itu mendukung Al-Qaida. [IK/Rpb/bsb]
Menurut keterangan resmi Kejaksaan Agung Amerika, Craig Baxam diam-diam menjadi mualaf setelah keluar dari angkatan darat AS bulan Juli 2011 lalu. Baxam yang berusia 24 tahun itu terbang ke Kenya dan berupaya meneruskan perjalanan ke Somalia.
Diperkirakan, mantan tentara AS yang pernah bertugas di Irak dan Korea itu bermaksud untuk bergabung dengan Al-Shabab untuk hidup sesuai dengan keyakinannya dan turut berjihad bersama gerakan militan itu. Sayangnya, dalam perjalanannya Baxam ditangkap oleh polisi Kenya dekat Mombasa, sebelum menyeberang perbatasan.
Voanews mengatakan, mualaf yang pernah terlatih dalam tulisan sandi dan intelijen dalam angkatan darat AS itu dapat terancam hukuman sampai 15 tahun penjara kalau didapati bersalah atau benar-benar terbukti bergabung dengan Al-Shabab.
Al-Shabab merupakan gerakan jihad yang sangat keras menentang segala hal yang berbau Barat. Gerakan militan itu juga sedang berusaha menggulingkan pemerintah yang didukung PBB dan mendirikan negara Islam.
Al-Shabab memiliki kekuatan yang tidak tanggung-tanggung, -konon pada Mei 2011 berjumlah 14.426 militan- karena berani menghadapi ribuan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika, militer Kenya, militer Ethiopia dan drone-drone Amerika. Al-Shahab juga memproklamirkan bahwa gerakan itu mendukung Al-Qaida. [IK/Rpb/bsb]
0 comments:
Post a Comment